Minggu, 19 Juni 2022

BEBERAPA RENUNGAN

 


🗨 Orang kuat adalah orang yang lebih sibuk memperbaiki diri sendiri daripada sibuk memperbaiki orang lain. 


Orang lemah adalah orang yang lebih sibuk memperbaiki orang lain daripada sibuk memperbaiki diri sendiri.

----------


🗨 Anggaplah ibadahmu kepada Allah sebagai profesimu, bukan sebagai waktu luangmu. Anggaplah sholat fardhumu di awal waktu sebagai sebab engkau mendapatkan rezeki utama. 


Dan sholat sunnah serta ibadah sunnahmu yang lain sebagai sebab turunnya rezeki Allah yang lain.


Dengan begitu, engkau akan lebih serius menyediakan waktu untuk beribadah kepada Allah sebagaimana engkau serius menyediakan waktu untuk pekerjaanmu (bisnismu). 


Karena sejatinya engkau memang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya dan sesungguhnya rezekimu akibat ibadahmu.

--------


🗨 Kita harus rajin dan tidak pelit melakukan like and share untuk menyebarkan kebaikan di media sosial... sebagaimana rajin dan sabarnya mereka menyebarkan keburukan dan kemaksiatan.


By. Satria hadi lubis

YANG PENTING USAHA

 

By. Satria hadi lubis  


Sebelum Umar Mukhtar dihukum gantung oleh penjajah Italia, ia ditanya oleh jenderal pemimpin pasukan Italia, "Mengapa engkau berani-beraninya melawan kami? Sedangkan engkau dan pasukanmu hanya mempunyai persenjataan ala kadarnya, kalah canggih dengan persenjataan pasukan kami?"


Umar Mukhtar, sang ulama yang menjadi pemimpin perlawanan rakyat Libya tahun 1910 sd 1930-an itu hanya menjawab pendek, "Yang penting usaha"


Ya...Yang penting berusaha! Sedangkan hasilnya kita kembalikan kepada Allah, Sang Pemilik Masa Depan. Sebab orang yang sudah berusaha maksimal tapi gagal, maka di sisi Allah tetap dimasukkan sebagai orang yang sukses, bukan gagal. Allah berfirman, “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya” (Qs. 3 ayat 159).


Mata manusia yang picik saja yang menganggap kegagalan sesudah berusaha sebagai kegagalan, padahal bukan! 


Itulah sebabnya para Nabi tetap dipuji Allah sebagai Nabi (orang yang paling sukses di dunia) dan tidak diturunkan pangkatnya menjadi manusia biasa, walau mereka gagal menjalankan misinya, yakni membawa kembali kaumnya untuk menyembah Allah swt. Sebab yang penting mereka, para Nabi itu telah berusaha. Hanya Nabi Muhammad saw yang berhasil membawa kaumnya kembali kepada Allah swt (Qs. 110 ayat 1-3).


Oleh sebab itu, yang penting terus berusaha dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran sejati (Islam). “Sesungguhnya kemenangan (tamkin) bagi kaum mukminin,” tulis Ali Muhammad Ash Shalabi dalam Fiqhun Nashr wat Tamkin, “Memiliki berbagai macam wujud dan gambaran.” Maka dalam buku yang menjadi masterpiece itu ia memasukkan penyampaian risalah dan penunaian amanah sebagai salah satu bentuk kemenangan; meskipun sang da'i syahid atau komunitas muslim dihancurkan karena mempertahankan iman dan menyebarkan dakwah. Malazamul haq fi qulubina… selama kebenaran masih bersemayam di hati kita, itulah kemenangan. Selama tetap berada di posisi berpegang teguh sambil terus berusaha itulah kemenangan dan kesuksesan.


Jamaah dakwah, apapun bentuknya; harakah, ormas, LSM ataupun partai Islam, dengan demikian perlu menyadari bahwa jalan dakwah tidaklah mudah dan tidak selalu berakhir dengan diraihnya kemenangan pada zaman atau generasinya. Namun selama hati ikhlas menempuh jalan-Nya, terus berjuang di atas manhaj-Nya dan berkomitmen dengan syariat-Nya, tak peduli apapun yang terjadi; sesungguhnya ia berada dalam kemenangan.


“Jalan dakwah tidak ditaburi bunga-bunga yang harum baunya,” nasehat Mustafa Masyhur dalam Fiqh Dakwah, “Tetapi merupakan jalan sukar dan panjang. Sebab antara yang haq dan yang bathil ada pertentangan nyata. Dakwah memerlukan kesabaran dan ketekunan memikul beban berat. Dakwah memerlukan kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan. Yang diperlukan adalah usaha dan kerja yang terus menerus dan hasilnya terserah kepada Allah, sesuai dengan waktu yang dikehendaki-Nya.”


Menyadari hakikat kemenangan dan tuntutannya, para da'i dan pejuang Islam takkan terjebak pada sikap isti’jal (tergesa-gesa). Tidak sabar dengan jalan dakwah yang panjang, lalu memutuskan untuk keluar dari barisan dengan membuat sempalan baru karena ingin segera menang dan cepat berkuasa, bahkan menjadi pemimpin lima besar dunia.


Ketahuilah.... jalan dakwah itu luhur dan pasti maka tak mungkin para pejuang dakwah mengambil jalan pragmatis dengan tak sabar, lalu melakukan kudeta, membunuh penguasa muslim, atau bahkan melancarkan aksi-aksi terorisme dan radikal seperti yang dituduhkan kaum Islamophobia.


"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)" (Qs. Al-Fath : 1-3).

RAMADHAN SELAMANYA

 By. Satria hadi lubis


BULAN Ramadhan terasa indah dijalankan dan dikenang. Ibadah di bulan itu meningkat drastis, iman bertambah dan Allah terasa dekat. Rasanya kita ingin setiap bulan adalah Ramadhan, sehingga kita bisa terus menerus merasakan manisnya iman dan indahnya bertaqwa kepada Allah.


Namun biasanya setelah Ramadhan, berlalu juga ibadah kita. Yang tadinya rajin ibadah menjadi malas. Iman kembali menjadi hambar dan ketaqwaan pun berkurang. Kita kembali terjebak pada rutinitas sehari-hari dimana tingkat ibadah menjadi minimalis. 


Agar kita bisa merasakan manisnya Ramadhan selamanya, beberapa tips di bawah ini bisa dilakukan:


1. Mulai biasakan Shaum Senin-kamis agar merasa seperti shaum di bulan  Ramadhan. Syukur-syukur bisa tambah Shaum Yaumul Bidh (Shaum pertengahan bulan), bahkan shaum Nabi Daud. 


3. Jaga agar setiap hari bisa tahajjud sebagai pengganti suasana sholat tarawih. Jika tidak bisa Tahajjud di tengah malam, bisa sholat Qiyamul lail sebelum tidur.


3. Kebiasaan tadarusan di bulan Ramadhan dilanjutkan dengan membaca Al Qur'an setiap hari minimal 50 ayat. Syukur-syukur bisa 1 juz per hari.


4. Sholat wajib di mesjid bagi laki-laki. Apalagi menurut sebagian ulama sholat berjamaah di mesjid di awal waktu hukumnya wajib (dengan catatan kalau kondisi sudah new normal).


5. Sedeqah jangan lupa. Setiap hari terus sedeqah walau kecil jumlahnya. Misalnya, berseqah kepada pengemis di pinggir jalan atau membeli barang/makanan di pedagang kecil dimana penjualnya kakek/nenek atau anak kecil.


6. Jaga wudhu setiap hari seperti kebiasaan beberapa sahabat dan ulama, sehingga kita merasa dalam keadaan suci.


7. Lakukan juga kebiasaan sholat dhuha dan sholat sunnah rawatib 12 rakaat.


8. Akhirnya, jauhi perbuatan maksiat dan hijrahlah dari pergaulan yang buruk, yang bicaranya dunia melulu. Juga hadirilah pengajian-pengajian, terutama pengajian yang intensif seperti halaqoh (liqo) setiap pekan sekali.


Semoga dengan menciptakan Ramadhan selamanya di dalam diri kita masing-masing ketaqwaan menjadi meningkat, sehingga kita lebih bahagia dan berkah hidupnya. Aaamiin yaa robbal alamin.


“Dan kembalilah kalian kepada Tuhan kalian serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepada kalian, kemudian kalian tidak lagi ditolong” (QS. 39 ayat 54)



MALAM YANG MENANGIS

 


Aku disini sendiri

Terkulai lemah dalam sepi

Atas tekanan dan tikaman

Cacat-cacat kehidupan


Aku mengiringi malam yang menangisi dosa-dosa

Walau bagi aku yang lain itu merayakan dosa


Tak ada cahaya

Kecuali di segelintir rumah

Mereka yang takut dalam bahagianya

Penuh harap dibasuh hatinya

Oleh-Mu ya Robb...


Aku terkapar pasrah

Bersama malam yang menangis

Dalam butanya hati

Dan kerinduan akan oase


Robb....beri cahaya 

Untuk aku dan aku-aku yang lain

Agar bumi ini tata dalam tentram

Agar hati-hati ini pasrah dalam cinta bahagia


Jika tidak...ya Robb

Malam akan terus menangis


By. Satria hadi lubis 

Jakarta, 11 Juni 2021 04.00

CINTA SEGITIGA

CINTA SEGITIGA


By. Satria Hadi Lubis 


Aku terbangun dalam gelap

Menyelusuri lorong pengap

Sendiri dalam hiruk pikuk tanpa hati yang mantap


Lalu Engkau ulurkan tangan cinta-Mu

Memberiku petunjuk untuk kembali pada-Mu


Takdir-Mu menyandingkan aku dengan dia tanpa kenal lebih dulu 

Tapi Engkau yakin aku akan kuat bersama dia...selalu


Musim dan hari berlalu

Dalam suka dan duka di jalan-Mu

Dengan dia sebagai bayang-Mu

Memperbaiki diri yang rapuh dan lesu


Tuhan...aku mohon

Perkuat cinta segitiga ini :

Aku, Kau dan dia

Tegarkan langkah kami berdua, aku dan dia

Untuk bersama Kau membangun dunia adab yang semakin menua


Jangan Engkau pisahkan cinta segitiga ini

Agar aku dan dia tak putus asa terlalu dini

Agar aku dan dia tak menjadi debu tanpa arti

 

Eratkan aku dan dia dalam pelukan-Mu

Seperti malam yang merengkuh bulan tanpa malu


Tuhan...

Jadikan aku, Kau dan dia sebagai kekasih selalu

Jadikan aku, Kau dan dia bersama dalam tawa dan haru

Jadikan aku, Kau dan dia dalam perjuangan dan harapan baru


Hingga maut memisahkan aku dan dia

Untuk bertemu Engkau di surga

Mematri cinta segitiga ini bertiga 

Dalam keabadian tanpa fana


Tangsel, 27 Mei 2021, 23.00

PENTINGNYA AZZAM


By. Satria hadi lubis 


MENGAPA Nabi Adam as tergoda oleh bujuk rayu iblis? Karena Nabi Adam as kurang memiliki kemauan yang kuat (azzam). 


وَلَقَدْ عَهِدْنَآ اِلٰٓى اٰدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهٗ عَزْمًا 


"Dan sungguh telah Kami pesankan kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa, dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat (azzam) padanya" (Qs. 20 ayat 115).


Godaan apa pun yang menimpa kita, apakah itu korupsi, riba, zina, selingkuh, narkoba, dan kemaksiatan yang lain tak akan mampu menggoyahkan kita asalkan kita memiliki azzam (tekad yang kuat). Maka jangan mudah menyalahkan orang lain atau lingkungan jika kita terjerumus dalam dosa. 


Iblis dan setan dari golongan jin dan manusia akan berusaha melemahkan azam kita dengan iming-iming kenikmatan di masa kini dan masa depan. Padahal semua itu hoax (tipuan) yang berujung pada kesengsaraan. Persis seperti iming-iming iblis yang menipu Adam as tentang keabadian tinggal di surga jika memakan buah khuldi yang malah membuat Nabi Adam as dan istrinya Hawa terusir dari surga.


Jadi senjata pamungkas agar kita tak tergoda dengan berbagai godaan hawa nafsu adalah azzam.


Salah satu cara untuk memiliki azzam adalah meyakini bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang-orang yang beriman.


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ »


Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim no. 2392).


Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim  menerangkan, “Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintahkan untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia bisa rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan berupa kenikmatan surga yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.


Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau banyak, maka ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”


Al-Munawi rahimahullah dalam Mirqah Al-Mafatih menjelaskan, “Dikatakan dalam penjara karena orang mukmin terhalang untuk melakukan syahwat yang diharamkan. Sedangkan keadaan orang kafir adalah sebaliknya sehingga seakan-akan ia berada di surga.”


Jadi bersabarlah dari godaan maksiat dengan kemauan yang kuat untuk menahan diri (azzam). Kalau perlu paksa diri untuk bersabar dengan kesabaran yang berlipat ganda dari berbagai godaan dunia agar memperoleh kemenangan (surga).


"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung" (Qs. 3 ayat 200).

PERCIKAN HIKMAH

  


By. Satria hadi lubis 


Jika engkau ingin diperhatikan, buatlah orang membencimu. Jika engkau ingin dihormati, buatlah orang mencintaimu.

------


Betapa banyak orang sakit hati karena perkataan yang buruk daripada perbuatan yang buruk.

-------


Orang kaya adalah orang yang senang memberi, seberapa sedikit pun hartanya. Orang miskin adalah orang yang kikir memberi, seberapa banyak pun hartanya.

-------


Orang yang berani adalah orang yang takut tapi tetap melangkah.

------


Orang kuat adalah orang yang keras memperbaiki diri sendiri dan pemaaf terhadap kesalahan orang lain. Orang lemah adalah orang yang malas memperbaiki diri, tapi keras menyalahkan orang lain.

--------


Apa yang ditahan di dunia, maka kelak akan diberikan di surga. Itulah sebabnya kita disuruh menahan hawa nafsu. Sebab nanti di surga kita akan mendapatkan segala keinginan. Maka bersabarlah barang sejenak....wahai diri!

Jumat, 03 Juni 2022

SAPA MALAM (puisi)

 


By. Satria hadi lubis 


Dalam malam

Aku merengkuh

Akan takdirku 

Yang tak kutahu


Di gelap malam

Hening merenung 

Kemana dan dimana aku berakhir 


Sapa malam

Ada kenangan yang menggeliat

Dengan seribu makna, sejuta kesan


Aku di kini

Aku di lalu

Adalah aku di depan


Hening...

Menyibak 


Akhirnya sendiri

Datang sendiri

Pulang sendiri

Sapa malam menyadarkanku

MESJID TIDAK RAMAH JAMA'AH

 

By. Satria hadi lubis 


Jika kita sering sholat di berbagai mesjid, maka dapat kita jumpai mesjid yang ramah terhadap jama'ah dan mesjid yang tidak ramah terhadap jama'ahnya. Ramah dalam artian melayani jama'ahnya, sehingga jama'ah merasa nyaman dan senang singgah di mesjid tersebut. 


Mesjid itu semestinya berorientasi untuk memuaskan jama'ah (jama'ah satisfaction), bukannya berorientasi memuaskan pengurusnya (marbot satisfaction). Sebab peran pengurus mesjid itu sejatinya sebagai khodimul ummah (pelayanan umat). Pengurus mesjid akan mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT jika mereka memakmurkan rumah Allah dengan baik.


Namun realitanya, kita masih menjumpai mesjid-mesjid yang tidak ramah terhadap jama'ah mesjid. Beberapa cirinya antara lain : 


1. Pintu halaman atau pintu ruang utama mesjid sering dikunci. Hanya dibuka ketika tiba waktu sholat fardhu atau ada kegiatan mesjid saja. 


Apa pun alasannya mengunci pintu mesjid sebaiknya dihindari. Jika takut fasilitas mesjid dicuri, maka perketat keamanan dengan memasang CCTV atau memperbanyak penjaga (satpam) mesjid.


Sering mengunci pintu mesjid memberi kesan mesjid tidak "welcome" kepada mereka yang mau sholat atau singgah. Jika pun mesjid tersebut mau dikunci, sebaiknya di waktu malam saja (diatas jam 10 malam) dan dibuka kembali menjelang sholat subuh.


Namun lebih baik lagi jika mesjid terbuka selama 24 jam. Jika pun dijadikan tempat untuk tidur oleh yang singgah ke mesjid juga tidak masalah, asalkan tetap menjaga kebersihan dan ketertiban.


2. Aturan di mesjid terlalu kaku dan merepotkan jama'ah. 


Ada mesjid yang untuk parkir saja susah atau ditarik uang parkir dengan besaran tertentu. Untuk wudhu juga jalannya jauh dan berputar.


Di dinding mesjid banyak ditempel berbagai larangan, mulai dari larangan merokok, larangan berbusana yang tidak sopan, larangan berisik untuk anak-anak, dan berbagai larangan lainnya. Kesannya seperti masuk ke gedung dengan keamanan tingkat tinggi, bukan ke rumah Allah yang terbuka dengan aura rahmatan lil alamin.


3. Pengurus mesjid mengelola mesjid seperti mengelola organisasi birokrasi atau monarki.


Mungkin karena pimpinan DKM-nya mantan pejabat atau pengurusnya turun temurun dari satu keluarga saja (mesjid dinasti), sehingga mengelola mesjidnya tidak profesional dan fungsional. Manajemennya serba tertutup dan eksklusif, termasuk dalam masalah keuangan. Jama'ah mesjid juga tidak diajak berpartisipaai dalam perkembangan mesjid. 


Mesjid yang kurang ramah terhadap jama'ahnya mungkin disebabkan rekrutmen pengurus atau marbot mesjid yang tidak mengutamakan mereka yang paham bagaimana mengelola mesjid dengan benar. Rekrutmen pengurus mesjid lebih mengutamakan kepada siapa yang sempat mengurus mesjid saja atau yang punya nama, punya harta, dan punya gelar saja. 


Dampak mesjid yang kurang ramah terhadap jama'ahnya biasanya bisa ditebak, yaitu mesjidnya sepi, kegiatannya sedikit, atau fasilitasnya tidak terawat dan kotor.


Semoga ke depannya makin banyak mesjid-mesjid yang ramah terhadap jama'ah, sehingga peran mesjid sebagai rumah kedua umat Islam yang rahmatan lil alamin dapat terwujud. Wallahu'alam.