By. Satria hadi lubis
Ketika berjoget ria menjadi trend di media sosial dan dianggap prestasi bergelimang apresiasi
Ketika berjoget asyik dilakukan semua kalangan, baik yang muda maupun tua tanpa malu
Ketika itu pula dipertanyakan komitmen kita untuk maju sebagai sebuah bangsa
Bisakah kita maju mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi jika anak-anak mudanya lebih terobsesi memperbaiki lentur tubuhnya daripada lentur otaknya?
Bisakah kita maju mengejar ketertinggalan moral dan etika jika anak-anak mudanya lebih kesengsem dengan penampilan keren di luar (outer beauty) daripada penampilan keren di dalam (inner beauty)?
Ketika joget lebih diapresiasi daripada pengetahuan
Ketika nyanyi lebih diapresiasi daripada nasehat
Ketika games lebih diapresiasi daripada science
Ketika pemer kemewahan lebih diapresiasi daripada akhlak
Ketika yang receh lebih diapresiasi daripada yang hikmah
Maka tunggulah kehancuran dari bangsa tersebut
Bangsa yang terus menjadi konsumen daripada produsen
Bangsa yang terus dinina bobokan oleh budaya impor daripada budaya berdikari
Bangsa yang terus terjajah secara ilmu pengetahuan dan teknologi
Maka tunggulah kebinasaan dari bangsa tersebut
Maka...
Generasi joget adalah
generasi yang menggali liang kuburnya sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar