Oleh
: Satria Hadi Lubis
(Widyaiswara
Madya STAN)
Pendahuluan
Sebagai sebuah institusi yang
memegang peranan vital dalam mengelola keuangan negara dan menentukan jatuh
bangunnya Republik Indonesia, Kementerian Keuangan membutuhkan jajaran sumber
daya aparatur yang berkualitas dan kompeten.
Berbagai upaya strategis terus menerus dilakukan untuk memperbaiki kinerja dan
meningkatkan kompetensi, baik hard skills
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi unit di Kementerian Keuangan, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam
JPM (Job Person Match). Sementara
itu, salah satu dari 35 soft skills sebagaimana
disebutkan di dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Persekjen) No
55/SJ/2008, yaituintegritas menjadi salah satu karakter khusus di Kementerian
Keuangan yang harus dimiliki dan menyatu dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan
setiap pegawainya.
Integritas juga menjadi salah satu
nilai-nilai Kementerian
Keuangan yang idealnya harus terwujud dalam diri setiap pegawai Kementerian
Keuangan. Integritas menurut nilai-nilai Kementerian Keuangan diartikan sebagai
berpikir, berkata, berperilaku dengan baik dan benar serta memegang teguh kode
etik dan prinsip-prinsip moral.
Teori tentang Integritas
Integritas berasal dari bahasa latin
“integrate” yang artinya komplit atau
tanpa cacat, sempurna, tanpa kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati sama
dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan (Bertens, 1994).
Integritas
(integrity) adalah bertindak
konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik
profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Secara
sederhana, integritas menunjukkan
keteguhan sikap, menyatunya perbuatan dan nilai-nilai moral yang dianut oleh
seseorang. Orang yang memiliki integritas tidak akan tergoyahkan oleh godaan
untuk mengkhianati nilai-nilai moral yang diyakini.
Pribadi
berintegritas adalah pribadi yang mempertahankan tingkat kejujuran dan etika
yang tinggi dalam perkataan dan tindakannya sehari-hari. Mereka adalah
orang-orang yang kompeten, teliti dan handal dalam berperilaku, dapat dipercaya oleh
rekan kerjanya, bawahan dan atasannya serta pihak luar. Mereka juga
memperlakukan orang lain dengan adil.
Beberapa
pendapat tentang integritas dan pribadi yang berintegritas adalah sebagai
berikut :
1.
Henry
Could
Orang-orang yang menjadi pemimpin atau
yang benar-benar sukses cenderung memiliki tiga kualitas. Kualitas dimaksud
menurut Henry Cloud (2006),
yaitu memiliki perangkat kemampuan tertentu, membangun hubungan saling menguntungkan
(lebih dari sekedar networking), dan
berkarakter. Setidaknya, karakter yang dimaksud di sini adalah mencakup etika
dan integritas. Kesuksesan
seorang pemimpin tidak
hanya dilihat dari seberapa besar kemampuannya dalam bidang tertentu, tetapi
yang lebih penting adalah seberapa besar integritas dirinya dalam mengelola dan
menggunakan kemampuannya tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang
diyakininya.
2.
Dr.
Phill Pringle
Beberapa penjelasan mengenai
integritas menurut Dr. Phill Pringle (2001)
dalam
bukunya Top 10 Qualities of A Great
Leader
adalah sebagai berikut :
1.
Integritas berasal dari
sikap tidak mementingkan diri sendiri.
2.
Integritas dibangun di
atas dasar disiplin.
3.
Integritas adalah
kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah api godaan.
4.
Integritas adalah
kemampuan untuk bersabar ketika hidup ini tidak berjalan mulus.
5.
Integritas adalahtahan
uji yang memerlukan perilaku yang dapat diduga.
6.
Integritas adalah
kekuatan yang tetap teguh sekalipun tidak ada yang melihat.
7.
Integritas adalah
menepati janji-janji, bahkan ketika merugikan Anda.
8.
Integritas, tetap setia
kepada komitmen, bahkan ketika itu tidak nyaman.
9.
Integritas, tetap teguh
pada nilai-nilai tertentu meskipun dirasakan lebih populer untuk
mencampakkannya.
10.
Integritas, hidup
dengan keyakinan, ketimbang dengan apa yang disukai.
11.
Integritas adalah
pondasi dari kehidupan, jika integritas baik, maka kehidupan baik, begitupun
sebaliknya.
12.
Integritas dibentuk
melalui kebiasaan.
3.
Stephen
R. Covey
Pendapat yang disampaikan oleh Stephen
R. Covey (1997) yang
dekat dengan integritas adalah “begin
with the end mind”, yaitu selalu bertanya, “Apa yang Anda inginkan agar
orang lain tetap mengingat Anda setelah Anda meninggal dunia?”. Tentu saja kita
ingin nama baik menjadi hal yang tersisa di dunia ini setelah kita meninggal
dan hal ini akan membuat kita menjadi orang yang berintegritas.
4.
Billy
Boen
Menurut Billy Boen (2009), image, reputasi atau nama baik adalah hal penting yang menjadi
target seseorang yang ingin sukses dalam pekerjaan. Salah satu cara untuk
menjaga nama baik adalah memperhatikan diri sendiri yang sesungguhnya. Tidak
bermuka dua, artinya mengatakan satu hal kepada seseorang, lalu mengatakan hal
yang bertolak belakang dengan apa yang dikatakan itu kepada orang lain. Cara
ini adalah dengan mengucapkan dan melakukan apa yang diyakini benar. Jangan
katakan dan bertindak apa yang sudah diyakini salah. Cara seperti ini merupakan
ciri orang yang berintegritas. Integritas tidak dapat dipisahkan dengan jujur. Jadi, jika kita
melakukan pekerjaan secara tidak jujur, artinya kita tidak memiliki integritas. Tidak
bergosip adalah salah
satu cara mudah untuk menjaga integritas. Jika kita membicarkan seseorang di
belakangnya, kemungkinan besar kita juga akan membicarakan orang yang kita ajak
bicara tadi di belakangnya.
Billy Boen (2009) juga mengatakan, jika
seseorang sudah tahu apa keinginannya, semua perilaku dan
tindakannya akan mengupayakan agar keinginan itu terwujud. Pada umumnya,
tindakan untuk mencapai keinginan tersebut memerlukan integritas. Dengan
integritas, seseorang akan melakukan segala sesuatunya secara positif dan konsisten.
5.
Zig
Ziglar
Seorang motivator dunia, Zig Ziglar (2007) berkata, “Seberapa jauh
prestasi yang Anda capai dalam kehidupan Anda, bukan yang ditentukan dari apa
yang terjadi pada diri Anda, melainkan dari apa yang Anda perbuat selama hal
itu terjadi pada diri Anda.” Maksudnya, hasil
akhir bukanlah satu-satunya yang dinilai, tetapi
bagaimana
kita bersikap dan bertindak selama proses untuk menuju kepada hasil. Dengan
adanya integritas diri, sikap dan tindakan tersebut akan sesuai dengan sistem
norma. Integritas diri akan membentuk komitmen, yang nantinya prestasi yang
kita raih akan dihargai oleh orang lain.
6.
Wuryanano
Integritas merupakan salah satu
prinsip dari 21 prinsip dalam buku The 21
Principles to Build and Develop Fighting Spirit karangan Wuryanano (2011). Menurutnya, orang
yang mempunyai integritas adalah orang yang menerapkan sistem norma untuk
menilai kehidupan, sehingga kehidupannya seperti “buku yang terbuka”. Ia tidak
punya apapun untuk disembunyikan maupun untuk ditakuti. Integritas diri punya
pengaruh yang tinggi pada kehidupan setiap orang. Integritas diri akan
membentuk reputasi atau prestasi diri yang kuat pada diri masing-masing. Orang
yang terarah kehidupannya akan lebih jauh dan lebih cepat prestasinya di dalam seluruh
bidang kehidupan dibandingkan dengan yang tidak terarah. Integritas diri
bukanlah sebatas apa yang kita lakukan, tetapi lebih banyak menunjukan siapa
diri kita sesungguhnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa
integritas adalah suatu sikap dan perilaku konsisten untuk menjunjung tinggi
etika kerja dan etika profesi. Integritas mensyaratkan adanya godaan atau
peluang untuk melakukan perbuatan tercela. Namun orang yang berintegritas tidak
melakukan perbuatan tercela tersebut karena ia memiliki keyakinan akan
pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur di lingkungannya.
Bagaimana Membangun
Pribadi Berintegritas
Untuk membangun pribadi
berintegritas sebenarnya tidak susah karena sekurang-kurangnya cukup dengan
melakukan tiga langkah
penting. Pertama, Anda
harus membangun konsep diri positif, yaitu memiliki pandangan dan perasaan yang
positif mengenai diri sendiri yang akan membuat seseorang menjadi manusia yang
optimis dalam menyelesaikan masalah. Kemudian merasa setara dengan orang lain,
menganggap pujian sebagai kewajaran, menyadari bahwa kita tidak bisa
menyenangkan semua orang dan memiliki kemampuan untuk mengubah diri. Disamping
itu, kunci untuk hidup dalam integritas diantaranya adalah memiliki karakter
jujur, hati yang tulus, tidak munafik, tidak menyimpan kesalahan atau konflik,
pandai menjaga lidah, berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab terhadap
komitmen yang telah kita buat kapan dan dimanapun kita berada.
Kedua,
Anda harus melihat integritas sebagai “ integritas seluruh bagian”. Menurut
Henry Cloud (2006),
ada enam aspek integritas, yaitu :
1.
Kemampuan terhubung
secara autentik (yang mengarah pada rasa percaya).
2.
Kemampuan berorientasi
pada kebenaran (yang mengarah pada penemuan kenyataan dan bekerja sesuai
kenyataan).
3.
Kemampuan bekerja
dengan cara yang menghasilkan dan selesai dengan baik (yang mengarah pada
pencapaian sasaran, laba,
atau misi)
4.
Kemampuan terlibat dalam
menghadapi hal negatif (yang mengarah pada penyelesaian atau perubahan
masalah).
5.
Kemampuan untuk
berorientasi pada pertumbuhan (yang mengarah ada peningkatan).
6.
Kemampuan untuk menjadi
transenden (yang mengarah pada
perluasan gambaran yang lebih besar dari diri sendiri).
Ketiga, Anda harus mengenali
konsep dari integritas tersebut. Menurut Henry Cloud (2006), ada empat konsep integritas,
yakni :
1.
Sebagai keterampilan
Integritas merupakan sebuah keterampilan
yang harus dilatih terus-menerus. Ia bukan sesuatu yang ada dalam kepribadian
seseorang . Integritas diajarkan dan dipelajari sepanjang hidup.
2.
Sebagai pedoman
Integritas merupakan “benchmark”, rujukan atau tujuan yang
digunakan dalam membuat keputusan yang berdasarkan pada kebenaran dan
kejujuran.
3.
Sebagai bangunan yang
kokoh
Integritas harus dibangun dan
dilestarikan sepanjang hidup. Integritas merupakan suatu bangunan di dalam hati
seseorang, dimulai ketika orang itu masih muda. Integritas harus dipelihara
terus menerus, jika tidak maka bangunan yang sudah dibuat selama hidup dapat
runtuh dalam waktu singkat.
4.
Sebagai benih
Integritas ibarat sebuah benih yang ditanam
sejak kecil, disirami dan akan berbunga di saat dewasa. Semakin rajin dirawat,
akan lebih cepat tumbuh dan berbunga. Jika tanaman kita mati, harus segera
menanam yang baru dan disirami tiap hari. Perlu diingatkan bahwa tanaman tidak
bisa langsung berbunga, perlu waktu untuk kembali seperti semula.
Kesimpulan
Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan
nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi dan etika kerja,
walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Integritas sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap orang. Orang yang memiliki integritas tinggi mampu
menghadapi setiap godaan yang akan merusak integritasnya. Dia akan hidup dengan
keyakinan yang kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang diyakininya.
Integritas yang tinggi akan melahirkan orang-orang yang disiplin dan peduli
terhadap lingkungan sekitarnya. Pribadi yang berintegritas akan tetap pada
komitmennya dan tahan terhadap
ujian yang akan menggoncangkan komitmen tersebut.
Mengingat pentingnya integritas, maka
setiap pegawai Kementerian
Keuangan harus berusaha untuk menjadi pribadi yang berintegritas. Selama ada
Republik Indonesia, maka Kementerian
Keuangan harus terus berdiri sebagai sebuah institusi yang mempunyai cita-cita,
integritas, kompetensi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Keempat karakter
dasar tersebut di atas bisa menjadi ciri dari Kementrian Keuangan, sekaligus
perekat dari organisasi.
Daftar Bacaan :
Lubis,
Satria H. 2011. Bahan Ajar KSPK II.
STAN, Tangsel.
Cloud,
Henry. 2006. Integritas : Keberanian
Memenuhi Tuntutan Kenyataan. Gramedia, Jakarta.
Pringle,
Phill. 2001.
Top 10 Qualities of A GreatLeader. Pearson
Horizon Editions, Canada.
Covey,
Stephen R. 1997. Seven Habits of Highly
Effective People. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Boen,
Billy. 2009. Young On Top : 30 Rahasia Sukses di Usia Muda. Gagas Media,
Jakarta.
Wuryanano. 2011. The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Ziglar,
Zig. 2007. Gods Way is Still The Best Way.
Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Bertens,
K. 1994. Etika, Gramedia,
Jakarta.
.................
Kompilasi PidatoMenteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati, Sekretariat Jendral, Kementrian Keuangan. 2010.
Basalamah,
Anies S. Artikel : “Mengenali Motivasi
untuk Meningkatkan Kinerja “. 2010.