By. Satria hadi lubis
KORBAN berasal dari bahasa Arab "qorroba-yuqarribu" yang artinya "mendekatkan". Hakikatnya kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh sebab itu, barang siapa yang berkorban di hari raya Idul Adha tapi tidak semakin dekat (bertaqwa) kepada Allah setelah berkorban, maka ia tak paham makna berkorban. Walau ia tetap dapat pahala, namun korbannya hanya sebatas ibadah ritual belaka.
Lagi pula, bukankah hidup ini memang perjalanan seorang manusia menuju (mendekati) Tuhannya? Perjalanan seorang hamba menuju kematiannya yang diharapkan husnol khotimah dengan cara mendekatkan diri kepada Allah?
Lagi pula, bukankah berkorbannya seorang hamba dengan memberikan waktu, tenaga, pikiran, perasaan, bahkan nyawanya sekalipun untuk Allah adalah jalan kebahagiaan dalam hidupnya? Bukankah berkorban (memberi) lebih membahagiakan daripada menerima? Itulah sebabnya Allah (yang menciptakan hati manusia) menyuruh kita berkorban demi kebahagiaan manusia itu sendiri, sedang Allah tidak membutuhkan apapun dari alam semesta ini.
Lagi pula, sebenarnya kita tak pernah berkorban apa pun karena kita dan semua yang kita miliki adalah milik Allah, sehingga ketika kita berkorban (memberi) sebenarnya hanya mengembalikan segala sesuatunya kembali kepada Allah.
Lagi pula, "pengorbanan" berupa harta dan jiwa tersebut insya Allah akan diganti Allah dengan imbalan surga selama-lamanya. Sedang berkorbannya hanya sebentar, selama hidup di dunia saja.
Maka tak pernah rugi seorang muslim dengan berkorban untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur'an" (Qs. 9 ayat 111).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar