Minggu, 19 Mei 2024

NENEK MOYANGKU BUKAN SEORANG PELAUT

 

By. Satria hadi lubis
Nenek moyang kita bukan seorang pelaut. Itu judul lagu.
Nenek moyang kita adalah para nabi, para sahabat Nabi saw, ulama, dan orang-orang sholih sebelum kita. Sebab kita disatukan oleh iman yang sama.
Nenek moyang kita pernah menguasai dunia selama 1400 tahun (abad 6 sd 1924 M). Semenjak Nabi saw diutus sampai runtuhnya Khilafah Turki Utsmani.
Sedangkan Amerika baru menguasai dunia sejak 1945 setelah menang perang dunia kedua. Eropa baru sekitar abad 15 jaya.
Jadi nenek moyang kita lebih lama dari Amerika dan Eropa dalam menguasai dunia. Mereka lebih hebat.
Rahasianya adalah hidup mereka bagai kuda pacuan. Mereka berlomba berprestasi dan sangat produktif. Disamping itu mereka hanya takut kepada Allah dan mencintai kematian.
Jadi, jika umat Islam ingin kembali jaya maka hiduplah seperti nenek moyangnya. Yakni, berlomba berprestasi dan produktif, jangan takut kepada selain Allah, jangan mencintai kehidupan (dunia) dan berani mati.

ORANG TUA YANG MANDUL

 

By. Satria hadi lubis
PENGERTIAN mandul menurut Nabi yang mulia, Muhammad saw, adalah orang tua yang punya anak tapi anaknya tidak memberi manfaat kepada orang tuanya.
Rasulullah saw bersabda : "Tahukah engkau siapakah yang mandul?” Para sahabat menjawab : “Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”. Lalu Baginda Rasulullah saw bersabda: “Orang yang mandul ialah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia” (HR. Ahmad).
Yang jadi pertanyaan, apa KRITERIA ANAK YANG MEMBERI MANFAAT agar orang tuanya tidak disebut mandul?
Pertama, anak yang memberi manfaat kepada orang tuanya adalah anak yang MEMBERI MANFAAT KEPADA ORANG LAIN. Anak yang memberi kontribusi positif bagi agama, bangsa dan negaranya, bahkan dunia, sesuai profesi atau talentanya masing-masing. Anak yang tidak menjadi sampah masyarakat karena menyusahkan orang banyak, seperti menjadi koruptor, teroris, bandar narkoba, penipu, dan lain-lain.
Jika orang tuanya sudah meninggal, si anak tetap memberikan kontribusi positif kepada masyarakatnya, serta tak lupa menyambung hubungan kasih sayang (silaturahim) kepada teman-teman orang tuanya.
"Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seorang anak melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya" (HR. Muslim No. 4629).
Kedua, anak yang tetap teguh beriman dan MENYEBARKAN DAKWAH ISLAM. Karena pengertian mandul berarti terputus. Dan putus yang paling menyedihkan adalah ketika anak-anak tidak bisa melanjutkan dakwah Islam ke generasi berikutnya agar Islam tetap eksis sampai hari kiamat. Ketika orang tuanya berdakwah dan tarbiyah, anaknya tidak ikut berdakwah dan tarbiyah, sehingga terputuslah estafeta dakwah.
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)" (Qs. Luqman ayat 17).
Ketiga, anak yang memberi manfaat kepada orang tua adalah anak yang RUTIN MENDOAKAN ORANG TUANYA. Walau orang tuanya sudah lama meninggal mereka terus mendoakan orang tuanya tanpa henti. Bahkan cucu, cicit dan generasi selanjutnya terus mendoakannya. Sebab doa anak dan cucu menjadi pelepas dahaga dan melapangkan kubur orang yang sudah meninggal.
"Sesungguhnya seseorang pasti diangkat derajatnya di surga, lalu ia berkata keheranan : 'Kenapa (derajat saya diangkat)?', maka dikatakan kepadanya : “Dengan sebab istighfarnya anakmu” (HR. Ibnu Majah no. 3660).
Ketiga kriteria tersebut juga menjadi tujuan pendidikan anak yang sholeh.
Semoga kita bisa menjadi orang tua yang mampu membentuk anak-anak yang bermanfaat (anak yang sholih) dengan tiga kriteria di atas.
Dalam posisi sebagai anak, semoga kita tidak menjadikan orang tua kita mandul dengan tidak melaksanakan tiga kriteria di atas.
Semoga orang tua kita bangga dengan kita, anak-anaknya. Jika orang tua kita sudah meninggal mereka bisa tersenyum bahagia di alam kubur sana karena berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih.

TAMPIL PANTAS DI HADAPAN ALLAH

 

By. Satria hadi lubis
SERINGKALI kita gusar dan gelisah untuk tampil pantas di hadapan manusia. Apakah saya sudah tampil pantas di depan si A yang akan saya jumpai? Apakah dandanan saya layak untuk acara itu? Apakah saya orang baik di mata teman-teman saya? Dan pertanyaan-pertanyaan semacamnya.
Saking gusarnya kadang ada yang berhari-hari memikirkannya sampai tidak bisa tidur nyenyak untuk tampil pantas di hadapan manusia.
Hmm....jika sekiranya hal yang sama kita lakukan untuk tampil pantas di hadapan Allah 'ajja wa jalla, sungguh telah damailah bumi ini. Tenteramlah hidup manusia.
Tampil pantas di hadapan Allah yang Maha Melihat membuat kita akan hati-hati bertindak. Takut berbuat semaunya dan tidak meremehkan dosa, terutama di kala sendirian. Sebab dosa terbanyak justru adalah dosa ketika sendirian. Tersembunyi berupa aib. Sering orang yang tampil pantas di hadapan manusia, justru tampil berantakan di hadapan Allah, saking banyaknya dosa-dosa aibnya.
Sayangnya...tampil pantas di hadapan Allah tidak nyata sanksinya, sehingga membuat banyak orang tertipu dan meremehkannya. Mereka lebih sibuk untuk tampil pantas di hadapan manusia. Sebab nyata dan instan hasilnya.
Akhirnya, ketidakpedulian untuk selalu tampil pantas di hadapan Allah akan berujung tragedi.
Lebih sibuk dengan pencitraan manusia daripada sibuk memperbaiki diri di kala sepi dan ramai berbuntut nestapa. Seperti firman-Nya yang membuat orang yang peduli menjadi takut.
"Dan kepada mereka dikatakan, "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak akan ada penolong bagimu. Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan, dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat" (Qs. 45 ayat 34-35).
Wahai diri....jika ayat di atas tak mampu membuat engkau berubah, maka dengan apa lagi engkau bisa dinasehati?

BANGKITLAH, MESKI BANYAK RINTANGAN

 

By. Satria hadi lubis
Sahabatku...
Bila luka itu teramat parah, jangan pernah merasa diri paling susah.
Bila suasana tak lagi mendamaikan, jangan pernah merasa diri tersisihkan.
Bila kita yakin bahwa tidak satu pun peristiwa itu hanya kebetulan, semua telah dirancang oleh Allah agar kita bisa memetik pelajaran.
Bahkan duri yang menusuk jari kita pun tak lepas dari pandangan-Nya,
agar kita menyadari bahwa semua yang Allah takdirkan akan berbuah kemuliaan.
Bila kita yakin, bahwa akan selalu ada cahaya setelah kegelapan.
Allah siapkan kemudahan seiring dengan hadirnya kesulitan.
Banyak sekali nikmat yang telah Allah berikan kepada kita yang tak bisa kita pungkiri.
Nikmat iman dan Islam yang telah kita rasakan telah merasuk sanubari.
Itulah karunia yang mampu menuntun kita untuk tetap tegar menapaki jalan Ilahi.
Pengorbanan, kesulitan, dan segala ujian yang ada di jalan ini adalah suatu fase yang akan mengantarkan kita untuk semakin merasakan indahnya kehidupan.
Kita tak akan pernah merasakan bahagia bila kita tak pernah merasakan kesedihan.
Kita tak akan pernah merasa lapang bila kita belum pernah mencicipi kesempitan.
Dan hanya orang-orang yang selalu bersyukur saja yang mampu merasakan segala titah Sang Penciptanya.
Bila kita yakin bahwa semua yang berlalu itu titah dari Sang Penentu, maka langkah-langkah kita tak kan pernah jemu.
Dalam keadaan apa pun kita sanggup melalui, meski jalan ini mengalami tantangan dan ujian yang semakin berat.
“Andai perjuangan ini mudah, pasti
ramai yang menyertainya.
Andai perjuangan ini singkat, pasti
ramai yang istiqomah.
Andai perjuangan ini menjanjikan
kesenangan dunia, pasti ramai orang yang tertarik padanya.
Tetapi hakikat perjuangan bukanlah begitu, turun naiknya, sakit pedihnya, merupakan kemanisan yang tidak terhingga.
Andai rebah, bangkitlah kembali. Andai terluka, ingatlah janji-Nya"
(Hasan Al Banna).

AYAH

 Ayah...

Wujud kasihnya sering tak nampak
Dalam diamnya hatinya berkecamuk
Tuk membahagiakan anak istrinya
Ayah....
Yang mudanya habis raganya demi cinta keluarga
Yang tuanya tinggal sendiri
Tertatih ringkih dalam sepi...
Hanya Tuhan dan anak berbakti
Yang tersisa dalam asanya menuju alam baqa.

By. Satria hadi lubis

BEGINILAH SEORANG AYAH

 

By. Satria Hadilubis
Beginilah seorang ayah...
Menanggung beban keluarga
Tanpa cerita dan mengeluh
Beginilah seorang ayah...
Selalu berpikir dan berusaha agar anaknya bisa senang
Walau untuk itu kaki menjadi kepala, kepala menjadi kaki
Beginilah seorang ayah...
Egoisnya kalah dengan egois anaknya
Berkorbannya tak terbilang walau tanpa balas di kemudian hari
Beginilah seorang ayah...
Bahagia dengan sakitnya
Sakitnya dengan bahagia
Demi anaknya
Siapapun engkau wahai lelaki...
Akan berubah menjadi jiwa ayah ini
Sadar atau tidak sadar
Suka atau tidak suka
Sebab itulah dewasamu...

ISRA' MI'RAJ : HIBURAN DARI ALLAH

 

By. Satria Hadi Lubis
Setelah pemboikotan selama lebih kurang 3 tahun oleh kafir Quraisy, maka wafatlah istri Nabi Muhammad saw tercinta Khadijah ra. Lalu tak berapa lama kemudian Abu Thalib, paman yang selalu membela beliau juga meninggal dunia.
Beliau saw sangat bersedih. Betapa berat terasa jalan yang harus ditempuh, tanpa pembela dan tanpa orang tercinta. Ditambah kaumnya yang memusuhi dakwah beliau. Karenanya, tahun itu disebut ‘amul huzni (tahun kesedihan).
Kesedihan itu semakin lengkap, manakala Rasulullah SAW mencoba membuka jalur dakwah baru di Thaif. Siapa tahu, Thaif yang sejuk, dingin, hijau, mempunyai pengaruh besar terhadap penduduknya, sehingga sikap mereka barangkali sejuk dan segar dalam menerima dakwah nabi saw. Namun, bukannya kedatangan Nabi Muhammad saw di Thaif disambut, tapi malah disambit.
Ditengah kedukaan mendalam yang bertubi-tubi itulah, Allah berkehendak memberikan hiburan yang luar biasa kepada Nabi-Nya yakni peristiwa Isra' Mi'raj. Perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh. Peristiwa yang seakan memberi pesan kepada Rasulullah saw: “Bahkan, seandainya pun seluruh penghuni bumi, baik manusia maupun jin, tidak mau beriman kepadamu wahai Muhammad, engkau pun tidak perlu bersedih, sebab, buktinya, masyarakat langit semuanya gegap gempita menyambut kedatanganmu”.
Dari sudut pandang ini, peristiwa Isra’ dan Mi’raj merupakan tasliyah (hiburan pelipur lara) yang sangat luar biasa bagi Rasulullah saw. Namun bukan sekedar hiburan biasa, tapi hiburan yang menguatkan dan merubah. Tidak seperti hiburan yang biasa dilakukan oleh kebanyakan kita, tanpa makna dan tanpa perubahan.
Sebab setelah peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi saw semakin kuat tekadnya dalam berdakwah dan semakin besar kemampuannya dalam merubah lingkungan, sehingga akhirnya Islam menyebar ke seluruh dunia.
Peristiwa Isra' dan Mi'raj mengingatkan kita tak ada hiburan yang lebih menguatkan dan merubah kecuali kembali kepada Allah. Tak ada hiburan yang membahagiakan kecuali bersimpuh atas kemahabesaran Allah 'Ajja wa Jalla. Hiburan-hiburan yang lainnya sifatnya nisbi dan sementara, sehingga menagih (addict) untuk diulang-ulang kembali tanpa memperoleh kebahagiaan sejati. Persis seperti meminum air laut yang tak bisa menghilangkan dahaga.
Itulah sebabnya beliau saw bersabda, "Rekreasiku adalah sholat" (HR. An Nasa'i dan Baihaqi, dishahihkan syekh Al-Bany, Sahih Jami' assagir, jilid 2, halaman 87).
Itulah sebabnya, Fudhail bin Iyadh, seorang ulama tabi'in berkata, "Jika sekiranya para raja tahu betapa bahagianya kami dengan munajat kepada Allah, niscaya mereka akan berusaha merebutnya walau dengan menggunakan pedang-pedang mereka".
Peristiwa Isra' Mi'raj menyadarkan kita, tak ada yang bisa diandalkan dan diharapkan kecuali Allah SWT. Segala sesuatu yang dicintai pasti akan sirna kecuali Allah. Segala sesuatu selain Allah bisa mengecewakan, seperti sikap kaum Quraish dan penduduk Thaif yang mengecewakan Nabi saw.
Namun bukan berarti kita tak boleh menghibur diri dengan kesenangan duniawi. Sah saja asalkan halal dan dengan porsi secukupnya. Kesenangan duniawi seperti garam dalam makanan. Perlunya sedikit untuk membuat makanan menjadi nikmat. Jika garamnya kebanyakan, maka makanan (hidup kita) menjadi tidak nikmat lagi.
Peristiwa Isra' Mi'raj mengajarkan kita, jika sedih dan dirundung masalah maka kembalilah kepada Allah. Sebab hanya Allah Pencinta dan Pembela sejati kita. Ingatlah selalu sapa Allah ini :
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku" (Qs. 89 ayat 27-30).

TAK CUKUP MENJADI ORANG BAIK, HARUS SHOLIH

 By. Satria hadi lubis

SEKARANG ini banyak orang yang merasa cukup menjadi orang baik. Namun bagi seorang muslim, menjadi orang baik itu tidak cukup, tapi harus meningkat menjadi orang SHOLIH.
Syekh Thahir bin Asyur dalam Tafsir At-Tahrir wat Tanwir menyebutkan, orang sholih adalah orang (beriman) yang menjaga istiqamah. Sedangkan Tafsir An-Nasafi menyebut orang sholih sebagai orang yang baik lahir dan batinnya.
Perbedaan orang baik dengan orang sholih itu terletak pada niat, cara dan tujuannya. Orang baik niatnya macam-macam, tapi orang sholih niatnya hanya satu, yakni mencari ridho Allah SWT. Orang baik melakukan kebaikannya dengan cara yang dipandang baik oleh lingkungannya, tapi orang sholih melakukan kebaikan dengan cara sesuai syariat Allah. Orang baik tujuannya bisa macam-macam, tapi orang sholih tujuannya hanya satu, yaitu untuk berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah SWT.
Perbedaan selanjutnya, orang baik agama dan ideologinya bisa bermacam-macam, tapi orang sholih hanya orang yang beragama Islam saja (muslim). Orang baik tidak bisa masuk surga jika ia kafir, tapi orang sholih pasti masuk surga...insya Allah.
Aisyah Radhiallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah! Ibnu Juz’an dahulu di masa jahiliyyah selalu menjaga hubungan silaturrahmi dan memberi makan fakir miskin. Apakah itu berguna baginya di akhirat?” Beliau menjawab: “Tidak akan berguna baginya. Karena ia (mati dalam keadaan kafir dan) tidak pernah mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku di Hari Pembalasan nanti” (HR. Imam Muslim dalam Shahih-nya 214).
Dalam prakteknya, ada orang yang citranya sholih, tapi diam-diam ia berbuat buruk atau jahat. Contohnya, seorang yang dikenal lingkungannya sebagai pak haji tapi sebenarnya ia koruptor. Atau orang yang dikenal ustadz tapi ternyata pedofil. Orang-orang "sholih" semacam inilah yang memperburuk citra Islam dan umatnya. "Al Islamu mahjubun bil muslimin (kecemerlangan Islam ditutupi oleh perilaku buruk umat Islam)" ujar Syeikh Muhamad Abduh.
Seorang muslim tak cukup dicitrakan sebagai orang baik saja, tapi ia perlu dikenal sebagai orang sholih, sehingga ia turut berdakwah di jalan Allah 'Ajja wa Jalla.
Semoga kita terus meningkatkan diri menjadi orang sholih dalam artian sebenarnya, dan akhirnya mendapatkan imbalan surga. Aamiin yaa robbal 'aalamin.

KETIKA KENYATAAN TIDAK SESUAI HARAPAN

 By. Satria hadi lubis

KETIKA kenyataan tidak sesuai dengan harapan, maka bertawakallah kepada Allah.
Imam al-Ghazali merumuskan tawakkal sebagai "menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana, disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram. Jadi, yang penting hati tetap tenang, walau kenyataan tak sesuai harapan.
Allah berfirman :
"..Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Qs. 3 ayat 159).
Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, maka bersabarlah.
Imam Ibrahim at Taimiy berkata : "Setiap kali Allah menganugerahi kesabaran pada hamba-Nya, baik atas rasa sakit, malapetaka, dan musibah, pasti juga memberinya yang lebih baik dari (ganjaran) keimanan itu sendiri". Artinya, mempertahankan keimanan ketika sabar ganjarannya jauh lebih besar daripada memperoleh keimanan itu sendiri.
Allah berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" (Qs. 2 ayat 153).
Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, maka instrospeksi dirilah mengapa itu terjadi (muhasabah).
Mungkin hal itu terjadi karena kurang semangat, kurang hati-hati alias teledor, kurang kreatif, kurang ibadah dan doa, kurang silaturahim, dan sebab-sebab lainnya, sehingga realita tidak sesuai harapan.
Ingatlah...belum tentu yang tidak sesuai harapan itu buruk. Mungkin Allah akan memberikan ganti yang lebih baik di masa depan. Mungkin Allah ingin menyelamatkan kita dari musibah (yang lebih buruk). Mungkin Allah sedang mengangkat derajat kita menjadi orang yang sabar dan istiqomah. Wallahu'alam.
Yang penting terus muhasabah. Lalu perbaiki langkah-langkah ke depan sesuai dengan kemampuan ikhtiar kita. Sambil terus bersabar dan tawakal terhadap apa pun yang terjadi. Sungguh takdir Allah itu pasti lebih baik daripada harapan kita yang rentan ditunggangi hawa nafsu.
Allah berfirman :
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat" (Qs. 2 ayat 214).

KEISTIMEWAAN ORANG MISKIN

 

By. Satria hadi lubis
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda :
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin dan kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin pada hari kiamat”. ‘Aisyah berkata, “Mengapa –wahai Rasulullah-- engkau meminta demikian?” “Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi no. 2352. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Bukan berarti Rasulullah menyuruh kita berdoa untuk miskin, tapi beliau sedang mengajarkan kepada kita betapa istimewanya orang miskin. Mereka mendapatkan keistimewaan untuk masuk surga 40 tahun lebih cepat. Para ulama mengatakan jika ada ayat atau hadits bercerita tentang waktu di hari akhirat jangan samakan dengan waktu di dunia. Jika memakai patokan waktu dalam surat al Hajj ayat 47 bahwa 1 hari di sisi Allah sama dengan 1000 tahun di sisi manusia, berarti orang miskin masuk surganya kira-kira 1000x365x40 = 14.600.000 hari atau 40.000 tahun lebih cepat daripada orang kaya. Masya Allah..! Itulah keistimewaan orang miskin (yang sholih).
Makanya jangan sepelekan mereka. Bantu mereka, hormati mereka dan cintailah mereka, begitu sabda Rasulullah saw dalam hadits di atas.
Ya Allah...jadikan kami orang-orang yang memuliakan orang miskin dan mampu membantu mereka...aamiin.

AARON BUSHNELL : MATI DEMI MENGHIDUPKAN HATI NURANI

 By. Satria Hadi lubis

Belum pernah ada di zaman melek medsos saat ini sebuah derita massal hanya bisa ditonton oleh masyarakat dunia, tanpa ada satu pun yang bisa mencegahnya.
Dulu genosida juga terjadi, di Andalusia (Spanyol), di Indian (Amerika), di Aborigin (Australia), dan tempat-tempat lainnya.
Tapi waktu itu medsos belum ada, sehingga derita mereka tak ditonton masyarakat dunia setiap hari.
Di Gaza, derita rakyat Palestina akibat kebengisan Israel ditonton setiap hari.
Namun semua negara seakan sudah dijajah oleh Israel karena tunduk dengan keras kepalanya pemimpin Israel yang berambisi memusnahkan bangsa Palestina.
Mayoritas masyarakat dunia "hanya" bisa bersedih, empati dan berdoa. Paling banter "hanya" menyumbang makanan dan logistik untuk rakyat Palestina.
Banyak orang yang kesal dan marah melihat sikap para pemimpin dunia yang hanya bisa menghimbau seakan takut dengan pemerintah Israel.
Tapi hanya Aaron Bushnell yang kekesalannya sampai di ubun-ubun.
Rasa sedihnya sudah mencabik-cabik perasaannya.
Sebagai manusia yang punya hati nurani, ia geram dan frustasi melihat lumpuhnya pemimpin dunia, termasuk Amerika, negaranya sendiri yang lemah untuk menghentikan kekejaman Israel.
Aaron Bushnell, seorang tentara aktif Angkatan Udara Amerika, nekad membakar dirinya di depan Kedubes Israel, Washington pada Ahad, 25/2/2024 kemaren.
Aaron akhirnya meninggal dunia dan meninggalkan pesan tentang rasa malu dan rasa bersalah. Negaranya sendiri ikut andil memusnahkan sebuah bangsa, Palestina.
Jiwa kemanusiaannya tergugah, melampui ras, bangsa, dan agamanya.
Ia mati dengan menahan rasa sakit yang luar biasa akibat luka bakarnya. Tapi ia meyakini seperti pesannya sebelum kematiannya, bahwa rasa sakitnya tak seberapa dibandingkan rasa sakit jutaan rakyat Palestina yang selama puluhan tahun diperlakukan seperti binatang oleh Israel. Dikurung di penjara besar Gaza dan Tepi Barat dengan akses terbatas untuk dibunuh, disiksa, dan dijajah habis-habisan.
Protes Aaron yang sampai tega membakar dirinya demi membela Palestina, mengagetkan masyarakat dunia yang masih punya hati nurani.
Walau tindakan ekstrimnya membakar diri dilarang agama mana pun, tapi banyak yang simpatik, respek, sekaligus malu melihat keberanian Aaron Bushnell.
Aaron mati demi menghidupkan hati nurani dunia.
Demi menghentakkan kesadaran para pemimpin dunia yang selama ini asyik beretorika tentang kemanusiaan, tapi diam saja dan takut dengan penjajah Israel.
Aaron telah berhasil mempermalukan mayoritas masyarakat dunia yang tak serius menunjukkan pembelaannya terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Aaron telah berhasil mempermalukan kaum muslimin di seluruh dunia yang semestinya paling wajib membela saudaranya di Palestina.
Aaron mengorbankan dirinya atas nama kemanusiaan dan hati nurani yang mati, ketika setiap hari masyarakat dunia hanya bisa menonton kebengisan Israel tanpa mampu menghentikannya.
Teriakan marah Aaron di akhir hidupnya, ketika api membakar dirinya sampai jatuh tumbang, seakan menyemangati semua umat manusia di segala zaman agar bertindak kongkrit :
Free Palestine !
Free Palestine !!
Free Palestine !!!

MENGELOLA PRIORITAS


By. Satria hadi lubis
Jika kau meyakini hidup untuk sholat, maka kau akan punya waktu untuk sholat berjama'ah di awal waktu..
Jika kau meyakini hidup untuk membaca Al Quran, maka kau akan meluangkan waktu untuk membaca Al Qur'an setiap harinya...
Jika kau meyakini hidup untuk dakwah, maka kau akan menyediakan waktu untuk berdakwah, menjadi murobbi atau mutarobbi...
Namun sebaliknya...
Jika kau beranggapan hidup untuk bekerja mencari uang, maka kau tak akan punya waktu untuk sholat, kecuali di akhir waktu..
Jika kau beranggapan hidup untuk berkarir mengembangkan bakat atau hobi, maka kau tak bisa meluangkan waktu untuk membaca Al Qur'an, kecuali mungkin di bulan Ramadhan saja...
Jika kau beranggapan hidup untuk mengurus keluarga dan gaul, maka kau tak akan menyediakan waktu untuk berdakwah, menjadi murobbi dan mutarobbi..
Masing-masing akan mendapatkan apa yang menjadi prioritas hidupnya...
Disibukkan dengan apa yang menjadi prioritasnya..
Jika prioritas waktu Anda untuk ibadah dan dakwah, maka Anda pasti mendapatkan dunia dan akhirat..
Jika prioritas waktu Anda untuk dunia dengan segala kesibukannya, maka Anda akan dapat dunia tanpa akhirat...
Anda adalah apa yang Anda prioritaskan...

JANGAN LENGAH DAN MALAS MUHASABAH

 By. Satria hadi lubis

BETAPA beruntungnya kaum mendang mending (kelas menengah) yang setiap hari ketar ketir apakah bulan depan masih punya uang atau tidak. Yang pensiun dengan tabungan tak seberapa.
Semestinya kaum mendang mending lebih potensial mendekatkan diri kepada Allah sebagai penolong-Nya agar rezekinya cukup.
Namun, sebagian kaum mendang mending malah terjebak dengan rutinitas mencari uang dengan khayalan bisa kaya suatu ketika.
Betapa beruntungnya orang yang merokok. Setiap hari bisa muhasabah (merenung) tentang panasnya api neraka dengan melihat api rokok di tangannya, sehingga dengan itu potensial semakin takut kepada Allah.
Namun, sebagian besar perokok tak menjadikan api rokoknya untuk muhasabah tentang panasnya api neraka. Mereka asyik dengan candu rokoknya yang merusak kesehatan.
Betapa beruntungnya mereka yang hobi memancing. Sebab mereka punya banyak waktu sambil menunggu ikan memakan umpan kailnya untuk berzikir dalam diam dan menangis menyesali dosa-dosa.
Namun, betapa banyak orang yang hobi mancing tidak menggunakan waktunya ketika memancing untuk berzikir, bahkan mereka asyik melamun entah kemana.
Demikianlah sekedar contoh, bahwa bagaimana pun kondisi kita dapat digunakan untuk semakin bertaqwa kepada Allah.
Tinggal kitanya yang mau atau tidak mengambil ibroh (pelajaran) dari setiap yang kita alami. Untuk bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah atau durhaka dan menjauhkan diri dari Allah, penguasa alam semesta.
Betapa banyak orang kaya yang tak bersyukur karena jauh dari Allah.
Betapa banyak orang miskin yang tak sabar, kecewa dan akhirnya menjauhkan diri dari Allah.
Memang, kebanyakan manusia tidak pandai bersyukur dan lengah merenungi tanda-tanda kebesaran-Nya.
Sungguh, Allah tak pernah berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya.
Dia selalu menjadi murobbi (pendidik) bagi kita di setiap saat, dengan menurunkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Agar kita mutarobbi-Nya (yang dididik) dapat mengambil pelajaran (muhasabah) untuk semakin bertaqwa dan hidup bahagia bersama Allah.
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (Qs. 41 ayat 53).
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah" (Qs. 6 ayat 179).

YUK BUAT TARGET RAMADHAN!

 


SUDAHKAH Anda membuat target di bulan Ramadhan tahun 2024 ini? Yang sifatnya kuantitatif (terukur)? Misalnya, tarawih dalam sebulan berapa kali, sedekah berapa kali dengan jumlah nominal berapa, tilawah al Qur'an sehari berapa lembar, dan lain-lain.
Jangan sampai Ramadhan tahun ini berlalu biasa-biasa saja, hanya diisi dengan rutinitas duniawi tanpa tekad untuk mendapatkan keberkahannya.🕋
Berikut ini ada beberapa amalan yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi target Ramadhan tahun ini :
✅ UNTUK PRIBADI :
1) Menjaga shalat 5 waktu berjamaah di masjid
2) Tilawah Al Quran minimal 3x khatam
3) Sholat Dhuha/Syuruq setiap hari
4) Dzikir ma’tsurot (kubro) tiap hari
5) Beristighfar minimal 200x per hari (terutama di waktu sahur)
6) Sholawat Nabi 200x per hari
7) Sholat Tarawih dan witir setiap hari
😎 Tahajud minimal 2 rakaat setiap malam
9) Berusaha memberikan infaq terbaik setiap hari dan berperan aktif mengoptimalkan pengumpulan Ziswaf.
10) Berusaha melaksanakan i’tikaf pada 10 hari terakhir
11) Membaca wirid doa di 10 hari terakhir
12) Bersemangat melakukan dakwah fardiyyah (rekrutmen), minimal 1 orang, maupun dakwah secara umum
13) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ramadhan di masyarakat (kantor, tempat tinggal, masjid, dan lain-lain), minimal 1x kegiatan/per pekan
14) Membaca artikel atau menonton video tentang kemanusiaan, termasuk perjuangan rakyat Palestina.
15) Mendoakan kebaikan untuk sesama muslim dan semua anak bangsa serta untuk kemanusiaan.
✅ UNTUK KELUARGA :
1) Mengadakan Waktu Kumpul Keluarga (WKK) minimal 1x pekan (bisa berupa liqo', rihlah, obrolan ringan, dll) dengan berbagai tema, misalnya tentang urgensi ibadah, kemuliaan Lailatul Qodar dan i'tikaf, merancang masa depan keluarga, dan lain-lain
2) Sholat subuh di mesjid bersama keluarga setiap hari
3) Buka puasa bersama keluarga minimal 2x per pekan
4) Tarawih bersama keluarga di mesjid atau di rumah minimal 2x per pekan
5) Beritikaf bersama keluarga min 1x (bermalam) pada asyrul awaakhir 10 hari terakhir Ramadhan di masjid terdekat
✅ UNTUK MASYARAKAT SEKITAR/KOMUNITAS :
1) Melibatkan diri dalam kegiatan sosial keagamaan minimal 1x
2) Buka puasa bersama komunitas/masyarakat minimal 1x
3) Ikut tadarusan di mesjid atau di majelis ta'lim (khataman Al Quran)
4) Menyebarkan pesan-pesan sy’iar Ramadhan melalui berbagai media.
😏 Silakan dipilih dari berbagai kegiatan di atas mana yang akan dijadikan target. Syukur Alhamdulillah kalau bisa semuanya. Lalu catat di HP ✍️ atau di kertas besar yang ditempel di dinding agar terlihat mencolok dan mudah diingat. Catat juga realisasinya. Lalu bandingkan apakah target Ramadhan yang direncanakan tercapai atau tidak. Jika tercapai, insya Allah akan keluar dari bulan Ramadhan ini menjadi manusia baru yang lebih bertaqwa dan lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
🕋 Kemudian dari sisi kualitatif, untuk mencapai kekhusyukan ibadah Ramadhan, maka kurangi berbagai gangguan yang dapat mengurangi kekhusyukan, seperti menyimpan televisi di gudang, membatasi pemakaian HP (kalau perlu keluar dari grup WA yang kurang manfaatnya), mengurangi kegiatan sia-sia, jangan banyak tidur, dan lain-lain.
🤲 Semoga dengan membuat target Ramadhan, kita lebih semangat beribadah dan beramal sholih, sehingga mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT serta menghapuskan semua dosa-dosa kita.
"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni segala dosa-dosanya di masa lalu. Dan barangsiapa shalat pada Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni segala dosa-dosanya di masa lalu" (HR. Bukhari dan Muslim).
By. Satria hadi lubis

LEVEL TERTINGGI KEBAHAGIAAN

 By. Satria hadi lubis

AKAL sehat mengajarkan kita, tidak mungkin ada produk, jika tidak disertai buku petunjuk bagaimana cara menggunakan produk tersebut (manual book).
Begitu pun manusia, sebagai sebuah "produk" tercanggih tidak mungkin diciptakan oleh Allah 'Ajja wa Jalla tanpa menyertakan manual book-nya agar manusia bahagia (tidak rusak).
Manual book tersebut adalah Al Qur'anul Karim dan penjelasannya di dalam Al Hadits (Sunnah Nabi saw).
Namun manusia memang bandel, mereka malah berani meninggalkan manual book tersebut untuk mencari cara lain agar bahagia.
Membuat berbagai isme dan gaya hidup nyeleneh yang ujungnya hanya membuat manusia galau dan tidak bahagia.
Korbannya bergelimpangan di sepanjang sejarah, tapi manusia berikutnya tetap bandel dan tidak mau belajar dari kesalahan nenek moyangnya yang membangkang terhadap fitrah penciptaan-Nya.
Akankah engkau akan mengulanginya lagi?
Oleh karena itu...
Senang adalah ketika engkau menyenangkan diri sendiri.
Bahagia adalah ketika engkau menyenangkan orang lain.
Tenang adalah ketika engkau hanya menyenangkan Allah saja.
Tenang adalah level kebahagiaan tertinggi manusia karena hidup sesuai al Qur'an sebagai manual book penciptaan manusia.
Dengan tenang sebagai strata tertinggi, manusia mendapatkan kebahagiaan sekaligus kesenangan.
Tenang adalah kebahagiaan karena ma'rifat kepada Allah SWT, seperti yang dilukiskan oleh para pencinta Allah ini :
Seorang ulama berkata: "Tiada hari yang membahagiakan, kecuali engkau selalu bersama Allah."
Malik bin Dinar mengatakan, “Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah.”
Ada ulama salaf yang mengatakan, “Pada malam hari orang-orang yang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”
Ibrahim bin Adham mengatakan, “Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami, walau dengan menggunakan pedang-pedang mereka.”
Ada ulama salaf yang lain mengatakan, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika menjadi penghuni surga seperti yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga (yakni dengan mengingat Allah). Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga di akhirat kelak.’
Oleh karena itu...
"Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Robmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku" (Qs. 89 : 27-30).