By. Satria hadi lubis
Kadang kita menghadapi dilema dalam hidup ini antara KETAKUTAN atau KENEKATAN, yang keduanya dilarang dalam Islam.
Takut hanya kepada Allah, nekat tidak sesuai fiqh dakwah atau maqoshid syari'ah. Dan kedua sifat tersebut akan menghalangi kemajuan kualitas hidup kita.
Jalan terbaiknya adalah HATI-HATI. Masalahnya, kehati-hatian itu tak akan kita ketahui sebelum mencobanya.
Seperti hati-hati mengendarai mobil/motor, tak akan kita ketahui sebelum kita mencoba mengendarai sebuah mobil/motor.
Namun jika direnungkan lebih dalam lagi, mana yang lebih besar dosanya dan bahayanya antara takut dan nekat? Maka jawabannya lebih besar dosanya takut. Sebab takut kepada selain Allah itu melanggar aqidah (Tauhid), sebagai dasar ajaran Islam.
"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit" (Qs. 5 ayat 44).
Dosa terbesar itu adalah melanggar Tauhid, bahkan orang kafir itu masuk neraka gara-gara tidak bertauhid.
Sedang nekat itu "hanya" melanggar ketidakpatutan dalam menjalankan agama. Jadi dosa nekat itu lebih kecil daripada dosa kalau kita takut kepada selain Allah.
Itulah sebabnya rata-rata orang sukses itu, seperti para Nabi, pemimpin besar, pengusaha sukses dan para pahlawan. Lebih punya kenekatan daripada ketakutan.
Jika dibuat bagan sederhana seperti yang tertera di bawah ini..👇. Sikap hati-hati lebih condong sedikit ke nekat daripada ke takut.
Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar