Senin, 19 September 2022

PENGAJIAN DAN KEIKHLASAN

 


By. Satria hadi lubis 


Ketahuilah saudaraku....bahwa hanya orang ikhlas yang bisa masuk surga, "kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (Qs. 26 ayat 89).


Pernahkah kamu menguji keikhlasanmu?


Sarana yang paling tepat untuk menguji keikhlasanmu adalah dengan IKUT PENGAJIAN (LIQO') SECARA RUTIN. Sebab dunia liqo' adalah dunia sepi tanpa imbalan uang, tahta dan populeritas. Disana yang ada hanya "wajah" Allah. Disana yang ada hanya pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya untuk mencari ilmu dan ridho-Nya. Juga dalam rangka memenuhi perintah Nabi saw : "Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi kaum muslimin" (HR. Ibnu Majah).


Jika kamu betah berlama-lama dalam lingkaran liqo', kamu telah membuktikan kepada Allah 'azza wa jalla bahwa sebagian waktumu benar untuk menuntut ilmu dan berdakwah semata. Di tengah-tengah berbagai aktivitas lainnya yang rentan terganggu keikhlasannya karena ada imbalan gaji, uang, jabatan dan populeritas.


Namun selama kamu belum rutin hadir di liqo' atau pengajian, kamu layak ragu dengan keikhlasanmu. Jika layak ragu dengan keikhlasanmu, maka layak ragu juga dengan bekal keikhlasan apa yang akan kamu bawa untuk masuk surga? Padahal aktivitas lainnya rentan dengan pamrih? 


Buktikan di depan Allah kesungguhanmu, dengan mengikuti aktivitas liqo' yang tidak ada imbalannya, kecuali hanya ada ilmu, pahala dan ridho Allah SWT.


Tak ada alasan untuk berhenti liqo'. Di masa pandemi covid 19 misalnya, liqo' tetap bisa berjalan dengan sarana online (WA, zoom online, dan lain sebagainya). Bahkan bisa lebih fleksibel waktunya dan bisa dilakukan tanpa banyak waktu serta biaya yang dikeluarkan.


Jadi yang penting adalah KEMAUAN. Kemauan untuk membuktikan kepada Allah bahwa "Ya Allah...Saya orang ikhlas!", yaitu dengan hadir di liqo' yang tidak ada imbalannya, kecuali hanya ada pahala dan ridho Allah semata.


Cukuplah perkataan ulama di bawah ini mencerminkan betapa mulianya pengajian (liqo'), jika kamu menyadarinya.


"Andaikan pahala menghadiri majelis ilmu itu ditampakkan kepada manusia, niscaya mereka akan berperang memperebutkan satu tempat duduk di dalamnya sampai mereka akan meninggalkan kekuasaannya dan pasar-pasarnya" ( Kaab Al Ahbar, tabiin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar