Suatu ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, tapi sedikit wujudnya di tengah-tengah manusia adalah “hati yang bersih”.
Sebagian dari mereka ada yang mengatakan, “Setiap kali melewati rumah seorang muslim yang megah, saya mendoakannya agar diberkahi.”
Ada juga dari mereka yang mengatakan, “Setiap kali melihat seorang muslim berjalan bersama istrinya, saya berdoa kepada Allah, 'Semoga Allah menyatukan hati keduanya diatas ketaatan kepada Allah SWT.”
Ada lagi yang mengatakan, “Setiapkali aku berpapasan dengan pelaku maksiat, kudoakan agar dia mendapatkan hidayah.”
Yang lain lagi mengatakan, “Saya selalu berdoa, "Semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, sehingga leher mereka terbebas (dari neraka), begitu pula wajah mereka diharamkan dari api neraka.”
Yang lainnya lagi mengatakan, “Setiapkali hendak tidur, aku berdoa, ‘Ya Rabb-ku, siapapun dari kaum muslimin yang berbuat zalim kepadaku, sungguh aku telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia, karena diriku terlalu hina untuk menjadi sebab disiksanya seorang muslim di neraka.”
Itulah hati-hati yang bersih. Alangkah l perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu.
Ya Allah... jangan halangi kami untuk memiliki hati yang bersih, karena hati yang bersih adalah penyebab kami masuk ke surga-Mu ...ya Allah.
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (Qs. Asy-Syu'ara' ayat 88-89).
Suatu malam, Al Hasan Al Bashri berdoa, “Ya Allah, maafkanlah siapa saja yang menzalimiku." Dan ia terus memperbanyak do’a itu.
Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Wahai Abu Sai’d (Al Hasan Al Bashri), sungguh malam ini aku mendengar engkau berdoa untuk kebaikan orang yang menzalimimu, sehingga aku berangan-angan, andai saja aku termasuk orang yang menzalimimu, maka apakah yang membuatmu melakukannya?”.
Beliau menjawab bahwa Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman,
ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﻔَﺎ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﺟْﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ
“Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya kembali kepada Allah." (Qs. Asy-Syuura ayat 40)
(Lihat kisah ini pada kitab Syarah Shahih Bukhari, karya Ibnu Baththal, 6/575-576)
Sungguh, itulah hati yang dijadikan bersih dan dibina oleh para pendidik dan para guru dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka, selamat atas surga yang didapatkan oleh mereka.
Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya.
Edited by. Satria hadi lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar