By. Satria hadi lubis
MENGAPA ada suami isteri yang sama-sama baik tapi akhirnya bercerai? Mengapa ada anak sholih yang terjerumus narkoba? Ada tetangga yang tidak menolong kita? Ada teman yang berburuk sangka dan menjelek-jelekkan kita?
Semuanya itu disebabkan karena KETIDAKAKRABAN.
Sadar atau tidak, ketika kita melakukan hubungan dengan orang lain ada dua variabel yang menjadi penentu kualitas hubungan, yaitu keakraban dan harapan.
Jika kita akrab dengan si A, dan sesuai dengan harapan/keinginan A, maka A akan suka dengan kita. Membela dan menjaga perasaan kita.
Jika kita akrab dengan si A, walau tidak sesuai harapan/keinginan A, maka A masih suka dengan kita. Bahkan tetap membela dan menjaga perasaan kita.
Jika kita tidak akrab dengan si A, tapi masih sesuai dengan harapan/keinginan A, maka A mungkin menyukai (mengidolakan) kita, namun hubungan kita dengan si A tidak timbal balik. A belum tentu mau memenuhi harapan kita, membela dan menjaga perasaan kita.
Jika kita tidak akrab dengan si A, dan tidak sesuai dengan harapan A, maka A biasa-biasa saja atau tidak menyukai (membenci) kita.
Dari rumus ini, kita mengetahui betapa pentingnya keakraban dengan orang-orang di sekitar kita atau orang-orang yang kita cintai. Misalnya, dengan pasangan, anak, orang tua, teman, atasan, bawahan, tetangga, dan lain-lain.
Berusahalah akrab dengan orang di sekitar kita. Dengan selalu senyum, salam, sapa dan sopan santun (5S). Dengan sikap menerima, empati, dan menghargai mereka. Dengan kata lain, selalu touch their heart dan hadir secara fisik di sekitar mereka.
Dengan hubungan yang akrab, walau kita kurang sesuai harapan mereka (tidak sama dalam hal keinginan, karakter, hobi, agama, suku, latar belakang, dll), niscaya orang lain akan tetap menyukai kita, bahkan membela dan menjaga perasaan kita.
Sebaliknya, ketidakakraban dengan orang-orang di sekitar kita atau dengan orang-orang yang kita sayangi dapat berdampak pada munculnya masalah bagi kedua belah pihak.
Ya itu tadi....suami istri yang sama-sama baik tapi akhirnya bercerai, anak sholih dan pintar yang terjerumus narkoba, teman yang berkhianat, binaan yang tidak betah liqo', semua itu karena ketidakakraban hubungan. Padahal dalam close relationship keakraban menjadi sangat penting dan menjadi dambaan setiap pihak.
Maka bila keakraban itu tidak didapatkan, mereka akan mencarinya dari tempat/orang lain yang belum tentu baik tapi bisa akrab dengan mereka. Itu juga yang bisa menjelaskan mengapa ada pelakor/pebinor berhasil merebut suami/istri orang lain. Mengapa ada orang mau menolong orang yang melakukan kejahatan. Semua itu karena keakraban.
Oleh karena itu, walau kita belum sesuai harapan suami/istri/anak atau siapapun orang di sekitar kita, tetaplah sabar berusaha dekat dan akrab dengan mereka, insya Allah mereka akan tetap menyukai, mencintai dan menjaga perasaan kita. Bahkan dalam jangka panjang mungkin malah memenuhi harapan kita.
"Maka berkat rahmat Allah kepadamu, engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu..." (al Qur'an, surat Ali 'Imran, Ayat 159).