By. Satria hadi lubis
Sebagian kaum pembenci Islam (Islamophobia) menuduh kaum muslimin yang cepat bereaksi ketika Islam dihina dengan sebutan muslim "sumbu pendek." Misalnya dalam kasus rendang babi atau penghinaan politikus India Nupur Sharma yang viral baru-baru ini.
Sebutan muslim "sumbu pendek" adalah ejekan tentang orang Islam yang emosional, cepat marah, tidak berpikir panjang dan bodoh karena segera bereaksi jika Islam atau simbol-simbolnya dihina. Lalu kaum Islamophobia itu menambahkan dengan kata-kata "Allah itu tidak perlu dibela", "Rasulullah sendiri tidak marah ketika dihina," dan kalimat semisalnya.
Lalu bagaimana sikap yang benar?
Dalam Islam sendiri, kita diajarkan untuk menjadi muslim yang memiliki ghiroh (kecemburuan) terhadap Islam. Dalam bukunya yang berjudul Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam (1983), Buya Hamka menjelaskan bahwasanya ghirah itu adalah perasaan cemburunya orang beriman. Juga bisa diartikan sebagai sebuah semangat (pembelaan). Bahkan, beliau menggambarkan ghirah Islam sebagai nyawanya umat muslim. Sampai-sampai beliau menganggap umat Islam yang kehilangan ghirah Islam itu seperti mayat. Bila hal itu terjadi, kata beliau, "Ucapkanlah takbir empat kali kepada orang Islam itu. Sediakan kain kafannya lalu masukkan ke dalam keranda dan hantarkan ke kuburan!"
Muslim yang memiliki ghiroh akan bersegera membela jika Islam dihina, Allah SWT dihujat, Rasulullah saw dinista dan Al Qur'an diinjak-injak. Mereka tak peduli jika disebut muslim "sumbu pendek" atau sebutan lainnya yang semisal. Mereka lebih takut kepada hisab Allah SWT, dan lebih khawatir jika diam saja maka penghinaan terhadap Islam makin menjadi-jadi.
Sebab bagi muslim yang mempunyai ghiroh sikap membela Islam jauh lebih utama daripada diam dan takut disebut muslim "sumbu pendek." Rasulullah saw bersabda,
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلَا مَنْ خالفهم إلى يوم الْقِيَامَةِ
“Pasti senantiasa ada segolongan umatku yang memperjuangkan kebenaran, tiada membahayakan mereka orang-orang yang menghina mereka dan tiada pula orang-orang yang menentang mereka sampai hari kiamat” (HR. Muslim).
Untuk saat inipun jika umat Islam diam saja ketika Islam dihina maka Allah 'ajja wa jalla pasti akan mendatangkan orang-orang yang jauh lebih baik dan tangguh dalam membela Islam.
وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
"Dan jika kalian berpaling, niscaya Dia akan mengganti kalian dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kalian ini" (QS. Muhammad: 38).
Sekalipun manusia meninggalkan agama atau syariat Islam bahkan murtad, pasti Allah mendatangkan kembali kaum yang jauh lebih baik dan lebih kokoh dalam beragama Islam dan membela ajaran Islam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.
"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui"
(QS. Al-Maidah: 54).
"Allah berfirman menceritakan tentang kekuasaan-Nya Yang Maha Besar, bahwa barang siapa yang memalingkan diri tidak mau menolong agama Allah dan menegakkan syariat-Nya, sesungguhnya Allah akan menggantikannya dengan kaum yang lebih baik daripadanya, lebih keras pertahanannya serta lebih lurus jalannya" (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Dari ayat ini juga bisa diambil kesimpulan bahwa ciri kaum yang akan mempertahankan agama Islam adalah mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka karena mereka sangat komitmen terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, mereka memiliki sifat kasih sayang terhadap umat Islam dan tegas terhadap orang-orang kafir alias tidak bermesraan dan bersekongkol dengan orang-orang kafir dalam perkara agama, mereka berjihad dan berjuang di jalan Allah dan mereka tidak pernah takut dari segala bentuk ancaman dan hinaan dari siapapun.
Yang jadi persoalan adalah apakah masing-masing diri kita ini termasuk kaum yang digantikan (karena diam saja dan tidak membela Islam) atau kaum yang menggantikan (yakni muslim yang membela Islam dan mengamalkan Islam)?
Semoga Allah yang Maha Perkasa senantiasa menjaga agama Islam dan menjadikan diri-diri kita sebagai para pembela Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar