By. Satria hadi lubis
Dari sekian banyak sahabat dakwah saya, Ustadz H. Wasito Al Wasith, S.Ag, adalah salah satu yang menonjol. Beliau meninggal dunia hari Sabtu, tanggal 12 Febuari 2022 yang lalu.
Banyak kenangan manis saya bersama beliau. Beliau saya kenal sekitar 30 tahun yang lalu dalam berbagai forum dakwah, terutama di Jakarta Barat.
Sejak mengenal beliau, kami sering melakukan aktivitas bersama. Saling melingkar bersama, saling memberikan nasehat, saling curhat, saling tukar menukar binaan, saling canda dan saling silaturahim. Pernah juga membuat lembaga dakwah bersama, walau hanya sebentar.
Karena beliau lebih tua 4 tahun dari saya, saya juga menganggap beliau sebagai guru saya yang lebih banyak pengalaman dan ilmunya.
Terakhir, saya ketemu beliau di rumahnya sehabis lebaran tahun 2021 yang lalu. Kami saling melepas kangen setelah sekian lama tak bertemu, saling curhat seperti biasanya. Waktu itu saya lihat memang kesehatannya sudah mulai menurun, namun beliau tetap semangat cerita apa saja tentang dakwah.
Yang saya lihat dari diri beliau sejak dulu itu adalah sifatnya yang bersahaja (low profile), tidak suka kemewahan, mudah akrab dengan orang lain, rajin silaturahim kepada siapa saja tanpa melihat kelompoknya dari mana, tak pernah melupakan teman lama, tak pernah memandang rendah orang lain, mau menyapa duluan, berani menasehati orang lain tanpa sungkan, jujur, tidak suka kemunafikan, hormat kepada guru-gurunya, tidak suka ketenaran, dan suka menolong, serta perhatian terhadap orang lain.
Sifat yang menurut saya merupakan sifat ideal dari seorang da'i. Kiprahnya terhadap dakwah jangan ditanya lagi. Beliau rajin berceramah dan membina. Murid-muridnya tersebar dimana-mana, yang juga bisa menjadi saksi tentang semangat dan kebaikan beliau di dalam dakwah.
Kini beliau telah pergi. Semangat, teladan dan kebaikan beliau tak akan terlupakan bagi saya dan --insya Allah-- menular juga kepada anak-anak dan murid-murid beliau.
Bagi saya, beliau adalah sahabat sejati. Sebab sebaik-baiknya teman atau sahabat adalah yang mengingatkan kita tentang amal sholih dan negeri akhirat. Itulah yang saya lihat dari sosok Ustadz Al Wasith rahimahullah.
Selamat jalan sahabatku. Semoga Allah melapangkan kuburmu, mengampuni dosa-dosamu, dan membalas kebaikanmu dengan surga firdaus.
Kelak di akhirat, semoga kita bisa bertemu lagi. Untuk melanjutkan persahabatan kita. Untuk bercengkrama tentang kenangan manis dakwah kita.
Jika saya tak masuk surga, tolong beri saya syafa’atmu agar saya bisa masuk surga menemanimu. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu.
Ya Allah....aku bersaksi bahwa engkau adalah mujahid di jalan Allah. Keberkahan untukmu di dunia dan akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar