Senin, 11 September 2023

JADILAH ORANG YANG BERISIK


By. Satria hadi lubis
Yang saya maksud berisik disini adalah RAJIN memposting tulisan atau kebaikan bernilai dakwah di media sosial.
Sediakan waktu sehari minimal SETENGAH JAM atau SATU JAM untuk memposting tulisan/konten kebaikan. Atau untuk meng-counter tulisan/konten lain yang menjelek-jelekkan Islam, ulama, atau tulisan hoax yang menyesatkan.
Jika umat Islam di Indonesia jumlahnya 230 juta, sedang yang punya hp berinternet 100 juta, maka di medsos semestinya yang berisik (dominan) adalah tulisan atau konten dakwah bernada kebaikan. Bukan tulisan/konten kaum Islamophobia dan para buzzer, atau tayangan hedonis, pornografi, lucu-lucuan, tanpa makna.
Oleh karena itu, jangan malu disebut "raja copas."
Jangan risau disebut "sok alim, sok suci."
Jangan minder disebut "mabok agama."
Jangan gelisah dibilang "youtuber miskin viewer."
Tak perlu kecil hati disebut "aktivis medsos." TERUSLAH BERISIK dengan rajin menebar tulisan/konten kebaikan di media sosial.
JANGAN PELIT juga menulis komen atau meng-klik like pada tulisan/konten dari saudara-saudara kita sesama penebar kebaikan.
Jangan surut hanya karena cibiran dan bully-an para haters di medsos.
Ingatlah..!
Umat Islam dan bangsa Indonesia butuh orang-orang berakal sehat dan punya hati nurani.
Butuh orang yang PEDULI, yang berani menunjukkan sikap membela kebaikan dan kebenaran.
Yang mau bergemuruh membakar semangat lewat sekecil apa pun tulisan/konten yang bisa kita share.
Jangan menjadi orang pendiam di medsos. Jangan jadi silent reader dan scroll-scroll doank. Sebab di dunia maya, mana yang paling berisik maka itulah yang akan viral dan trending.
Janganlah sibuk dengan diri sendiri, padahal akal sehat terancam dan agama serta moral dilecehkan.
Diamnya orang baik akan membuat medsos menjadi sarana untuk MERUSAK pola pikir banyak orang dan anak-anak bangsa Indonesia.
Ingatlah...!
Dengan apa Indonesia merdeka?
Dengan tulisan-tulisan tajam Bung Karno dan Bung Hatta serta para founding fathers lainnya.
Dengan selebaran dan pamflet-pamflet yang rajin disebarkan.
Dengan pidato yang berapi-api, sehingga rakyat Indonesia pada waktu itu sadar dan mau berjuang merebut kemerdekaan.
Ingatlah..!
Kisah semut Ibrahim. Kisah seekor semut yang bolak balik membawa setetes air untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim as. Ketika semut itu ditanya mengapa melakukan hal demikian padahal tahu upayanya tidak sebanding dengan besarnya api. Semut menjawab, "Agar Allah dan semua makhluk di muka bumi ini tahu dimana AKU BERPIHAK". Jadi tunjukkan keberpihakanmu kepada kebaikan dan kebenaran di medsos.
Ingatlah...!
Sikap diammu terhadap kemungkaran akan membuat kita mendapat gelar dari Rasulullah saw sebagai orang yang paling lemah imannya.
"Barangsiapa yang melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan hatinya, dan hal itu merupakan SELEMAH-LEMAHNYA IMAN” (HR. Muslim). Maukah kamu disebut oleh Rasulullah saw sebagai orang yang payah imannya? Tentu tidak mau!
Maka inginkah kita mengecewakan beliau saw dengan menjadi umatnya yang penakut dan egois karena diam saja ketika melihat kemungkaran? Padahal kelak syafa'at beliau-lah yang kita dambakan??
Ingatlah...!
Penamu bisa lebih tajam daripada pedang...
Tulisanmu akan lebih mematikan daripada peluru tajam...
Gerakan jari tanganmu di ponsel akan mengubah keadaan...
Karena Allah tidak tidur dan akan selalu bersama para pejuang kebaikan...
Maka...jadilah orang yang BERISIK dengan rajin menebar kebaikan di media sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar