Minggu, 21 Mei 2023

TIPS MELAWAN KONSUMERISME

 By. Satria hadi lubis

Seringkali ketika menyesal setelah membeli barang. Bukan karena barang itu jelek mutunya, tapi ternyata barang itu tidak begitu kita butuhkan, sehingga barang itu teronggok tak terpakai.
Untuk melawan karakter buruk konsumerisme pada diri kita sehingga kita susah berhemat, maka masukkan ke dalam daftar sukses harian kita :
"Aku sukses jika hari ini aku dapat mengendalikan keinginanku untuk tidak membeli sesuatu".
Membeli apa yang diinginkan (want) berarti membeli apa yang tidak dibutuhkan (need). Kebutuhan bersifat primer, tapi keinginan bersifat konsumtif. Misalnya, beli sepatu karena sepatu satu-satunya rusak adalah kebutuhan. Tapi membeli sepatu lagi padahal sepatu yang ada masih bagus maka itu sifat konsumtif (yang buruk).
Jika godaan membeli masih terus ada, ajukan pertanyaan berikutnya tiga kali dengan jeda waktu yang cukup untuk menganalisa,
"Seberapa penting aku membeli barang tersebut?"
"Adakah alternatif yang lain sehingga aku tidak harus membelinya?".
Betapa banyak orang yang susah menabung (untuk investasi) karena pemboros dan jiwa konsumerisnya meledak-ledak.
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya" (Qs. Al Isro' ayat 27).

APRESIASI UNTUK SEMUA KELUARGA YANG BERUSAHA TETAP HARMONIS

 


By Satria hadi lubis


Alhamdulillah... Saya senang sekali jika bisa mengisi seminar/ceramah tentang Ketahanan Keluarga.
Sebab saya berkeyakinan, baik atau buruknya negara tergantung dari baik dan buruknya keluarga, sebagai pondasi dari masyarakat itu sendiri.
Iblis saja, sebagai raja setan, "mengapresiasi" anak buahnya paling tinggi ketika anak buahnya berhasil mencerai beraikan sebuah keluarga (Hadits riwayat Muslim No. 2813 dari jalur Jabir bin Abdillah).
Maka bagi saya mengharmonisasikan keluarga seakan berperang melawan setan yang terkutuk. Selain tentu untuk kebahagiaan keluarga itu sendiri.
Maka saya sangat senang bisa bertemu dengan keluarga-keluarga yang terus berusaha menjadi keluarga harmonis.
Ada perasaan kangen juga untuk bisa mengisi acara secara offline dan bertemu dengan keluarga-keluarga Muslim, sehingga acaranya lebih interaktif, meriah dan mengharukan.
Barakallahu fiikum....
Untuk keluarga yang yakin tentang tanggung jawabnya mencetak anak-anak sholih demi masa depan bangsa. Yang semua itu dimulai dari harmonisasi suami isteri.
Keluarga yang resah dan senangnya bersama turun dan naiknya iman dan amal di tengah-tengah maraknya anasir penghancur keluarga.
Keluarga yang keteguhannya terhadap agama lebih utama daripada cinta serta kekurangan pasangan dan anak-anaknya.
Keluarga yang optimis dengan surga yang akan diraih.
Semoga Allah memberkahi antum semua.
Aamiin...

MENIKAH DIAM-DIAM

 

By. Satria hadi lubis
Saya termasuk yang tidak setuju jika seorang suami menikah lagi dengan cara diam-diam (sirri) dan diawali dengan kebohongan. Padahal berbohong diawal akan diikuti dengan berbohong berikutnya untuk menemui istri sirrinya secara diam-diam. Dosa berbohong berkali-kali akan membuat si pelaku dicatat sebagai pembohong sejati, sehingga berhak masuk neraka. Rasulullah saw bersabda: "..Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong)" (HR. Bukhari).
Biasanya suami yang menikah diam-diam, 90 persen diawali oleh perselingkuhan, mulai dari selingkuh hati sampai selingkuh kelamin. Ini berarti sudah mengawali sesuatu yang suci (pernikahan) dengan maksiat. Padahal Allah berfirman: "Janganlah engkau mendekati zina" (Qs. 17 ayat 32). Wajar jika isterinya marah dengan pernikahan diam-diam tersebut karena diawali dengan perselingkuhan (tidak setia).
Jika seorang suami tidak bisa memberikan pemahaman kepada istrinya untuk bersedia dipoligami, maka ia sebenarnya ditakdirkan Allah untuk tidak berpoligami. Bersyukur sajalah dengan satu istri.
Jika masalahnya di syahwat, tahanlah sebentar. Toh hidup di dunia ini hanya singkat. Hanya 60 tahun saja, yang sebanding dengan 1,5 jam dalam hitungan waktu hakikat di sisi Allah (lihat surat 22 ayat 47). Mosok sabar sebentar aja gak bisa?!
Gimana caranya menahan syahwat? Jawabannya klasik, banyak ibadah, dakwah, puasa, memperbaiki pola hubungan seksual dengan istri, dan lain-lain.
Jangan "menjebak" isteri dengan menikah dulu baru bagaimana nanti kalau ketahuan. Lalu meminta isteri menerima apa yang sudah terjadi dengan alasan takdir, walau istrinya tetap tidak menerima. Atau mengancam istri jangan menentang ayat Allah tentang poligami padahal itu cara ngeles karena ketahuan.
Bukankah Allah mengisyaratkan takdir seseorang itu dengan halangan dan kemudahan yang diterimanya? Apalagi jika istrinya kemudian marah karena suaminya ketahuan poligami diam-diam, lalu terpaksa menerima dengan alasan takdir, tapi hubungan tidak lagi hangat, lalu muncul pertengkaran berulang-ulang dalam sisa perjalanan pernikahan, yang akhirnya ada yang bercerai, bukankah itu pertanda Allah sebenarnya mentakdirkan suami tersebut untuk monogami saja?
Wahai para suami...janganlah engkau "memaksa" Allah untuk memindahkan takdirmu yang baik menjadi takdirmu yang buruk.

WAHAI DIRI....RAMADHAN SEGERA PERGI

 

By. Satria hadi lubis
Ramadhan segera pergi...
Dan aku belum apa-apa...
Sedih...
Wahai diri...
menangislah...
Jika itu bisa melapangkan gundah yang mengganjal hatimu. Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan. Dan tilawah Qur'anmu tak juga beranjak pada juz empat.
Wahai diri...menangislah
Jika itu merupakan awal tekad untuk menyempurnakan tarawih dan qiyamul lail-mu yang bolong-bolong.
Menangislah..wahai diri!
Biar butir air mata itu jadi saksi di yaumil akhir. Bahwa ada satu hamba Allah yang bodoh, lalai, sombong lagi terlena. Yang katanya berdoa sejak dua bulan sebelum Ramadhan, yang katanya berlatih puasa semenjak rajab, yang katanya rajin mengikuti taklim tarhib Ramadhan... tapi
sampai menjelang akhir Ramadhan masih juga menggunjingkan kekhilafan temannya, masih juga tak bisa menahan ucapan tak bermanfaat, masih juga bermain kesia-siaan, tak juga menambah ibadah sunnah. Bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib.
Menangislah…
Karena Allah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhanmu tahun depan, apakah kamu masih disertakan, sedangkan Ramadhan sekarang cuma tersisa beberapa hari lagi.
Tak ada yang dapat menjamin usiamu sampai kepada Ramadhan besok, sedang Ramadhan ini tersia-siakan.
Menangislah ...
untuk Ramadhanmu yang akan hilang, bersama nostalgia yang terus tumbuh bersama usia.
Menangislah...wahai diri!
Untuk dosa-dosa yang belum tentu diampuni, tapi kamu masih juga menambah dengan dosa baru. Berapa kali sholat taubat, tetapi tak lama kemudian ada saja kelalaian yang kamu perbuat. Kamu bilang tak sengaja?
Tapi mengapa berulang dan tak juga kamu mengambil pelajaran?!
Tangisilah dirimu...wahai diri!
Dan tuntaskan semuanya di sini. Karena besok waktu akan bergerak makin cepat, Ramadhanmu semakin berlari.
Tahu-tahu sudah hari-hari terakhir dan kamu belum bersiap untuk
itikaf. Dan lembar-lembar al Qur'an menunggu untuk dikhatamkan. Dan
lembar mata uang menunggu disalurkan. Dan malam menunggu dihiasi sholat dan ibadah tambahan.
Sekarang...!
Atau mungkin tak ada lagi sama sekali kesempatan bagimu...
@Nasehat untuk diri sendiri

KAPAN DISEBUT IBADAH?

 "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku" (Qs. 51 ayat 56).

Tugas manusia adalah beribadah (mengabdi) kepada Allah). Para ulama membagi ibadah dalam dua kategori, yaitu : ibadah umum (ghoiru mahdhoh), seperti bekerja, menikah, bergaul, dan lain-lain, serta ibadah khusus (mahdhoh), seperti sholat, wudhu, shaum, zakat, haji, dan lain-lain.
Sesuatu disebut ibadah jika terpenuhi tiga syarat : niatnya Lillah (ikhlas untuk Allah), dikerjakan dengan cara Billah (sesuai aturan/syariat Allah) dan tujuannya Ilallah (kepada Allah).
Jika salah satunya tidak memenuhi syarat tersebut, maka tidak dapat disebut ibadah. Otomatis tidak mendapatkan pahala karena tidak diridhoi Allah SWT.
Jadi hati-hatilah dalam berniat dan dalam berbuat.
"(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati” (Qs. 2 ayat 112).
Rasulullah saw bersabda : ''Pada hari kiamat nanti, dunia akan dibawa, kemudian dipisah-pisahkan, apa yang dikerjakan karena Allah dan apa yang dilakukan bukan karena Allah, lalu dicampakkan ke dalam api neraka (yang bukan karena Allah)'' (HR. Baihaqi)
By. Satria hadi lubis

AGAR TIDAK RIYA

 By. Satria hadi lubis

PERNAH baca postingan kek gini di medsos?
>> "Alhamdulillah, dah murojaah satu juz"
>> "Sebentar lagi mau pergi kajian hadits"
>> "Hafalan hadits umdatul ahkam yang ke 120 kok lupa lagi ya"
>> "5 menit lagi mau berjama'ah isya' di masjid"
>> "Suara ane tadi pas jadi imam shalat kedengaran ga ya ama makmum akhwat di belakang."
>> "Sedang berada di kajian ustadz fulan. Persis depan beliau."
>> "Khutbah jum'at di Masjid Nabawi kali ini sangat menyentuh"
>> "Aduh, tadi pas di majelisnya ustadz fulan gak sempat nyatat, padahal faidahnya banyak"
>> "Otw mekkah.... "
>> "Bismillah.. Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah.. Moga selamat sampai Makkah"
>> "Ini dah masuk thawaf ke berapa ya...? Lupa ane."
>> "Lantai tiga masjidil haram sepi bangett.. Sambil narsis depan ka'bah"
>> "Lantai 20 menara zam zam. Masyaallah... Sungguh agung ciptaan-Mu ya Allah..."
>> "Lagi muraja'ah jangan diganggu"
>> "Botak lagi.. Botak lagi... Padahal umrohnya baru minggu kmaren... Alhamdullah.."
>> "Alhamdulillah kajian Sohih Bukhori dah nyampe hadits ke 5700-san"
>> "Ada yang mau bantuin ana muraja'ah gak..?
>> "Lagi nunggu adzan Maghrib. Madinah"
>> "Alhamdulillah umrohnya lancar"
Postingan semacam ini bisa membuat pelakunya jatuh pada riya.' Mungkin maksudnya tahaduts bin ni'mah (menyampaikan kepada orang lain nikmat Allah sebagai cara bersyukur), namun jika postingan tersebut :
1. Dilakukan terlalu sering;
2. Dilakukan pada saat kejadian (live report);
3. Dilakukan dengan niat pamer dan ingin tenar serta ingin dipuji.
Maka kemungkinan besar postingan semacam itu bisa jatuh pada perbuatan riya' yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Maka :
"Rahasiakanlah amal baikmu seperti engkau merahasiakan aibmu"
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya yang pertama-tama orang diputuskan - diperiksa ketika diadakan hisab pada hari kiamat ialah seseorang lelaki yang mati syahid - mati dalam peperangan fi-sabilillah. Orang itu didatangkan, lalu diperlihatkanlah kepadanya akan kenikmatan -yang akan dimilikinya, kemudian ia pun dapat melihatnya pula. Allah berfirman: "Apakah yang engkau amalkan sehingga dapat memperoleh kenikmatan-kenikmatan itu?" Orang itu menjawab: "Saya berperang untuk membela agamaMu ya Allah - sehingga saya terbunuh dan mati syahid." Allah berfirman: "Engkau berdusta tetapi sebenarnya engkau berperang itu ialah supaya engkau dikatakan sebagai seorang yang berani dan memang engkau sudah dikatakan sedemikian itu." Orang itu lalu disuruh minggir, kemudian diseret atas mukanya sehingga dilemparkan ke dalam api neraka.
Selanjutnya ialah seorang lelaki yang belajar sesuatu ilmu agama dan mengajarkannya serta membaca al-Quran, ia didatangkan, lalu diperlihatkanlah padanya kenikmatan-kenikmatan yang dapat diperolehnya dan ia juga dapat melihatnya. Allah berfirman: "Apakah amalan yang sudah engkau kerjakan sehingga engkau dapat memperoleh kenikmatan-kenikmatan itu?" Orang itu menjawab: "Saya belajar sesuatu ilmu dan sayapun mengajarkannya, juga saya membaca al-Quran untuk mengharapkan keridhaanMu." Kemudian Allah berfirman: "Engkau berdusta, tetapi sesungguhnya engkau belajar ilmu itu supaya engkau dikatakan sebagai seorang yang alim, juga engkau membaca al-Quran itu supaya engkau dikatakan sebagai seorang pandai dalam membaca al-Quran dan memang engkau telah dikatakan sedemikian itu. Selanjutnya orang itu disuruh minggir dan diseret atas mukanya sehingga dilemparkanlah ia ke dalam api neraka.
Ada pula seorang lelaki yang telah dikaruniai kelapangan hidup oleh Allah dan pula diberi berbagai macam harta benda. la didatangkan lalu diperlihatkanlah padanya kenikmatan-kenikmatan yang dapat diperolehnya dan ia juga dapat melihatnya itu. Allah berfirman: "Apakah amalan yang sudah engkau lakukan sehingga dapat memperoleh kenikmatan-kenikmatan itu?" la menjawab: "Tiada suatu jalanpun yang Engkau cinta kalau jalan itu diberikan nafkah, melainkan saya pun menafkahkan harta saya untuk jalan tadi karena mengharapkan keridhaanMu." Allah berfirman: "Engkau berdusta, tetapi engkau telah mengerjakan yang sedemikian itu supaya dikatakan: "Orang itu amat dermawan sekali" dan memang sudah dikatakan sedemikian itu." Orang itu lalu disuruh minggir terus diseret atas mukanya sehingga dilemparkanlah ia ke dalam api neraka" (HR. Muslim).

CIRI ORANG-ORANG MUNAFIK

 By. Satria hadi lubis

ORANG munafik adalah orang yang paling berbahaya di muka bumi. Sebab ia merusak Islam dari dalam, menjadi musuh dalam selimut. Kelihatan seperti teman dengan identitas yang sama (muslim), tapi ternyata menikam dari belakang. Tujuannya ingin merusak dan menghancurkan dinul Islam. Mereka sangat phobi dengan ajaran Islam dan syi'arnya (Islamophobia).
Oleh sebab itu pantaslah jika mereka kelak di tempatkan pada keraknya neraka, tempat yang paling panas dan paling pedih azabnya. Na'udzubillah min dzalik.
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka" (Qs. 4 ayat 145).
Beberapa ciri orang munafik yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah :
1. Mereka sholat dengan malas, suka dipuji manusia (riya') dan jarang mengingat Allah.
"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali" (Qs. 4 ayat 142).
2. Mereka enggan berkorban, maunya beribadah dan beramal sholih yang gampang-gampang saja serta jika ada keuntungan materinya (berupa harta, tahta, dan wanita).
"Sekiranya (yang kamu serukan kepada mereka) ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jikalau kami sanggup niscaya kami akan berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang yang berdusta" (Qs. 9 ayat 42).
3. Mereka bermuka dua, tidak punya prinsip hidup dan cenderung mengatakan dirinya netral (tidak mau membela Islam).
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman mereka berkata: “Kami telah beriman”. Tetapi apabila mereka berjumpa kembali dengan setan-setan mereka berkata: “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok” (Qs. 2 ayat 14).
4. Mereka dengki dengan kejayaan umat Islam, sebaliknya (diam-diam) bergembira jika umat Islam kalah.
“Jika kamu memerolah kebaikan, niscaya mereka bersedih hati. Tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun. Sungguh Allah Maha meliputi segala apa yang mereka kerjakan” (Qs. 3 ayat 120).
5. Mereka sangat pandai memutarbalikkan fakta, membuat hoax dan menipu orang.
“Dan bila dikatakan kepada mereka “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (Qs. 2 ayat 11-12).
Sebenarnya masih banyak lagi ciri orang munafik di dalam al Qur'an dan al Hadits, seperti suka ingkar janji, suka berdusta, tidak amanah, bangga berbuat dosa, cenderung pelit berinfaq, dan lain-lain.
Semoga kita terhindar dari ciri-ciri orang munafik di atas, sehingga terhindar dari azab api neraka jahanam yang disediakan Allah untuk orang-orang munafik.

KISAH NYATA KEAJAIBAN REZEKI

 By. Satria hadi lubis

SEBAGAI ibu rumah tangga tanpa penghasilan yang tetap, Markonah adalah perempuan da'iyah yang rajin silaturahim dan menolong orang lain.
Markonah dikenal sebagai orang yang tulus dan ringan tangan. Bahkan sering dianggap kurang peduli dengan keperluan dirinya sendiri. Jika punya uang, ia langsung menghabiskannya untuk membantu orang lain atau untuk keperluan primer keluarganya.
Semangat silaturahim Markonah sangat tinggi. Jika mendengar ada orang yang dikenalnya sakit atau meninggal dunia, maka Markonah sebisa mungkin hadir untuk mendoakannya.
Hasilnya ajaib, rumah Markonah tak pernah sepi dengan berbagai kiriman dari banyak orang, baik yang dikenalnya atau tidak. Ada yang kirim makanan, baju, buku-buku, obat-obatan, sembako, dan lain-lain. Apalagi jika terdengar kabar Markonah kena musibah atau sakit, maka makin deras saja berbagai bantuan yang masuk ke rumahnya atau ke rekeningnya. Belum lagi rezeki berupa perjalanan ke LN, ke haji dan umroh yang berkali-kali dengan biaya bukan dari kantong pribadi.
Memang, Markonah tidak menjadi kaya raya karena bantuan tersebut, tapi ia juga tak pernah miskin dan tak punya hutang.
Bahkan kalau dihitung-dihitung, jumlah berbagai rezeki yang diterima Markonah lebih besar dari gaji suaminya yang merupakan karyawan tetap.
Markonah memang manusia ajaib, sehingga rezekinya juga ajaib.
Figur seperti Markonah sebenarnya ada di sekeliling kita untuk membuktikan kebenaran janji Allah bahwa orang yang bertaqwa akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (Qs. Ath-Thalaq : 2-3).
Kekuatan Markonah sehingga banyak rezeki adalah ia suka menolong, rajin silaturahim, dan ibadahnya khusyu' (yakin banget akan pertolongan Allah).
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi" (HR. Muslim).
"Shalat dapat mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, menolak bencana, menjauhkan penyakit, menguatkan hati, menyinari wajah, mengistirahatkan jiwa, dan menghilangkan kemalasan” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Kitab Zaadul Ma’ad, 4/304).
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu mengatakan “Pancing rezekimu dengan sedekah.“ Siapa yang banyak memberi, maka ia juga akan banyak menerima.
Masya Allah...ternyata janji Allah tentang keajaiban rezeki benar adanya. Tinggal kita mau apa tidak memenuhi syarat-syaratnya.

DIMANA ENGKAU DI AKHIR RAMADHAN?

 

Berbahagialah... mereka yang mengisi hari-hari terakhir Ramadhannya di masjid
Tidak sibuk dan tidak galau karena baju baru, tapi ia sibuk dan galau karena mengejar sisa tilawahnya yang masih sedikit.
Berbahagialah... mereka yang mengisi hari-hari terakhir Ramadhannya di masjid
Tidak lelah dan tidak perlu merasakan padatnya jalan mudik, tapi ia malah bersama Al-Qur'an dan merasakan ketenangan di hatinya
Berbahagialah... mereka yang mengisi hari-hari terakhir Ramadhannya di masjid
Tidak usah bingung mencari diskon sampai 80 %, tapi justeru ia bingung kalau dosa-dosanya yang lalu tidak Allah maafkan 100 %
Berbahagialah... mereka yang mengisi hari-hari terakhir Ramadhannya di masjid
Tidak akan banyak berkurang uangnya karena dibelanjakan ini itu, sehingga ia bisa mengalokasikan uangnya dengan zakat dan infaq
Berbahagialah... yang mengisi hari-hari terakhir Ramadhannya di masjid
Karena sebaik-baik tempat di muka bumi adalah masjid. Dan seburuk-buruk tempat di muka bumi adalah pasar (mall)
Di mesjid, engkau hanya akan merasakan ketenangan dan ampunan
Mengakhiri Ramadhan dengan keberkahan dan --insya Allah-- memperoleh gelar taqwa.
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR. Thabrani).
By. Satria hadi lubis

DOA 'IDUL FITHRI

 

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan kami dan alam semesta ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka jahanam
اَلّلهـمّ لاَسَـهْــلَ اِلاّ مَا جَعَـلَـهُ سَـهْـلاً
Yaa Allah, mudahkanlah segala urusan kami, karena tidak ada yang mudah kecuali engkau jadikan mudah Yaa Allah...
Ya Allah...
Sombongnya kami ya Allah
Karena kami lebih sibuk dengan urusan kami
Panggilan-Mu sering kami abaikan...
Perintahmu banyak yg kami lalaikan..
Padahal nikmat berupa nafas saja kami tak mampu menghitungnya...
Padahal nikmat 360 otot tubuh yang bergerak setiap waktu dalam tubuh kami, tak pula kami mampu membalasnya kepada-Mu...
Sombong sekali kami ya Allah...
Karena telah berulang kali Kau beri nikmat, kami hanya mengucap alhamdulillah...
Tanpa pernah mengerti bahwa Kau beri nikmat ini agar jiwa ini tahu berterima kasih dengan beramal sholih...
Βukan sekedar mengucapkan alhamdulillah ...apalagi jika tanpa ucapan syukur sama sekali...
Sombong sekali kami ya Allah...
Mungkin jika Kau tunjukkan kekotoran hati ini, maka hati kamilah yang paling hitam legam...
Tapi Engkau begitu bijak menyembunyikan semua aib kami ...
Agar tak ada yang mampu melihat keburukan kami...
Ya Allah...
Pada Hari ini ...di hari raya Idul Fithri ini...
izinkan kami bertaubat....bersujud diatas sajadah kami...
Merenungi dan menangisi setiap waktu yang kami tinggalkan hanya untuk dunia yang melenakan...
Meninggalkan-Mu sendirian... padahal cinta-Mu begitu besar....padahal diri ini milik-Mu
Ya Allah....
Engkau yang Maha Pengampun, Maha Suci dan Maha Besar...
Tiada daya upaya yang mampu melampaui kekuasaan-Mu...
Kami lemah ya Allah..
Maafkan kami ...
Laa ilaaha illaa anta, tiada ilah kecuali Engkau
Subhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin...Maha Suci Engkau, sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri...
Ya Allah....engkau Maha Memaafkan dan mencintai orang yang meminta maaf..
Maka maafkanlah kami...
Allahumma innaka affuwwun, tuhibbu afwa, fa' fuanna
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri kami agar dapat berlaku adil dengan syari’atMu di atas bumi yang tidak sejengkalpun melainkan milikMu. Pilihkan kami pemimpin yang bertaqwa dan takut akan dosa serta berpihak pada syariat-Mu, sehingga selalu melaksanakan perintah-Mu dan menjauhi segala larangan-Mu.
Akhirnya ya Allah,
Ijinkan kami memohon... ampuni dosa kami, dosa suami, istri dan anak-anak kami, ampuni dosa ibu dan bapak kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah berpulang. Dan pertemukan kami dengan Ramadhan tahun depan.... ya Allah 'Azza Wa Jalla.
رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."

RAMADHANMU YANG SEBENARNYA

Ramadhanmu yang sebenarnya bukan ditentukan oleh subyektifitas rasa tenang dan damai
Tapi ramadhanmu yang sebenarnya adalah ketika engkau mampu menahan hawa nafsu untuk tidak mementingkan diri sendiri
Ramadhanmu yang sebenarnya adalah ketika engkau mampu membentuk dirimu menjadi prajurit cinta dan berjiwa kasih
Sigap menolong mereka yang kesusahan
Jeli terhadap mereka yang tidak meminta tapi butuh pertolongan
Sebab disanalah kebahagiaan berada
Sebab disanalah Tuhan berada

By. Satria hadi lubis 

HIDUP SEHARUSNYA AJAIB

 

By. Satria hadi lubis
ADA satu pertanyaan menarik dari salah satu jama'ah pengajian ketika saya ceramah. "Ustadz...apakah hidup seorang muslim itu harus ajaib?"
Saya tercenung sebentar mendengar pertanyaan yg menarik ini. Lalu saya jawab begini, "Jika yang dimaksudkan hidup ajaib itu adalah hidup yang dikelilingi mistik, klenik dan dedemit tentu saja tidak. Bahkan Allah malah melarangnya (lihat al Qur'an Surah 72, al Jin).
Namun jika yang dimaksud hidup ajaib itu adalah hidup yang merasakan kehadiran Allah (baca : ihsan) dalam wujud pertolongan-Nya dari arah yang tak diduga dan dengan cara yang tak disangka, memang seharusnya demikianlah hidup seorang muslim.
Seorang muslim selain hidup secara logis sesuai hukum kausalitas (sebab akibat, misal : belajar akan pintar, olahraga akan sehat, menabung akan kaya, dan lain-lain), tapi juga mestinya hidup seorang muslim itu ajaib dan ada surpise (kejutan).
Itulah makna iman (percaya) kepada yang ghaib, "Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (Qs. 2 ayat 2 dan 3).
Itu juga yang merupakan janji Allah SWT :
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (Qs. 47 ayat 7).
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu" (Qs. 65 ayat 2 dan 3).
Maka merugilah seorang muslim yang mengaku beriman kepada Allah tapi hidupnya "biasa-biasa" saja. Logis dan monoton, selalu rasional serta mudah ditebak. Hidupnya tidak variatif karena tidak ada surprise, berupa bantuan dari Allah 'Azza Wa Jalla secara ajaib (dari arah yang tak disangka dan tidak logis).
Justru hidup yang bahagia itu jika kita hidup tidak monoton dan membosankan seperti menonton film seru. Disana ada logika dan surprise, kekalahan dan kemenangan, ada tegang dan santai, ada tangis dan tawa. Itulah hidup yang nikmat.
Hidup seorang muslim seharusnya tak selalu logis, tapi ada keajaiban-keajaiban karena ada kehadiran dan pertolongan Allah 'Azza Wa Jalla dalam setiap episode kehidupannya.

SALAH MENUNJUKKAN PRESTASI

 By. Satria hadi lubis

ADA seorang pemuda yang sering direndahkan teman-temannya sebagai orang malas dan miskin prestasi. Namun pemuda tersebut tidak marah dan tetap ramah kepada teman-temannya yang merendahkannya.
Ketika ditanya mengapa engkau tidak tersinggung dan marah dianggap tidak berprestasi, maka pemuda tersebut menjawab : "Aku sibuk bersusah payah menunjukkan prestasiku di hadapan Allah, itupun belum tentu diterima oleh-Nya. Kesibukanku itu membuatku lupa menunjukkan prestasiku di hadapan manusia".
Banyak orang sibuk menunjukkan prestasinya di hadapan manusia, sampai lupa menunjukkan prestasinya di hadapan Allah. Mungkin malah prestasinya di hadapan Allah hampir nol besar.
Padahal prestasi di depan manusia bersifat fana, semu dan melenakan, bahkan bisa menjerumuskan manusia tersebut akibat pujian yang membuatnya sombong. Sedangkan prestasi di hadapan Allah adalah prestasi yang sebenarnya, bersifat abadi karena mendapatkan imbalan surga, dan menunjukkan kecerdasan manusia tersebut terhadap hakekat kehidupan.
Bukan berarti prestasi kerja di kantor atau prestasi di bidang lainnya tidak penting, tapi niatkan dan lakukan prestasi tersebut untuk (menuju ketakwaan kepada) Allah SWT.
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti" (Qs. 49 ayat 13).

BANJIRI MEDIA SOSIAL KITA DENGAN PEMBELAAN ISLAM

 

By. Satria hadi lubis
AKHIR-AKHIR ini di fyp Tiktok saya berseliweran akun-akun live streaming perdebatan antar agama Islam versus Kristen.
Saya yang dari dulu memang memiliki ketertarikan dengan studi perbandingan agama sangat menikmati perdebatan yang terjadi secara live di Tiktok tersebut.
Terus terang saya kagum dengan para pembela Islam (apaloget Islam?) yang dengan sabar dan dengan pengetahuan mendalam menggunakan Al Kitab (Injil) untuk membuktikan kesalahan teologi ajaran Kristen itu sendiri.
Secara umum, saya kagum dan respek dengan saudara-saudaraku sesama muslim yang dengan gigih, rutin dan sabar terus membela Islam di laman-laman media sosial. Entah itu di Tiktok, Twitter, Instagram, Facebook, dan laman media sosial lainnya.
Memang medan jihad kita sekarang sudah berubah. Tidak lagi hanya wajib berjihad (membela Islam) di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.
Sudah saatnya setiap kaum muslimin saat ini mempunyai waktu rutin setiap hari untuk berjuang membela Islam di media-media sosial.
Setidaknya setiap muslim perlu mempunyai dua akun medsos yang diisi dengan berbagai konten dakwah dan untuk menanggapi berbagai serangan pemikiran oleh para pembenci Islam (kaum Islamophobia) yang kini rajin bersliweran di medsos. Mereka tak henti-hentinya menjelek-jelekkan Islam, Rasulullah saw, dan Al Qur'an, baik secara halus maupun kasar.
Sebagai muslim, sudah barang tentu kita harus memiliki ghiroh (rasa cemburu dan semangat membara) untuk membela Islam di medsos. Biarlah medsos-medsos saat ini "banjir" dengan berbagai konten dakwah dan pembelaan Islam daripada "banjir" dengan berbagai konten kemaksiatan dan kesia-siaan yang tak ada manfaatnya.
Di zaman modern ini, cara kita mendapatkan pahala yang banyak bukan hanya melalui amal sholih di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Yakni dengan lebih sering dan lebih banyak lagi berdakwah di dunia maya sebagaimana sebaliknya, begitu mudahnya seseorang saat ini "memanen" dosa dan maksiat di dunia maya.
Maka singsingkanlah jari-jari kalian...wahai saudara-saudaraku kaum muslimin!
Untuk "membanjiri" dunia maya kita dengan berbagai konten dakwah dan pembelaan terhadap Islam.
Ketahuilah! Jejak digital kita akan "abadi" di dunia maya. Menjadi pahala jariyah yang akan mengalir terus-menerus, walau kita sudah meninggal dunia.
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim no. 1893).
"Apabila seorang anak Adam mati, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak saleh yang berdoa untuknya" (HR. Muslim).
Hal ini juga dipertegas dengan penjelasan dari Al-Hafidh Abd Adhim bin Abd Qawiyy al-Mundziriy As-Syafi’i sebagai berikut :
‎• قال الحافظ عبد العظيم المنذري الشافعي رحمه الله
‎( ناسخُ العلم النافعِ له أجره وأجر من قَرأَه أو نسخه أو عمل به من بعده، ما بقي خطُّه والعمل به؛ لهذا الحديث وأمثاله، وناسخ غير النافع مِمَّا يوجبُ الإثم، عليه وزرُه ووزرُ من قرأه أو نسخه أو عمل به من بعده، ما بقي خطُّه والعملُ به)
‎ الترغيب والترهيب
"Orang yang menyalin atau mencatat (atau membuat status) ilmu yang bermanfa'at, ia akan mendapatkan pahalanya, juga mendapatkan pahala orang yang membacanya, pahala orang yang men-share kembali, dan pahala orang yang mengamalkannya, selama tulisannya masih ada dan diamalkan, karena berdasar pada hadits di atas dan yang semisalnya.
Sebaliknya, orang yang menyalin atau mencatat atau nyetatus apapun yang tak bermanfa'at serta berdosa, ia pun menanggung dosanya, juga menanggung; dosa orang yang membacanya, dosa orang yang men-share kembali, dosa orang yang mengamalkannya, selama tulisannya masih ada dan diamalkan" (At-Targhib wat Tarhib).
Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nashir.