Senin, 04 April 2016

MENJADI PRIBADI YANG BERINTEGRITAS


 
Oleh : Satria Hadi Lubis
(Widyaiswara Madya STAN)

Pendahuluan
            Sebagai sebuah institusi yang memegang peranan vital dalam mengelola keuangan negara dan menentukan jatuh bangunnya Republik Indonesia, Kementerian Keuangan membutuhkan jajaran sumber daya aparatur yang berkualitas dan kompeten. Berbagai upaya strategis terus menerus dilakukan untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan kompetensi, baik hard skills yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi unit di Kementerian Keuangan, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam JPM (Job Person Match). Sementara itu, salah satu dari 35 soft skills sebagaimana disebutkan di dalam Peraturan Sekretaris Jenderal  Kementerian Keuangan (Persekjen) No 55/SJ/2008, yaituintegritas menjadi salah satu karakter khusus di Kementerian Keuangan yang harus dimiliki dan menyatu dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan setiap pegawainya.
            Integritas juga menjadi salah satu nilai-nilai Kementerian Keuangan yang idealnya harus terwujud dalam diri setiap pegawai Kementerian Keuangan. Integritas menurut nilai-nilai Kementerian Keuangan diartikan sebagai berpikir, berkata, berperilaku dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. 
Teori tentang Integritas
            Integritas berasal dari bahasa latin “integrate” yang artinya komplit atau tanpa cacat, sempurna, tanpa kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati sama dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan (Bertens, 1994).
Integritas (integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Secara sederhana, integritas menunjukkan keteguhan sikap, menyatunya perbuatan dan nilai-nilai moral yang dianut oleh seseorang. Orang yang memiliki integritas tidak akan tergoyahkan oleh godaan untuk mengkhianati nilai-nilai moral yang diyakini.
            Pribadi berintegritas adalah pribadi yang mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam perkataan dan tindakannya sehari-hari. Mereka adalah orang-orang yang kompeten, teliti dan handal dalam berperilaku, dapat dipercaya oleh rekan kerjanya, bawahan dan atasannya serta pihak luar. Mereka juga memperlakukan orang lain dengan adil.
Beberapa pendapat tentang integritas dan pribadi yang berintegritas adalah sebagai berikut :
1.        Henry Could
          Orang-orang yang menjadi pemimpin atau yang benar-benar sukses cenderung memiliki tiga kualitas. Kualitas dimaksud menurut Henry Cloud (2006), yaitu memiliki perangkat kemampuan tertentu, membangun hubungan saling menguntungkan (lebih dari sekedar networking), dan berkarakter. Setidaknya, karakter yang dimaksud di sini adalah mencakup etika dan integritas. Kesuksesan seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari seberapa besar kemampuannya dalam bidang tertentu, tetapi yang lebih penting adalah seberapa besar integritas dirinya dalam mengelola dan menggunakan kemampuannya tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang diyakininya.
2.        Dr. Phill Pringle
          Beberapa penjelasan mengenai integritas menurut Dr. Phill Pringle (2001) dalam bukunya Top 10 Qualities of A Great Leader adalah sebagai berikut :
1.        Integritas berasal dari sikap tidak mementingkan diri sendiri.
2.        Integritas dibangun di atas dasar disiplin.
3.        Integritas adalah kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah api godaan.
4.        Integritas adalah kemampuan untuk bersabar ketika hidup ini tidak berjalan mulus.
5.        Integritas adalahtahan uji yang memerlukan perilaku yang dapat diduga.
6.        Integritas adalah kekuatan yang tetap teguh sekalipun tidak ada yang melihat.
7.        Integritas adalah menepati janji-janji, bahkan ketika merugikan Anda.
8.        Integritas, tetap setia kepada komitmen, bahkan ketika itu tidak nyaman.
9.        Integritas, tetap teguh pada nilai-nilai tertentu meskipun dirasakan lebih populer untuk mencampakkannya.
10.    Integritas, hidup dengan keyakinan, ketimbang dengan apa yang disukai.
11.    Integritas adalah pondasi dari kehidupan, jika integritas baik, maka kehidupan baik, begitupun sebaliknya.
12.    Integritas dibentuk melalui kebiasaan.

3.        Stephen R. Covey
          Pendapat yang disampaikan oleh Stephen R. Covey (1997) yang dekat dengan integritas adalah “begin with the end mind”, yaitu selalu bertanya, “Apa yang Anda inginkan agar orang lain tetap mengingat Anda setelah Anda meninggal dunia?”. Tentu saja kita ingin nama baik menjadi hal yang tersisa di dunia ini setelah kita meninggal dan hal ini akan membuat kita menjadi orang yang berintegritas.
4.        Billy Boen
          Menurut Billy Boen (2009), image, reputasi atau nama baik adalah hal penting yang menjadi target seseorang yang ingin sukses dalam pekerjaan. Salah satu cara untuk menjaga nama baik adalah memperhatikan diri sendiri yang sesungguhnya. Tidak bermuka dua, artinya mengatakan satu hal kepada seseorang, lalu mengatakan hal yang bertolak belakang dengan apa yang dikatakan itu kepada orang lain. Cara ini adalah dengan mengucapkan dan melakukan apa yang diyakini benar. Jangan katakan dan bertindak apa yang sudah diyakini salah. Cara seperti ini merupakan ciri orang yang berintegritas. Integritas tidak dapat dipisahkan dengan jujur. Jadi, jika kita melakukan pekerjaan secara tidak jujur, artinya kita tidak memiliki integritas. Tidak bergosip adalah salah satu cara mudah untuk menjaga integritas. Jika kita membicarkan seseorang di belakangnya, kemungkinan besar kita juga akan membicarakan orang yang kita ajak bicara tadi di belakangnya.
          Billy Boen (2009) juga mengatakan, jika seseorang sudah tahu apa keinginannya, semua perilaku dan tindakannya akan mengupayakan agar keinginan itu terwujud. Pada umumnya, tindakan untuk mencapai keinginan tersebut memerlukan integritas. Dengan integritas, seseorang akan melakukan segala sesuatunya secara positif dan konsisten.
5.        Zig Ziglar
          Seorang motivator dunia, Zig Ziglar (2007) berkata, “Seberapa jauh prestasi yang Anda capai dalam kehidupan Anda, bukan yang ditentukan dari apa yang terjadi pada diri Anda, melainkan dari apa yang Anda perbuat selama hal itu terjadi pada diri Anda.” Maksudnya, hasil akhir bukanlah satu-satunya yang dinilai, tetapi bagaimana kita bersikap dan bertindak selama proses untuk menuju kepada hasil. Dengan adanya integritas diri, sikap dan tindakan tersebut akan sesuai dengan sistem norma. Integritas diri akan membentuk komitmen, yang nantinya prestasi yang kita raih akan dihargai oleh orang lain.
6.        Wuryanano
            Integritas merupakan salah satu prinsip dari 21 prinsip dalam buku The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit  karangan Wuryanano (2011). Menurutnya, orang yang mempunyai integritas adalah orang yang menerapkan sistem norma untuk menilai kehidupan, sehingga kehidupannya seperti “buku yang terbuka”. Ia tidak punya apapun untuk disembunyikan maupun untuk ditakuti. Integritas diri punya pengaruh yang tinggi pada kehidupan setiap orang. Integritas diri akan membentuk reputasi atau prestasi diri yang kuat pada diri masing-masing. Orang yang terarah kehidupannya akan lebih jauh dan lebih cepat prestasinya di dalam seluruh bidang kehidupan dibandingkan dengan yang tidak terarah. Integritas diri bukanlah sebatas apa yang kita lakukan, tetapi lebih banyak menunjukan siapa diri kita sesungguhnya.
            Jadi dapat dikatakan bahwa integritas adalah suatu sikap dan perilaku konsisten untuk menjunjung tinggi etika kerja dan etika profesi. Integritas mensyaratkan adanya godaan atau peluang untuk melakukan perbuatan tercela. Namun orang yang berintegritas tidak melakukan perbuatan tercela tersebut karena ia memiliki keyakinan akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur di lingkungannya.
Bagaimana Membangun Pribadi Berintegritas
            Untuk membangun pribadi berintegritas sebenarnya tidak susah karena sekurang-kurangnya cukup dengan melakukan tiga langkah penting. Pertama, Anda harus membangun konsep diri positif, yaitu memiliki pandangan dan perasaan yang positif mengenai diri sendiri yang akan membuat seseorang menjadi manusia yang optimis dalam menyelesaikan masalah. Kemudian merasa setara dengan orang lain, menganggap pujian sebagai kewajaran, menyadari bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang dan memiliki kemampuan untuk mengubah diri. Disamping itu, kunci untuk hidup dalam integritas diantaranya adalah memiliki karakter jujur, hati yang tulus, tidak munafik, tidak menyimpan kesalahan atau konflik, pandai menjaga lidah, berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab terhadap komitmen yang telah kita buat kapan dan dimanapun kita berada.
          Kedua, Anda harus melihat integritas sebagai “ integritas seluruh bagian”. Menurut Henry Cloud (2006), ada enam aspek integritas, yaitu :
1.              Kemampuan terhubung secara autentik (yang mengarah pada rasa percaya).
2.              Kemampuan berorientasi pada kebenaran (yang mengarah pada penemuan kenyataan dan bekerja sesuai kenyataan).
3.              Kemampuan bekerja dengan cara yang menghasilkan dan selesai dengan baik (yang mengarah pada pencapaian sasaran, laba, atau misi)
4.              Kemampuan terlibat dalam menghadapi hal negatif (yang mengarah pada penyelesaian atau perubahan masalah).
5.              Kemampuan untuk berorientasi pada pertumbuhan (yang mengarah ada peningkatan).
6.              Kemampuan untuk menjadi transenden (yang mengarah pada perluasan gambaran yang lebih besar dari diri sendiri).
          Ketiga, Anda harus mengenali konsep dari integritas tersebut. Menurut Henry Cloud (2006), ada empat konsep integritas, yakni :
1.        Sebagai keterampilan
       Integritas merupakan sebuah keterampilan yang harus dilatih terus-menerus. Ia bukan sesuatu yang ada dalam kepribadian seseorang . Integritas diajarkan dan dipelajari sepanjang hidup.
2.        Sebagai pedoman
       Integritas merupakan “benchmark”, rujukan atau tujuan yang digunakan dalam membuat keputusan yang berdasarkan pada kebenaran dan kejujuran.
3.        Sebagai bangunan yang kokoh
       Integritas harus dibangun dan dilestarikan sepanjang hidup. Integritas merupakan suatu bangunan di dalam hati seseorang, dimulai ketika orang itu masih muda. Integritas harus dipelihara terus menerus, jika tidak maka bangunan yang sudah dibuat selama hidup dapat runtuh dalam waktu singkat.
4.        Sebagai benih
       Integritas ibarat sebuah benih yang ditanam sejak kecil, disirami dan akan berbunga di saat dewasa. Semakin rajin dirawat, akan lebih cepat tumbuh dan berbunga. Jika tanaman kita mati, harus segera menanam yang baru dan disirami tiap hari. Perlu diingatkan bahwa tanaman tidak bisa langsung berbunga, perlu waktu untuk kembali seperti semula.
Kesimpulan
       Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi dan etika kerja, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Integritas sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Orang yang memiliki integritas tinggi mampu menghadapi setiap godaan yang akan merusak integritasnya. Dia akan hidup dengan keyakinan yang kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang diyakininya. Integritas yang tinggi akan melahirkan orang-orang yang disiplin dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Pribadi yang berintegritas akan tetap pada komitmennya dan tahan terhadap ujian yang akan menggoncangkan komitmen tersebut.
       Mengingat pentingnya integritas, maka setiap pegawai Kementerian Keuangan harus berusaha untuk menjadi pribadi yang berintegritas. Selama ada Republik Indonesia, maka Kementerian Keuangan harus terus berdiri sebagai sebuah institusi yang mempunyai cita-cita, integritas, kompetensi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Keempat karakter dasar tersebut di atas bisa menjadi ciri dari Kementrian Keuangan, sekaligus perekat dari organisasi.

Daftar Bacaan :
Lubis, Satria H. 2011. Bahan Ajar KSPK II. STAN, Tangsel.
Cloud, Henry. 2006. Integritas : Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan. Gramedia, Jakarta.
Pringle, Phill. 2001. Top 10 Qualities of A GreatLeader. Pearson Horizon Editions, Canada.
Covey, Stephen R. 1997. Seven Habits of Highly Effective People. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Boen, Billy. 2009. Young On Top : 30 Rahasia Sukses di Usia Muda. Gagas Media, Jakarta.
Wuryanano. 2011. The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ziglar, Zig. 2007. Gods Way is Still The Best Way. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Bertens, K. 1994. Etika, Gramedia, Jakarta. 
................. Kompilasi PidatoMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretariat Jendral, Kementrian Keuangan. 2010.
Basalamah, Anies S. Artikel : “Mengenali Motivasi untuk Meningkatkan Kinerja “. 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar