1.
Bagaimana sebenarnya Islam
memandang konsep waktu?
Jawab :
Konsep waktu di dalam Islam sangat penting, bahkan semua kemampuan dan
kecerdasan untuk menjadi orang sukses tidak ada artinya kalau tidak memiliki
kesadaran tentang pentingnya waktu. Islam memandang bahwa waktu memiliki tiga
sifat. Pertama, waktu adalah sangat singkat (QS. 23 : 112-114). Di dalam ayat
tersebut, Allah swt menyatakan bahwa waktu di dunia hanya kurang dari setengah
hari saja. Kedua, waktu adalah amanah (QS. 23 : 3), sehingga tidak boleh
disia-siakan untuk perkataan atau perbuatan yang tidak menambah pahala. Ketiga,
waktu adalah momentum (QS. 89 : 24), artinya harus disadari bahwa waktu tidak
akan terulang lagi, sehingga setiap momen dalam hidup kita harus digunakan
sebaik-baiknya agar tidak menyesal kelak.
2.
Allah sering kali bersumpah dengan
waktu dalam al Qur'an, apakah makna dibalik itu?
Jawab :
Para ulama bersepakat bahwa setiap kali Allah bersumpah tentang sesuatu di
dalam Al Qur’an maka hal tersebut menunjukkan sangat pentingnya sesuatu itu diperhatikan
oleh manusia. Di dalam Al Qur’an, Allah bersumpah dengan berbagai periode waktu
dalam sehari semalam. Di dalam surah Al Fajr ayat 1, Allah bersumpah dengan
waktu fajar. Di dalam surah Ad Dhuha ayat 1, Allah bersumpah dengan waktu dhuha.
Di dalam surah Al Lail ayat 2, Allah bersumpah dengan waktu siang. Di surah Al Ashr
ayat 1, Allah bersumpah dengan waktu ashar (sore), dan di dalam surah Al Lail
ayat 1, Allah bersumpah dengan waktu malam. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Allah menginginkan agar manusia memperhatikan waktu-waktunya dan tidak boleh
disia-siakan sedikitpun.
3.
Bagaimana seharusnya seorang
muslim memanfaatkan waktu?
Jawab :
Seorang muslim memanfaatkan waktu dengan melaksanakan surat Al Ashr ayat 1-3,
yang intinya menggunakan waktu untuk meningkatkan iman dan menambah amal sholeh,
serta untuk memperdalam ilmu dan berda’wah. Hal ini sesuai dengan yang Rasulullah
saw dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi : “Dunia ini terkutuk dan terkutuk
semua yang ada di dalamnya, kecuali orang orang yang selalu berzikir atau yang
semisalnya, orang yang selalu belajar dan mengajar.”
4.
Kapan seorang muslim sudah bisa
dikatakan memanfaatkan waktu dengan baik?
Jawab :
Seorang muslim bisa dikatakan memanfaatkan waktunya dengan baik apabila
sebagian besar waktunya habis untuk melaksanakan apa yang ada di dalam jawaban
nomor 3. Lalu bagaimana dengan waktu bekerja dan mencari nafkah? Waktu bekerja termasuk
di dalam amal sholeh atau zikir (ibadah) apabila niatnya untuk mencari ridho
Allah, sedang gaji adalah imbalan saja bukan tujuan bekerja.
5.
Apakah bila kita belum bisa
mengatur waktu dengan baik hukumnya berdosa?
Jawab :
Ya berdosa, karena banyak sekali ayat dan hadits di dalam Al Qur;an yang
memerintahkan kita untuk tidak menyi-nyiakan waktu. Di antaranya QS. Al Ashr
ayat 1-2; surah al Mu’minun ayat 1 dan 3, hadits Nabi yang menyatakan gunakalah
lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya. “Gunakan (carilah
keberuntungan) pada yang lima sebelum datang yang lima, yaitu : masa hidupmu
sebelum datang kematianmu; masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; waktu
luangmu sebelum datang masa sibukmu; masa mudamu sebelum datang masa tuamu; dan
masa kayamu sebelum jatuh miskin." (HR. Al-Hakim). Bahkan di dalam surat
Al A’raf ayat 179, Allah swt mencela orang yang tidak menggunakan hati dan
panca inderanya di sepanjang waktunya dengan benar dan menyebut mereka lebih
rendah dari binatang ternak karena telah lalai.
6.
Bagaimana pula keutamaan yang
didapat seorang muslim yang memanfaatkan waktu dengan baik?
Jawab :
Keutamaan seorang muslim yang menggunakan waktunya dengan baik adalah :
a)Disebut Allah sebagai muslim yang beruntung dengan ganjaran surga firdaus,
surga yang tertinggi (QS. Al Mu’minun ayat 1-11 ). b)Tercapai cita-citanya.
Sebab orang yang berhasil mencapai cita-citanya adalah orang yang konsisten
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengejar cita-citanya. Bukan orang
yang malas dan suka melakukan hal yang tidak bermanfaat. c)KelaK di akhirat
tidak akan menyesal, karena ia telah menggunakan waktunya di dunia dengan
sebaik-baiknya. d)Terhindar dari kesepian dan kejenuhan. Orang yang sering
kesepian dan cepat bosan adalah orang yang tidak mempunyai tujuan hidup,
sehingga akhirnya bingung bagaimana mengisi waktunya. Lalu terjebak dengan melakukan hal-hal yang tidak
penting.
7.
Bagaimana caranya agar waktu yang
kita jalani dilimpahi keberkahan?
Jawab :
Waktu akan menjadi berkah apabila diisi dengan kegiatan zikir dan ibadah,
selalu belajar dan mengajar (berda’wah) berdasarkan dalil : : “Dunia ini
terkutuk dan terkutuk semua yang ada di dalamnya, kecuali orang orang yang
selalu berzikir atau yang semisalnya, orang yang selalu belajar dan mengajar.”
(HR. Tirmidzi). Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan tidak melanggar
syari’at dan dengan meneladani nabi Muhammad saw.
8.
Dalam satu hari, adakah2
waktu-waktu tertentu yang dikhususkan oleh syariat karena memiliki keutamaan
tertentu?
Jawab :
Ada, dalam sehari ada waktu-waktu khusus yang diistimewakan Allah dan memiliki
ganjaran yang besar di sisi Allah swt, yakni waktu subuh dan ashar. Pada waktu
tersebut terjadi pergantian malaikat penjaga siang dan malam. Rasulullah saw
bersabda,"Para malaikat datang kepadamu pada pergantian malam dan siang,
dan mereka semua berkumpul pada waktu shalat subuh dan shalat ashar. Mereka
(para malaikat) yang melewatkan waktunya bersamamu naik (ke langit) dan Allah
bertanya kepada mereka, meskipun Dia tahu segala sesuatu tentang
kamu,"sedang apa hamba-hamba-Ku ketika kau tinggalkan?" para malaikat
menjawab,"ketika kami meninggalkan mereka, mereka sedang mengerjakan
shalat. Dan ketika kami menemui mereka, mereka sedang mengerjakan shalat"
(HR. Bukhari). Selain waktu subuh dan ashar, waktu dhuha juga memiliki
keutamaan untuk melakukan sholat dhuha dengan berbagai ganjarannya. Di
antaranya, Rasulullah saw bersabda : “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh
persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih
(subhanallah) bisa sebagai shadaqah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa
sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai
sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah.
Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang
dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan
melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no. 720). Waktu
sepertiga malam juga adalah waktu yang utama untuk kita isi dengan ibadah,
belajar dan membaca Al Qur’an. Oleh sebab itu jangan disia-siakan waktu malam
berlalu tanpa ibadah malam (tahajud). Di antara keutamaannya adalah : “Sesungguhnya
pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta
suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT
akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim). Nabi SAW bersabda
lagi :“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia )
ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang
menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta
kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan
kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )
9.
Bagaimana dengan waktu pagi,
adakah nash atau dalil tertentu yang mengutamakan waktu pagi?
Jawab :
Ada dalil tentang keutamaan waktu pagi. Dalam
hadits Rasulullah Shallallahu’ alahi wassallam yang shahih yaitu “Ya Allah
berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya” (HR. Abu Dawud no. 2606,
Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahih At-Targhiib wa Tarhiib no,
1693). Dan hadits : “Diberikan barakah kepada ummatku di pagi harinya” (HR. Abu
Dawud at-Thaayalisy dishahihkan Al Bani dalam Shahih Jami’ush Shaghir no.
2841). Rasulullah saw juga bersabda: “Seusai shalat fajar (subuh) janganlah
kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.” (HR. Thabrani). Di
dalam tiga hadits tersebut, Rasulullah saw menganjurkan agar mengutamakan waktu
pagi dan tidak menyia-nyiakannya dengan bermalas-malasan atau tidur lagi.
10.
Seburuk apa sebenarnya perilaku
tidur setelah sholat subuh?
Jawab :
Ibnul Qayyim mengatakan dalam kitabnya Zaadul
Ma’aad, bahwasanya orang yang tidur di pagi hari akan menghalanginya dari
mendapatkan rizki. Karena waktu subuh adalah waktu di mana makhluk mencari
rizkinya, dan pada waktu tersebut Allah membagi rizki para makhluk. Beliau
menukil dari Ibn ‘Abbas radliyallahu ‘anhu bahwasannya dia melihat anaknya
tidur di waktu pagi maka ia berkata kepada anaknya, “Bangunlah engkau! Apakah
kamu akan tidur sementara waktu pagi adalah waktu pembagian rezki?” Tidur yang
terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit.
Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang
berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut
orang-orang shalih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk,
mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka
melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan
datangnya barakah (banyak kebaikan).” Lalu, apa yang bisa kita lakukan seusai
shalat subuh? Banyak hal yang dapat kita lakukan. Setelah shalat subuh
berjamaah di masjid, kita bisa duduk untuk membaca Al-Qur’an atau olahraga.
Setelah itu, melakukan persiapan untuk segala aktivitas yang dilakukan pada hari
itu.
11.
Bagaimana Rasulullah mendidik
sahabat untuk waspada pada waktu? Adakah petikan kisahnya?
Jawab
: Rasulullah saw selalu mendidik isteri dan para sahabatnya untuk waspada
dengan waktu. Ada seseorang bertanya kepada Hafshah, “Seperti apa tempat tidur
Rasulullah di rumahmu? Ia menjawab, ‘Kain mori yang kami lipat dua kali, hingga
beliau tidur di atasnya. Pada suatu malam, saya beranggapan bahwa jika saya
melipatnya empat kali, niscaya tempat tidur itu menjadi empuk. Maka kami pun
melipatnya empat kali. Namun saat terbangun, beliau pun bertanya, ‘Apa yang
kalian sediakan untuk tempat tidurku tadi malam? Kami menjawab, ‘Itu memang
tempat tidur engkau, hanya saja kami melipatnya empat kali supaya lebih empuk”.
Maka Rasulullah bersabda, ‘Kembalikanlah seperti semula! Karena kempukkannya
telah menghalangiku untuk melaksanakan shalat malam”. (HR Tirmidzi). Riwayat tersebut
mengajarkan bahwa kita bisa lalai dengan keutamaan waktu disebabkan karena
ingin bersantai dan bermalas-malasan. Di dalam riwayat lain, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam melintas masuk ke dalam pasar dari tempat-tempat
tinggi sementara orang-orang berada di sisi beliau. Beliau melintasi bangkai
anak kambing dengan telinga melekat, beliau mengangkat telinganya lalu
bersabda: Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham? mereka
menjawab: Kami tidak mau memilikinya, untuk apa? Beliau bersabda: Apa kalian
mau (bangkai) ini milik kalian? mereka menjawab: Demi Allah, andai masih hidup
pun ada cacatnya karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam
keadaan sudah mati? Beliau bersabda: Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah
melebihi hinanya (bangkai) ini bagi kalian. (Shahih Muslim 2957-2). Di dalam
hadits ini, Rasulullah saw mendidik para sahabat dan kita umatnya agar
hati-hati dengan godaan dunia yang membuat kita hidup bersenang-senang dan
hura-hura. Lupa mengisi waktu di dunia dengan berbagai amalan untuk bekal di
akhirat kelak.
Tambahan Pertanyaan :
1. Manajemen waktu, perlu dilakukan oleh semua orang. Jika dikaitkan dengan dunia bisnis, bagaimana pengaruh manajemen waktu terhadap bisnis yang kita kelola?
Jawab : Pengaruh waktu dalam pengelolaan bisnis tentu saja sangat signifikan. Pebisnis yang sukses adalah pebisnis yang merencakan waktunya dengan baik. Dalam fase pelaksanaan, para pebisnis sukses juga bergerak cepat dan efisien, sehingga mereka cepat menangkap peluang dan menang dalam persaingan.
Tambahan Pertanyaan :
1. Manajemen waktu, perlu dilakukan oleh semua orang. Jika dikaitkan dengan dunia bisnis, bagaimana pengaruh manajemen waktu terhadap bisnis yang kita kelola?
Jawab : Pengaruh waktu dalam pengelolaan bisnis tentu saja sangat signifikan. Pebisnis yang sukses adalah pebisnis yang merencakan waktunya dengan baik. Dalam fase pelaksanaan, para pebisnis sukses juga bergerak cepat dan efisien, sehingga mereka cepat menangkap peluang dan menang dalam persaingan.
2.
Dalam mengelola bisnis atau
dalam pekerjaan, kita bisa melakukan korupsi waktu? Biasanya apa yang
menyebabkan orang mengorupsi waktu?
Jawab ;
Korupsi waktu disebabkan karena kurangnya perencanaan yang detail, sehingga
tidak tahu setelah menyelesaikan suatu pekerjaan apa lagi yang harus dilakukan.
Buatlah jadwal waktu secara detail (dari jam ke jam) kita mau melakukan apa.
Namun jangan terlalu ketat sehingga tidak ada jeda untuk istirahat. Lakukan
sesuatu dengan memperhatikan skala prioritas (lakukan yang lebih mendesak atau penting
dahulu). Sebab kedua orang korupsi waktu adalah ketika tahap action (pelaksanaan) mudah tergoda
dengan “interupsi waktu” yang datang dari lingkungan (misalnya bermain games,
jalan-jalan ke mall, ajakan mengobrol atau ngerumpi, dan lain-lain). Oleh sebab
itu, kita harus tegas untuk tidak tergoda dengan “interupsi waktu” tersebut.
3.
Kita kenal ada empat kuadran
aktivitas manusia-nya Stephen Covey ( Penting tapi tidak Genting; Penting dan
Genting; Tidak Penting Tapi Genting, Tidak Penting dan Tidak Genting). Apakah
ini efektif untuk mengelola waktu yang kita miliki? Adakah kelemahannya? (bila
ada, apa?)
Jawab :
Secara prinsip, Empat kuadaran waktu Stephen Covey sangat membantu dalam
mengelola waktu. Kelemahannya adalah sulit diterapkan dalam skala praktis. Prinsip
Empat Kuadran waktu Covey harus dilengkapi dengan penjadwalan waktu yang detail
dari jam ke jam. Setiap pagi kita harus punya waktu untuk menyusun jadwal
kegiatan hari itu. Bagi pekerjaan hari itu dengan skala prioritas mana yang
penting, mendesak dan kurang penting/mendesak. Bagi juga kegiatan untuk
melayani peran-peran hidup kita secara seimbang. Jangan habis waktu kita untuk
melaksanakan sebuah peran dan mengabaikan peran yang lain. Misalnya, waktu kita
habis untuk peran sebagai karyawan dan lupa menyediakan waktu untuk melayani
peran sebagai warga masyarakat (peran bertetangga). Dahulukan melakukan
pekerjaan yang mendesak, lalu yang penting. Biasanya pekerjaan yang penting
adalah pekerjaan yang kurang kita sukai, tapi kita sadar bahwa pekerjaan
tersebut adalah tangga menuju kesuksesan kita. Oleh sebab itu paksa diri kita
untuk lebih banyak melakukan pekerjaan yang penting. Pekerjaan yang penting
adalah pekerjaan yang sesuai dengan visi dan misi hidup kita. Jangan lupa, sisipkan
di antara waktu kegiatan kita jadwal jeda untuk istirahat atau relaksasi. Sebab
jika terlalu ketat, kita akan bosan dan merasa kesepian di tengah kesibukan,
sehingga tidak lagi bahagia dengan apa yang kita lakukan.
4.
Adakah contoh
sahabat/salafusshalih yang sukses berbisnis dengan manajemen waktu yang ia
terapkan? (bagaimana kisahnya, dll)
Jawab :
Sebagai contoh, Abdurahman bin Auf ra ketika hijrah ke Madinah bersama
Rasulullah saw tidak memiliki apa-apa. Namun hanya dalam waktu tidak sampai
setahun, beliau sudah menjadi konglomerat di Madinah. Contoh lain adalah Abu
Bakar Shiddiq ra yang pernah menyedekehkan seluruh hartanya di masa perang
Tabuk, tetapi dalam waktu singkat ia kembali kaya raya dan meninggal dalam
kondisi kaya. Hal tersebut karena mereka adalah orang-orang yang teliti dalam
menjaga waktu-waktu mereka.