Sabtu, 22 September 2018
KECERDASAN WAKTU
Sandiaga Salahuddin Uno yang sibuknya bukan main ternyata masih sempat sholat dhuha rutin setiap hari. Beliau juga punya kebiasaan melakukan puasa nabi Daud.
Seorang pejabat yang saya kenal juga punya kebiasaan membaca al Qur'an 2 juz per hari, sholat dhuha dan tahajjud setiap hari. Beliau juga kalau sholat fardhu selalu berjamaah di mesjid di awal waktu. Dari mana saya tahunya? Dari laporan evaluasi yaumiahnya...hehe.
Inilah contoh dua orang yang pandai mengatur waktu, sehingga kesuksesan duniawi diiringi dengan kesuksesan ukhrowi karena tetap rajin ibadah.
Bandingkan dengan sebagian kita yang dgn cepat memaafkan dirinya untuk malas ibadah dengan alasan sibuk kerja. Bahkan dikalahkan oleh kesibukan hura-hura, seperti main game, pacaran, kongkow-kongkow, dan hura-hura lainnya. Ada juga yg berdalih kerja itu kan ibadah juga sebagai alasan untuk melalaikan ibadah khusus seperti sholat, baca Quran, shaum, dan yang lainnya.
Selama ini ada kekeliruan di kalangan sebagian kaum muslimin bahwa hidup ini harus seimbang antara duniawi dan ukhrowi. Anggapan ini keliru, karena yang benar ukhrowi harus lebih utama dibanding dunia. "Dan sesungguhnya hari akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (dunia)" (Q.s. 93 ayat 4).
Renungkan ayat berikut ini jika ingin tahu hakekat mengatur waktu dan mana yg harus diprioritaskan.
"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi" (Q.s. 17 ayat 18-20).
Allah swt akan memberikan kesuksesan seseorang sesuai dgn orientasinya. Jika ia orientasinya dunia, maka Allah bisa memberikan kesuksesan dunia tsb (itulah sebabnya orang kafir bisa kaya raya) karena kemurahan Allah. Namun ia akan mengakhiri hidupnya dengan tragedi.
Sebaliknya, jika orientasi hidup seseorang ke akhirat maka Allah akan berikan dunia kepadanya asalkan untuk akhirat (ibadah) dia bersungguh-sungguh. Tidak tergoda dan lalai dgn kesibukan dunia.
Itulah sebabnya orang seperti Sandiaga Uno dan pejabat yg saya kenal tsb bisa sukses duniawi karena orientasi mereka ke ukhrowi dengan rajin beribadah.
Inilah kecerdasan mengatur waktu (time intellegence) yang benar. Kecerdasan waktu yang perlu dimiliki setiap orang, terutama generasi milenial, sehingga mereka tidak menghamburkan waktunya untuk hal sia-sia dan berujung penyesalan.
Sebuah kecerdasan yg paling penting di dunia ini. Jauh lebih penting daripada berbagai bentuk kecerdasan lainnya. Bahkan semua kecerdasan yang dimiliki seseorang tak berguna jika ia tidak memiliki kecerdasan mengatur waktu seperti yang disebutkan Allah dalam surat Al Isro' (17) ayat 18-20 di atas.
Kita semua akan pergi...
Pergi menuju keabadian akhirat
Beruntunglah mereka yang menyiapkannya sejak dini
Merugilah mereka yang menunda dan melalaikannya...
*Dari fanpage FB satria hadi lubis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar