Jangan sepelekan imajinasi...
Karena penemuan-penemuan terbesar diawali dari imajinasi.
James Watt membayangkan apa jadinya jika uap yg keluar dari teko yang isinya air mendidih menjadi mesin.
Louis Pasteur membayangkan dirinya sebagai virus ketika menemukan vaksin.
Wright bersaudara membayangkan bisa terbang seperti burung ketika menemukan pesawat terbang
Jangan sepelekan imajinasi...
Karena sebagian isi al Qur'an merangsang pembacanya untuk berimajinasi tentang kenikmatan surga dan pedihnya neraka. Contohnya, "Surga yg dibawahnya mengalir sungai-sungai" atau "neraka yg bahan bakarnya adalah manusia dan batu"
Umar bin Khatab ra menangis tiap malam karena membayangkan pedihnya neraka. Sampai-sampai ia berkata, "Wahai...seandainya Umar hanyalah ilalang", lalu ia menangis lagi sampai sajadahnya basah oleh air mata.
Abdullah bin Mas'ud ra suatu ketika melihat besi panas yang sedang ditempa oleh pengrajin alat perang, lalu ia menangis membayangkan besi panas neraka.
Abdullah bin Rawahah ra sempat gentar sejenak, tapi akhirnya meluncur deras dalam perang Muktah karena membayangkan disambut bidadari surga jika mati di medan perang. Akhirnya beliau mati syahid dengan kewuliaan surga.
Khabab bin Arts ra sabar dgn segala siksaan yg diterimanya karena Rasulullah saw pernah berkata : "Dulu sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang disiksa, tubuhnya dikubur kecuali leher ke atas. Lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji kepalanya, tetapi siksaan demikian itu tidak sedikit pun dapat memalingkannya dari agamanya. Ada pula yang disikat antar jemput daging dan tulang-tulangnya dengan sikat, juga tidak dapat menggoyahkan keimanannya. Sungguh Allah akan menyempurnakan hal tersebut, hingga setiap pengembara yang bepergian dari Shana’a ke Hadlramaut, tiada tahut kecuali pada Allah Azza wa Jalla."
Membayangkan kenikmatan surga dan kepedihan neraka serta janji kemenangan dari al Qur'an dan hadits Rasulullah saw membuat orang-orang sholih sepanjang zaman termotivasi memperbaiki diri dan menjayakan Islam ke seantero dunia.
Maka jangan sepelekan imajinasi....
Kini sebagian kita terjebak pada kehidupan rutinitas. Takut membayangkan perubahan di masa depan. Tidak percaya diri dengan kekuatan imajinasi. Bahkan seorang atheis seperti Einstein sampai berkata, "Imagination is more important than konwledge".
Jika pun ada yang berimajinasi, maka imajinasinya lebih tentang kesuksesan dunia. Seperti yg diajarkan oleh motivator-motivator sekuler. Yang dibayangkan adalah harta yg banyak, kedudukan yang tinggi dan ketenaran yg didapat. Sedang untuk akhirat minim imajinasi. Untuk surga dan neraka kabur dan sempit cara membayangkannya. Akhirnya, mereka lbh termotivasi dgn kesibukan dunia daripada mencari berkah akhirat.
Mungkin inilah salah satu sebab mengapa umat Islam saat ini tertinggal dibanding umat lainnya. Miskin imajinasi tentang akhirat. Tidak seperti nenek moyangnya, para sahabat ra dan orang sholih di masa lampau yang menjayakan Islam di muka bumi karena termotivasi berkarya mengejar kenikmatan surga dan menjauhi pedihnya neraka.
Wahai saudaraku...kaum muslimin hanya bisa maju karena motivasi akhirat. Ini sesuai dengan janji Allah swt.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوْاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلأَْرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَـٰهُمْ بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Qs. 7 ayat 96).
By. Satria hadi lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar