Jumat, 11 Oktober 2024

KAMU MENANGIS UNTUK APA?

 By. Satria hadi lubis

Semakin berumur, semakin takut kita akan kematian.
Justru yang mengerikan itu jika kita makin berumur makin lupa diri, makin lupa bahwa sebentar lagi pulang.
Oleh karena itu agar selalu ingat kematian yang memutuskan segala asa, maka sering-seringlah menangis di tempat sepi karena takut kepada Allah.
Biarkan orang banyak melihat kita selalu ceria, tapi yakinkan kepada Allah bahwa kita takut neraka dengan banyak menangis. Yang diiringi dengan taubat, memperbanyak amal sholih dan menjauhi dosa.
Itulah sunnah para sahabat dan para ulama seperti yang disebutkan dalam banyak kisah.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menangis saat sakitnya (menjelang kematian). Maka ditanyakan kepadanya: "Apa yang membuatmu menangis?" Beliau pun menjawab: "Aku tidak menangisi dunia kalian (yang akan kutinggalkan). Tapi aku menangisi jauhnya perjalananku sedangkan bekalku teramat sedikit. Aku menjalani sore hari di sebuah tanah yang tinggi sedangkan tempat jatuhnya antara surga atau neraka dan aku tidak tahu manakah di antara keduanya yang akan diberikan kepadaku?"
Mu'adz radhiyallahu 'anhu pernah menangis tersedu-sedu. Ditanyakan kepadanya: "Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab: "Karena Allah 'Azza wa Jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya lagi akan masuk ke dalam neraka. Sedang aku tidak mengetahui akan termasuk golongan yang manakah aku di antara kedua golongan itu ?"
Ulama Tabi'in Al-Hasan Al-Bashri juga pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya: "Apa yang membuatmu menangis?" Maka ia pun menjawab: "Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka, dan Dia pun tidak lagi memperdulikanku."
Salah satu keutamaan menangis diterangkan dalam Hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Tidak akan masuk neraka, seseorang yang menangis karena takut kepada Allah." (HR At-Tirmidzi, Ahmad, An-Nasai)
Jadi banyaklah menangis dalam kesendirian karena takut kepada Allah. Bukan malah suka mengeluh dan menangis karena disakiti orang lain, kehilangan harta benda, jabatan atau seseorang. Tapi di sisi lain jarang menangis karena tak ingat dan tak takut kepada Allah.
“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan” (al Qur'an, surah At Taubah : 82).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar