Selasa, 07 Januari 2025

MAU UANG ATAU TIDAK BISA BANGUN?

 

By. Satria hadi lubis
Ada dua orang sahabat ngobrol.
"Loe mau gak...gue kasih uang 1 milyar", kata Juned.
Temannya juned, bernama Tomi menjawab, "Ya..maulah!. Gue akan berterima kasih banget kalau dikasih 1 M"
"Tapi setelah loe dapat 1 M...besoknya loe gak bisa bangun alias mati", kata Juned.
"Ya..gak maulah! Ngapain dapat I M tapi besoknya gue gak bisa bangun. Mendingan gue gak usah dapat 1 M asal besok bisa bangun" jawab Tomi.
"Selama ini loe tiap hari bisa bangun....tapi koq gak ngucapin terima kasih kepada Tuhan," jawab Juned.
Tomi terdiam....spechless.
Ya begitulah kita...merindukan apa yang belum didapatkan, tapi melupakan dan tidak bersyukur kepada Allah dengan apa yang telah didapatkan.
Jadi sesungguhnya bisa hidup saja sudah merupakan kekayaan yang tak terhingga. Apalagi jika masih diberikan hidayah iman dan kesehatan untuk terus beraktivitas.
Allah berfirman :
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS Al-Baqarah: 152).
Dalam hadits qudsi disebutkan :
"Wahai anak Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai Aku!” (HR Thabrani).
Cara bersyukur bukan hanya sadar dengan berterima kasih kepada Allah, misalnya dengan mengucapkan "alhamdulillah," tapi juga membuktikan dengan perbuatan yang semakin taat kepada Allah SWT.
Abu Hazim juga berkata,
وأما مَن شكر بلسانه ولم يشكر بجميع أعضائه : فمثَلُه كمثل رجل له كساء فأخذ بطرفه ، فلم يلبسه ، فلم ينفعه ذلك من البرد ، والحر ، والثلج ، والمطر ” .
“Siapa saja yang bersyukur dengan lisannya, namun tidak bersyukur dengan anggota badan lainnya, itu seperti seseorang yang mengenakan pakaian. Ia ambil ujung pakaian saja, tidak ia kenakan seluruhnya. Maka pakaian tersebut tidaklah manfaat untuknya untuk melindungi dirinya dari dingin, panas, salju dan hujan” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2 : 84).
Hanya orang bersyukur kepada Allah SWT yang akan merasakan hari-harinya selalu indah, apapun kondisinya.
Khalil Gibran berkata: "Buatlah sendiri hari-hari indahmu, dan jangan mengharapkan hari indah dari siapa pun."

SENDIRI DAN SEPI


By. Satria hadi lubis
Ada seekor kucing betina yang suka mampir di pekarangan rumah saya. Biasanya kalau dia mampir, tak lama kemudian akan ada empat sampai lima ekor kucing jantan yang mengelilinginya. Seakan bersaing mencari perhatian. Bisa dikatakan si kucing betina ini seperti primadona di antara kucing betina di lingkungan perumahan saya.
Namun akhir-akhir ini, saya tidak lagi melihat si kucing betina itu dikelilingi para pejantan. Awalnya tidak begitu saya perhatikan, tapi lama-lama saya heran juga. Kemudian saya perhatikan si kucing betina itu ketika berjalan, ternyata sekarang kakinya belakangnya sudah pincang. Entah....dimana ia mengalami kecelakaan, sehingga kakinya sekarang cacat. Sedih juga saya melihatnya.
Mungkin di dunia perkucingan berlaku juga pepatah "habis manis sepah dibuang", kucing betina itu tidak lagi manis, tidak lagi disayang. Sekarang sang kucing betina itu lebih sering sendirian. Ia tak lagi menjadi primodana kucing. Mungkin ia akan menghabiskan sisa-sisa usianya dalam kesepian.
Begitulah pahitnya di dunia binatang. Ada masa-masa dimana mereka mengalami kondisi sendiri dan sepi.
Begitu pun di dunia manusia, ada masanya kita merasa sepi dan sendirian.
Mungkin itu saat kita awet menjomblo gak nikah-nikah. Dimana umur terus bertambah dan jodoh semakin menjauh.
Mungkin itu saat kita bekerja dan jauh dari istri dan anak, ditambah lingkungan kerja yang tak nyaman.
Mungkin itu ketika anak-anak sudah besar. Rumah yang tadinya ramai menjadi sepi dengan percakapan dan interaksi.
Mungkin itu ketika istri atau suami kita sudah lebih dulu meninggalkan kita. Bertahun, bahkan puluhan tahun sendirian di pinggir usia.
Mungkin itu ketika....ahh banyak sebenarnya momen-momen yang bisa membuat kita merasa sendiri dan sepi. Waktunya bisa singkat, bisa juga sampai puluhan tahun.
Bahkan ada orang yang merasa sendiri dan sepi walau di tempat ramai. Para pelaku bunuh diri, contohnya. Walau dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi mereka, tapi rasa sepi itu tak mau pergi, sehingga mereka tak tahan lagi dan menyelesaikannya dengan bunuh diri. Hal inilah yang mungkin terjadi pada diri Marilyn Monroe, artis terkenal dunia tahun 60-an yang mati bunuh diri. Atau sang vokalis Linkin Park, Chester Bennington, yang suaranya langka, melengking gahar seakan memprotes kesepian hidupnya.
Sudah banyak advis atau nasehat yang diberikan para pakar kesehatan jiwa agar kita tak merasa kesepian dan sendiri. Mulai dari menyibukkan diri sampai mencoba mencari teman bergaul. Namun itu semua tak cukup.
Mungkin kita lupa bahwa momen sepi dan sendiri itu adalah takdir (ketetapan) Allah, yang pasti terjadi pada setiap manusia. Itu adalah cara Allah agar manusia merasa sendiri lalu berpaling kepada-Nya. Cara Allah untuk menyapa hamba-Nya yang dicintai-Nya. Yang selama ini sibuk dengan urusan dunia dan melupakan-Nya. Itulah cara Allah untuk mengajak kita berdialog dan bermesraan dengan-Nya. Cara Allah untuk mengajak kita kepada kebahagiaan abadi.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (Qs. Ar-Ra'd, Ayat 28).
Rumus itulah yang didapatkan oleh Nabi Muhammad saw ketika beliau merasa sepi dan sendirian. Lalu beliau uzlah (mengasingkan diri) ke gua Hiro dan akhirnya mendapat wahyu bagaimana cara hidup bahagia tanpa pernah merasa kesepian, yakni dengan mengingat dan bersama Allah dalam setiap detik kehidupan. Dan ini juga yang harus kita lakukan jika kita tak mau merasa sepi dan sendirian.
Ketahuilah....jiwa dan hati ini ciptaan Allah, build up buatan Allah, sehingga hanya Allah yang tahu cara membahagiakan hati. Tapi manusia ada yang bandel, sok tahu, mereka berupaya menyelesaikan permasalahan hatinya tanpa petunjuk Allah. Dampaknya, malah makin merana dan kesepian.
Sang kucing betina itu bingung mengapa ia sekarang sendirian...
Tapi manusia seyogyanya tidak bingung ketika ia merasa sepi dan sendirian.
Karena ada Allah yang selalu menunggunya dan menyapanya dalam cinta sejati.

KAVLING YANG SEMAKIN MENYEMPIT

 

By. Satria hadi lubis
DULU sewaktu kecil kita bercita-cita setinggi langit
Ingin menguasai dunia, ingin memiliki kavling (sebidang tanah) di mana-mana
Semakin dewasa, semakin realistis
Hanya ingin punya rumah, kalau perlu beberapa
Tetapi setelah susah payah berusaha
Yang didapat hanya satu rumah, itu pun luasnya tak seberapa
Itupun sudah sesak riuh dengan anak-anak
Semakin menua, rumah yang riuh dengan anak-anak semakin sepi karena anak-anak pergi dengan prioritasnya masing-masing
Tinggallah rumah yang dipakai hanyalah bagian kamar untuk tidur dan kamar mandi
Bagian rumah lainnya semakin jarang dipakai, bahkan dikunjungi saja tidak
Dibiarkan kosong dan berdebu, karena tak lagi kuat untuk membersihkannya
Apalagi jika rumahnya berlantai dua atau tiga.
Ternyata kavling kita semakin menyempit bersamaan dengan bertambahnya usia
Mungkin rumah hanya ramai ketika lebaran atau kegiatan silaturahim
Selain itu sepi melompong bertahun-tahun
Rumah yang luas tak lagi perlu karena jalan saja sudah susah
Hanya tempat tidur yang terpakai, sesekali ke kamar mandi
Ambisi besar yang dulu dimiliki untuk memiliki kavling luas dan harta berlimpah tak lagi bisa dinikmati
Kalah oleh tubuh yang menua dan takdir yang jelas
Bahwa kita hanya butuh kavling yang sedikit
Berusaha kaya memang boleh, tapi tak usah bermewahan dan serakah menghalalkan segala cara
Sebab yang kita nikmati di masa tua hanya kavling yang semakin menyempit, yaitu kamar tidur dan kamar mandi
Hingga akhirnya di akhir hayat yang kita tiduri selamanya hanya kavling seluas 1x2 meter
Yang dekorasinya sama, tak peduli kita kaya atau miskin
Yang namanya sama : kuburan
"Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.” (HR. Bukhari).

100 TAHUN DARI SEKARANG

 By. Satria hadi lubis

100 TAHUN lagi dari sekarang, kita tak lagi ada
Tak ada lagi yang mengenang, karena yang mengenang juga sudah tak ada
100 tahun lagi dari sekarang, peninggalan kita tak lagi ada
Entah itu rumah, tanah, atau bangunan lainnya
Sudah berganti dengan yang lain, tanpa tersisa sedikitpun
100 tahun lagi dari sekarang, kita adalah debu yang dilupakan generasi mendatang
Manusia silih berganti hadir dan hilang dimakan zaman yang berkelindan ribuan tahun
Wahai diri....
Hidup di dunia hanya seperti berteduh di bawah pohon untuk melanjutkan perjalanan ke alam keabadian
Hidup di dunia hanya 70-80 tahun yang tak sebanding dengan ribuan tahun perjalanan selanjutnya melalui episode alam kubur, alam akhirat dan berakhir di surga atau neraka.
Lalu apa yang engkau banggakan kini.....wahai diri?
Milikmu di dunia ini hanya sebentar saja
Pangkat, jabatan, dan ketenaran hanya kesemuan belaka
Kehadiran kita di dunia akan dilupakan zaman
Apa yang engkau gusarkan...wahai diri?
Mengapa engkau pertaruhkan segalanya untuk syahwat yang hanya sekejap?
Mengapa engkau sedih berkepanjangan seakan lupa hidupmu untuk bahagia di dunia yang hanya sekejap ini?
100 tahun lagi dari sekarang, kita tak lagi ada
Anak, istri, suami, saudara dan orang tua, termasuk harta benda, tak lagi bisa diandalkan
Hanya amal yang akan menemani kita selama ribuan tahun dalam perjalanan panjang menuju surga atau neraka
100 tahun lagi sekarang, nasib kita seperti apa dan ada dimana jauh lebih penting daripada tertipu dengan gemerlapnya dunia yang sekejap ini
Wahai diri....
Suka atau tidak suka, segala atributmu pasti akan hilang
Yang ada dan abadi hanya amal yang pernah engkau lakukan dulu di dunia
Wahai diri....
Sudah siapkah engkau berbekal diri untuk perjalanan panjangmu?
"Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Qs. 67 ayat 2).
"Setiap yang bernyawa tidak akan mati, kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Siapa yang menghendaki imbalan di dunia, niscaya Kami berikan kepadanya imbalan (dunia) itu (tanpa mendapatkan pahala akhirat) dan siapa yang menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (Qs. 3 ayat 145).

JADILAH KAYA...

 

By. Satria hadi lubis
Jadilah kaya (harta)
Agar engkau dapat mandiri
Karena dari situlah engkau bisa percaya diri
Jadilah kaya
Agar engkau bisa bersedekah
Karena dari situlah engkau bisa bahagia
Jadilah kaya
Agar engkau bisa memenuhi keinginanmu
Karena dari situlah engkau bisa senang
Jadilah kaya
Agar engkau bisa sibuk berbuat baik
Karena dari situlah engkau beraktualisasi diri
"Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang kaya dan tersembunyi (tidak dilihat oleh banyak orang)." (HR Muslim)
Namun...jangan kaya!
Jika harus menempuh jalan curang lagi menzalimi orang lain
Jangan kaya!
Jika sekedar untuk melampiaskan nafsu syaitan atas nama kemewahan
Jangan kaya!
Jika hanya ingin mengejar status sosial dan kesombongan
Miskin lebih baik, jika hartanya halal lagi barokah
Miskin lebih baik, jika bisa sabar dan terus beryukur
Orang miskin lebih ringan hisabnya kelak di hari penghakiman
Orang miskin lebih cepat 500 tahun masuk surganya daripada orang kaya
Orang miskin lebih besar peluangnya untuk berkumpul bersama Baginda Nabi Besar Muhammad saw daripada orang kaya
"Ya Allah ...hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkanlah aku pada hari kiamat bersama orang-orang miskin" (HR. Tirmidzi).
Orang miskin lebih mulia daripada orang kaya, asalkan beriman dan bersabar
Orang kaya lebih mulia daripada orang miskin, asalkan beriman dan bersyukur
Kedua kedudukan itu baik dan mulia, asalkan di dalam ketakwaan
Berusahalah kaya dan banyak uang, asalkan tak bermewahan dan bertakwa
Tapi jika harta yang banyak menjauhkanmu dari takwa, maka miskinlah!
Miskinlah... demi keselamatanmu di akhirat kelak.
Keselamatan dirimu sendiri di akhirat jauh lebih penting daripada harta dan uang yang hanya dinikmati sesaat di dunia yang fana ini.
Allah berfirman : “Dan ketahuilah, harta-harta kalian dan anak-anak kalian itu tidak lain hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. 8 ayat 28)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah dan fitnah umat-Ku adalah harta.” (HR. Tirmidzi)

UJIAN HIDUP YANG DATANG SILIH BERGANTI

By. Satria hadi lubis

HARAP TENANG, SEDANG ADA UJIAN. YANG SUDAH SELESAI UJIAN BOLEH PULANG.
Ingat kalimat ini? Kalimat yang ada sejak zaman kita sekolah dulu, yang sampai sekarang tetap ada. Biasanya kalimat ini ditempelkan di ruang-ruang kelas ketika ujian sedang berlangsung.
Ternyata kalimat tersebut maknanya sangat dalam dalam kehidupan kita : Hidup adalah tempat ujian bagi manusia. Jika hidup sudah tak ada ujiannya, berarti itu pertanda sudah tiba saatnya kita pulang alias meninggal dunia.
Oleh sebab, TENANG saja selama ujian hidup yang silih berganti tersebut masih berlangsung. Dengan tenang, ujian hidup akan mampu kita atasi dengan baik.
Sebaliknya, jika panik, gelisah dan berisik dengan keluh kesah, ujian hidup yang sedang dijalani tak akan berbuah kebaikan. Malah kita makin stres dan frustasi, yang membuat sulit untuk berpikir jernih mencari solusi. Ujung-ujungnya, bisa depresi, bahkan bundir.
Ketahuilah...bahwa Allah SWT menciptakan kehidupan agar manusia diuji siapakah yang akan lulus dan mendapat nilai terbaik.
"Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun" (QS. 67 ayat 2).
Mereka yang lulus ujian hidup akan naik "kelas" menjadi manusia yang mulia, serta diampuni dosa-dosanya.
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran, kesedihan, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti, sampai duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Lagi pula ujian yang berbeda-beda dari setiap manusia sudah ditakar oleh Allah SWT bahwa manusia tersebut pasti bisa mengerjakannya dan lulus. Analoginya, seperti guru sekolah yang setiap membuat soal ujian pasti sudah menakar bahwa muridnya bisa mengerjakan soal ujian tersebut dengan baik.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". (Qs. 2 ayat 186)
Lalu mengapa ada murid yang tidak lulus ujian? Jawabannya sederhana, karena sang murid TIDAK BELAJAR DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH.
Begitu juga dalam ujian kehidupan. Jika ada manusia yang gagal dalam ujian kehidupannya pasti penyebabnya karena ia tidak belajar secara sungguh-sungguh tentang 1) Hakikat hidup, 2) Cara hidup yang benar, dan 3) Keyakinan datangnya pertolongan Allah.
Tentang hakikat hidup, Allah SWT berfirman :
"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Qs. 57 ayat 20)
Ayat ini menjelaskan bahwa kehidupan dan kesenangan dunia hanyalah seperti mainan dan sesuatu yang lucu, sehingga tak usah stres dengan berbagai ujiannya. Tenang saja, sambil terus berusaha dan berdoa mencari solusi tanpa putus asa.
Lalu tentang cara hidup yang benar, Rasulullah saw bersabda :
"Orang cerdas adalah orang yang mengekang hawa nafsunya dan mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya lalu berangan-angan terhadap Allah (bahwa dia akan diampuni)." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Baihaqi)
Jadi cara hidup yang benar adalah jangan menuruti hawa nafsu, tapi hiduplah sesuai aturan (syariat) Allah. Dan yang paling cerdas dalam menjalani hidup ini adalah mereka yang selalu mempersiapkan dirinya untuk bekal mati.
Tentang keyakinan akan datangnya pertolongan Allah, diantaranya adalah dalil berikut :
"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (Qs. 65 ayat 3)
"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong umat ini dengan yang lemahnya, dengan doa, shalat dan ikhlas mereka.” (HR. An Nasa'i)
Pertolongan Allah niscaya akan datang jika kita bertawakal (berserah diri kepada Allah), banyak berdoa dan ibadah serta berusaha dengan ikhlas.
Akhirnya, agar hidup kita bisa tenang di tengah-tengah ujian kehidupan yang datang silih berganti adalah :
"HIDUP INI HANYA SEKALI, MAKA NIKMATILAH.
TAPI JANGAN LUPA, MATI JUGA HANYA SEKALI MAKA PERSIAPKANLAH"

KUMPULAN RENUNGAN SATRIA HADI LUBIS

 KUMPULAN RENUNGAN

SATRIA HADI LUBIS :
1. Hiduplah dengan cinta; matilah dengan meninggalkan warisan bermakna.
2. Bahagia akan datang jika Anda sebelumnya yakin akan bahagia.
3. Jika Anda ingin mengetahui apakah seseorang itu sukses atau tidak, lihatlah pada akhir hidupnya.
4. Anda tak dapat menikmati hidup jika Anda bertumpu pada hasil, bukan proses.
5. Tiga hal yang tidak boleh Anda ucapkan, walau di dalam hati: saya tidak bisa, saya tidak mau, saya tidak layak.
6. Andalah yang membatasi kehebatan Anda sendiri.
7. Jika Anda ingin hidup seribu tahun, tinggalkan dunia ini dengan shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendoakan orang tuanya.
8. Banyak harta bagai pedang bermata dua, ia dapat membuat Anda mati mulia atau mati nista.
9. Jangan menganggap sukses, orang yang hidupnya bertumpu pada penampilan dan gengsi.
10. Nilai Anda sesungguhnya diukur dari kedekatan Anda pada Tuhan.
11. Nurani tak bisa dibohongi, yang bisa dibohongi adalah nafsu.
12. Anda tertipu jika merasa bahagia dan sukses tanpa melibatkan Tuhan.
13. Bagianmu yang sesungguhnya dari dunia ini adalah yang membuatmu bermanfaat bagi orang lain.
14. Orang sukses mati untuk hidup, orang gagal hidup untuk mati.
15. Hak untuk memimpin yang adil hanya diberikan kepada mereka yang hidupnya sederhana.
16. Anda adalah pelayan bagi orang lain.
17. Keberadaan Anda di dunia ini sesungguhnya untuk melayani, bukan untuk dilayani.
18. Kebahagiaan bukan datang ketika Anda menerima, tapi ketika Anda memberi.
19. Anda celaka, jika mati masih meninggalkan sifat egoisme Anda.
20. Resep kebahagian sebenarnya hanya satu: banyak memberi. Semakin banyak Anda memberi, semakin bahagia Anda.
21. Musuh terbesar Anda adalah egoisme yang ada pada diri Anda.
22. Jika Anda ingin betul-betul bebas, takutlah hanya kepada Allah.
23. Kesuksesan Anda tergantung dari sejauh mana Anda mendiplinkan diri sendiri.
24. Anda tertipu jika Anda berjuang untuk membebaskan keinginan Anda, bukan untuk membebaskan nurani Anda.
25. Kebebasan tanpa sikap bijak akan membuat Anda meluncur ke jurang kenistaan.
26. Pahlawan sejati berjuang untuk membebaskan nurani. Pahlawan kesiangan berjuang untuk membebaskan nafsu.
27. Jika Anda ingin membersihkan nurani Anda, sering-seringlah berbincang dengan Tuhan.
28. Ajakan nurani berbeda dengan ajakan nafsu. Ajakan nurani akan membuat Anda tenang, ajakan nafsu akan membuat Anda gelisah.
29. Orang yang paling gila sesungguhnya adalah orang yang paling meremehkan Tuhannya.

KETIKA DOA DIKABULKAN ATAU TIDAK DIKABULKAN

 By. Satria hadi lubis

"Jika doaku dikabulkan Allah, maka aku bahagia. Namun jika doaku tidak dikabulkan Allah, maka aku lebih bahagia.
Mengapa? Sebab yang pertama pilihanku, sedang yang kedua adalah pilihan Allah" (Ali bin Abu Tholib ra).
Kadangkala kita menganggap jika doa kita tidak dikabulkan Allah berarti Allah itu jauh, bahkan Allah menghukum kita.
"Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, "Tuhanku telah menghinakanku” (Qs. 89 ayat 16).
Lalu kita protes dan marah kepada Allah dan semakin jauh dari-Nya.
Sebaliknya, ketika doa dikabulkan kita merasa sebagai hamba Allah yang paling benar dan taat serta menganggap Allah sayang kepada kita.
"Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku” (Qs. 89 ayat 15).
Padahal dikabulkan atau tidaknya doa itu semua adalah kebaikan. Perkataan Ali ra di atas mencerminkan betapa dalamnya pemahaman beliau terhadap hakikat doa dan kebahagiaan.
Maka jangan jadikan ukuran dikabulkan atau tidaknya doa sebagai cara kita berhubungan dengan Allah.
Tugas kita adalah berusaha mendekatkan diri kepada Allah (taqorub billah) dan melaksanakan perintah-Nya. Sambil berdoa panjang lebar. Sudah itu saja. Titik.
Tak peduli apakah ada feed back (balasan) atau tidak dari Allah di dunia ini. Sebab balasan sesungguhnya dari Allah hanyalah SURGA. Sedang balasan di dunia (dalam bentuk rezeki, bantuan dan perhatian orang lain, ketenaran, kepangkatan, atau apa pun) sifatnya masih ujian.
Ujian tentang keteguhan kita terhadap KEIKHLASAN. Apakah kita masih pamrih atau tidak ketika beribadah dan berdoa kepada Allah SWT.
Allah ingin melihat kita bahagia. Dan Allah yang Maha Kasih telah menetapkan bahwa hakikat kebahagiaan itu hanya bisa didapatkan dengan ikhlas.
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah dia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata" (Qs. 22 ayat 11).
Ibnu Mawardi meriwayatkan dari jalur Athiyyah dari Ibnu Mas’ud, tentang asbabun nuzul ayat 11 surat al Hajj ini. “Ada seorang laki-laki Yahudi yang masuk Islam. Setelah itu penglihatannya hilang, begitu pula dengan harta dan anaknya. Dia menganggap Islam membawa sial baginya, kemudian dia berkata, ‘Aku tidak mendapatkan kebaikan pada agama ini. Penglihatanku hilang, hartaku habis dan anakku meninggal dunia."
Astaghfirullahal adzim....
Kita berlindung dari perilaku seperti orang Yahudi tersebut dalam berhubungan dengan Allah 'Azza Wa Jalla.
Maka berhati-hatilah engkau terhadap sangkamu kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
''Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu'' (Qs. 7 ayat 156).

JIKA KELUARGA MENGALAMI KRISIS EKONOMI


By. Satria hadi lubis
Jika rumah tangga kamu mengalami krisis ekonomi, berikut ini beberapa tips untuk mengatasinya :
1. Tetap terbuka dengan pasangan.
Saat menghadapi krisis ekonomi, kamu dan pasangan harus saling percaya dan terbuka satu sama lain. Hilangkan rasa curiga yang datang. Sebab, jika hati dan pikiran ini dipenuhi dengan rasa curiga maka yang akan timbul ialah prasangka buruk dan keributan yang tidak berujung.
Inilah mengapa penting bersikap saling terbuka, baik di sisi pemasukan maupun pengeluaran. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Sebab, jika ketahuan akibatnya bisa fatal. Kamu dan pasangan dapat terlibat pertengkaran hebat, hingga membuat kondisi rumah tanggamu berantakan.
2. Jangan menghakimi kondisi keuangan pasangan.
Saat mengetahui jika sikap pasangan yang boros menjadi salah satu pemicu utama krisis, sebaiknya jangan mempertegas hal ini di depannya. Justru hal itu bisa membuat pasangan semakin terpuruk. Lebih baik, saling mengingatkan satu sama lain dan cari solusi bersama untuk menghilangkan pemborosan yang dilakukan itu.
Saat berdiskusi, usahakan dengan suasana yang santai dan gunakan bahasa santun tanpa ngegas dan jika bisa diselingi canda tawa yang menghibur. Jangan lupa untuk saling meyakinkan bahwa krisis keuangan yang terjadi bukan hanya beban salah satu dari pasangan. Namun hal itu jadi tanggungan yang perlu dipikul dan diselesaikan bersama.
3. Mengatur ulang anggaran rumah tangga.
Saat mengalami krisis ekonomi rumah tangga, cobalah untuk mengatur ulang anggarannya. Buat daftar yang baru dengan memangkas pengeluaran-pengeluaran besar yang tidak perlu. Utamakan penuhi kebutuhan prioritas seperti pendidikan anak, kebutuhan dapur, cicilan utang, tagihan listrik dan air, kuota internet, dan sebagainya.
Kamu dan pasangan perlu berhemat. Kurangi kebiasaan makan di luar, kurangi belanja kebutuhan yang sifatnya tertier dan sekedar ingin saja, apalagi bermewahan.
Mulailah untuk mencoba memasak makanan sendiri di rumah, bawa bekal ke kantor, stop jajan, dan lainnya. Penghematan ini harus dilakukan dengan pasanganmu secara disiplin. Hal itu agar perlahan rumah tanggamu terbebas dari jerat krisis finansial.
4. Lakukan hal-hal yang bikin rumah tangga tetap harmonis.
Saat menghadapi krisis keuangan rumah tangga, pastikan kamu dan pasangan lebih peduli satu sama lain. Usahakan lebih banyak menyisihkan waktu untuk berdiskusi membahas keuangan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Hal itu terkesan sederhana namun bisa memperkuat keharmonisan keluarga.
5. Selalu ada saat pasangan membutuhkanmu.
Kesulitan keuangan merupakan salah satu ujian rumah tangga. Dalam situasi tersebut tentu kamu dan pasangan harus selalu ada untuk saling menemani dan menguatkan.
Lalu, jangan lupa untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi. Semua hal perlu dibicarakan berdua agar tidak terjadi kesalahpahaman.
6. Cari peluang sumber penghasilan baru.
Kamu tetap perlu berusaha mencari peluang sumber penghasilan baru. Namun tidak usah tergiur berhutang untuk mendapatkan modal. Pendapatan kecil tapi aman dan halal lebih diutamakan daripada tergoda dengan usaha baru yang syubhat dan resikonya besar.
7. Tetap yakin dengan rezeki Allah dan berdoa.
Sesulit apapun kondisi ekonomi kamu tetaplah yakin bahwa Allah pasti akan memberikan rezeki jika kamu sabar berdoa dan berusaha.
Demikianlah tips mengatasi krisis keuangan rumah tangga yang bisa dilakukan oleh kamu dan pasangan. Yang terpenting, kamu dan pasangan tetap saling mendukung satu sama lain dan tetap berkomunikasi secara terbuka. Jadikan krisis ekonomi keluarga sebagai ujian untuk meningkatkan rasa cinta satu sama lain. Bukan malah sebaliknya, melunturkan rasa cinta hanya gara-gara ekonomi. Sungguh, merupakan sikap yang kurang dewasa jika sebuah rumah tangga bercerai hanya gara-gara egoisme masing-masing ketika ada krisis ekonomi dalam rumah tangga. Wallahu'alam.

MISKIN ITU TAK MAU MEMBERI

 

By. Satria hadi lubis
Ada seorang yang miskin bertanya pada sang guru, "Mengapa aku menjadi orang yang miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?"
Sang guru menjawab, "Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain."
"Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain?" Jawab si murid.
"Sebenarnya engkau masih punya banyak untuk engkau berikan kepada orang lain," ujar sang guru.
"Apakah itu, guru?"
Sang guru menjawab,
"Dengan mulut yang engkau punya,
engkau bisa memberikan senyuman dan pujian.
Dengan mata yang engkau punya,
engkau bisa memberikan tatapan yang lembut dan penuh kasih.
Dengan telinga yang engkau punya,
engkau bisa memberikan perhatian dengan menyimak curhat orang lain.
Dengan wajah yang engkau punya,
engkau bisa memberikan keramahan.
Dengan tangan yang engkau punya,
engkau bisa memberikan bantuan dan pertolongan pada orang lain.
Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin, hanya saja engkau tidak pernah mau memberi pada orang lain.
Itulah yang menyebabkan orang lain juga tidak pernah mau memberi kepadamu.
Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi dan berbagi kepada orang lain.
Pulanglah dan berbagilah pada orang lain dari apa yang masih engkau punya, agar orang lain juga mau berbagi denganmu."

HUKUM GOLPUT DALAM ISLAM

 

By. Satria hadi lubis
HUKUM golput dalam pemilu/pilkada tergantung bagaimana memandang hukum pemilu. Mereka yang mengharamkan pemilu/pilkada tentu menjadikan golput sebagai pilihan. Adapun yang membolehkan intikhabat (pemilu) melihatnya dengan berbagai pertimbangan.
Darul Ifta Mesir telah mengeluarkan fatwa melalui Mufti Mesir Dr. Nasr Farid Washil pada tanggal 9 Oktober 2000 yang terdiri dari 5 poin, beberapa diantaranya berbunyi :
Tidak diragukan lagi bahwa syura di dalam Islam merupakan demokrasi yang sebenarnya. Ia merupakan sesuatu yang wajib diperhatikan anggota masyarakat, agar dapat jujur disetiap perkataan dan perbuatan mereka.
Serta hendaknya mereka menghormati pemerintahan legislatif (tasyri'iyyah), yudikatif (qadhaiyyah), dan eksekutif (tanfiziyyah) yang dihasilkan sistem syura yang sehat dengan keimanan yang benar. Dan syura itu wajib bagi setiap individu untuk memilih unsur-unsur pemerintahan legislatif (tasyri'iyyah). Pemilihan ini sesuai dengan amanah agama dan syariat sebagaimana firman Allah Swt:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya"
Wajib bagi mereka yang sempurna kelayakannya untuk melaksanakan amanah ini pada syura dan demokrasi yang sesuai terminologi kekinian untuk memberikan suaranya. Dan tidak terlambat melaksanakan kewajiban ini dengan benar dan amanah. Hingga kita dapat meletakkan seseorang yang tepat di posisi yang tepat.
Dan hendaknya itu jauh dari fanatisme, penipuan, pemerasan, kekerasan. Dan hendaknya kemaslahatan negara diatas kemaslahatan individu. Dan jangan menyeru untuk menahan syahadah (kesaksian dengan memberikan suara) yang Allah perintahkan untuk dilaksanakan."
Berpijak pada hal-hal tersebut serta kejadian aktual yang ditanyakan dan dimintai fatwanya, maka siapa saja yang menahan suaranya di pemilu/pilkada, ia berdosa secara syara'. Karena ia telah menghalangi haknya bagi masyarakat yang memintanya untuk memberikan syahadah terhadap orang yang mencalonkan diri sebagai dewan perwakilan rakyat/daerah (DPR/DPD) atau presiden/gubernur/walikota/bupati untuk melayani masyarakat.
Sejalan dengan fatwa tersebut, Syekh Ali Jum'ah dalam sebuah acara televisi menjelaskan hendaknya kita tidak menahan syahadah (kesaksian melalui pencoblosan suara) ketika diminta. Karena kesaksian pada pemilu/pilkada merupakan bagian daripada syahadah dalam Islam.
Pemilu menurut beliau adalah komponen netral untuk menentukan pilihan (ikhtiyar). Dan pilihan merupakan ekspresi dari prinsip syura yang Allah perintahkan serta dari prinsip nasehat seperti yang disabdakan Rasulullah Saw: "Agama adalah nasihat. Sahabat bertanya: “Bagi siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, bagi para pemimpin kaum muslim dan bagi kaum muslim secara umum".
Allah menyebutkan agama sebagai nasehat sebagaimana menyebutkan haji adalah arafah. Maknanya, nasehat adalah unsur penting pada perintah kebaikan dan pelarangan keburukan, serta pada syura dan majelis.
Kesimpulan :
Golput (dengan cara tidak datang di hari pencoblosan atau tidak mencoblos sama sekali atau mencoblos semua pilihan) hukumnya haram dalam Islam karena berarti menolak bersyahadah (bersaksi) tentang masalah kepemimpinan yang penting dalam Islam. Juga sikap yang tidak bertanggung jawab tentang nasib umat Islam di masa depan.
Jika pun tidak ada yang ideal, maka pilihlah pemimpin atau wakil rakyat yang PALING SEDIKIT MUDHARATNYA bagi umat Islam dan bangsa.
Jika pun tetap ragu mana pemimpin atau wakil rakyat yang harus dipilih, maka bertanyalah dan berdiskusilah kepada para ulama/ustadz yang hanif. Sebab merekalah yang paling paham tentang kemaslahatan umat.