Senin, 02 Januari 2023

TIGA CIRI ANAK YANG SHOLIH

 TIGA CIRI ANAK YANG SHOLIH


By. Satria Hadi Lubis


Di akhir tahun ini, mari kita mengevaluasi sampai sejauh mana kita telah menjalankan amanah sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak yang sholih. 


Paling tidak ada tiga ciri anak yang sholih : 


Pertama, mendoakan orang tua. 

Anak yang sholih pasti selalu mendoakan orang tuanya. Sedang anak yang mendoakan orang tuanya belum tentu anak yang sholih, karena ia mendoakan orang tuanya hanya pada momen tertentu saja, misalnya ketika ortunya sakit atau meninggal. Tapi anak yang sholih akan selalu mendoakan orang tuanya tanpa putus, baik ketika orang tuanya masih hidup maupun sudah meninggal lama.


Harapan tertinggi orang tua kepada anaknya bukanlah agar anaknya itu menjadi orang sukses atau membalas budi di masa tuanya ketika sudah sepuh, tapi mendoakan orang tuanya terus menerus agar selamat dunia dan akhirat.


Rasulullah saw bersabda, "

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).


Orang tua akan meninggal tapi pahala akan terus mengalir kepada orang tua kita jika kita selalu mendoakan mereka. Inilah harapan tertinggi setiap orang tua kepada anak-anaknya.


Kedua, bermanfaat bagi orang lain. 

Ciri kedua anak yang sholih adalah bermanfaat bagi orang lain. Ini sesuai dgn hadits Nabi saw, "Sebaik-baik manusia adalah manusia yg memberikan manfaat bagi orang lain".


Seorang anak yang sholih akan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, terutama di lingkungan terdekatnya; keluarga, teman-teman dan tetangganya. 


Cara yang paling efektif memberikan manfaat bagi orang lain adalah menjadi pemimpin di lingkungannya, sehingga mempengaruhi lingkungan dengan kebaikan.


Itulah sebabnya Allah swt memerintahkan kita berdoa agar keluarga kita menjadi keluarga pemimpin sebagai salah satu tujuan pembentukan keluarga Islam :


وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا


"Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Surat Al-Furqan, Ayat 74).


Ketiga, teguh beriman sampai mati. 

Ciri anak sholih yang ketiga adalah anak yang teguh beriman sampai mati. Ini seperti kisah pemuda Ashabul Kahfi yang teguh menjaga imannya dari kemurtadan walau harus uzlah ke dalam goa selama 300 tahun lebih (lihat kisahnya di surat al Kahfi).


Juga sesuai dengan pesan taqwa yg selalu diulang-ulang oleh khotib Jum'at, 

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS.Ali Imran:102).


Anak yang sholih selalu menjaga estafeta keislaman dari nenek moyangnya yang muslim sejak dulu. Tidak akan terpengaruh oleh godaan kemurtadan. Tidak akan menikah dengan orang yang beda agama karena haram hukumnya dan dosa besar. Anak yang sholih akan berusaha menjaga agar keluarga besarnya tetap muslim sampai cucu cicit, sehingga kelak mereka bisa berkumpul bersama di surga. Bukan keluarga pelangi yang anak dan bapak ibunya beda agama. Bahkan bangga dengan kepelangian keluarganya, bukannya malah sedih. 


“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23).


Anak yang sholih akan berusaha menjadi generasi da'iyah seperti orang tuanya yang juga menjadi da'iyah. Menjadi anak yang suka dengan ta'lim (belajar agama) sebagaimana orang tuanya yang suka dengan ta'lim atau liqo'. Bukan sebaliknya menjadi the lost generation (generasi yang hilang, tersesat). Orang tuanya menjadi da'i tapi anaknya jauh dari dakwah dan Islam, sehingga terputuslah regenerasi dakwah. Seperti yang digambarkan Allah :


فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّهَوَٰتِۖ فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا

"Kemudian datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan tersesat" (QS. Maryam : 59).


Itulah tiga ciri anak yang sholih yang perlu kita perjuangkan di dalam pendidikan anak-anak kita. Semoga tahun-tahun mendatang kita tetap semangat dan sabar mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholih-sholihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar