Minggu, 19 Mei 2024

AMBYAR DI AMALAN SHOLAT

 

By. Satria hadi lubis
SAYA sudah berkali-kali mengisi pengajian di sebuah komunitas. Yang saya sampaikan juga makin lama makin berat dan luas. Lama-lama saya juga mengenal nama-nama mereka dan sedikit latar belakangnya.
Sampai suatu ketika, ketika saya sholat berjamaah berdua dengan salah satu peserta pengajian tersebut yang saya desak untuk menjadi imam. Sambil malu-malu peserta itu berkata bahwa ia tidak hapal gerakan sholat dan tidak tahu bacaan sholat yang benar.
Astaghfirullah....dalam hati saya kaget, sudah sekian lama ia ikut pengajian tersebut, tapi untuk hal prinsip yang saya anggap seharusnya sudah selesai, yaitu kewajiban sholat, ternyata ia belum bisa.
Saya juga merasa bersalah karena sudah ceramah berkali-kali di komunitas tersebut belum pernah membahas fiqih sholat. Belum pernah membahas tentang gerakan dan bacaan sholat yang benar, tentang cara berwudhu dan bagaimana memperoleh sholat yang khusyu'.
Mungkin fenomena yang saya temukan ini juga terjadi pada sebagian komunitas dan lingkungan pergaulan Anda ...para sahabat FB. Kita merasa sudah mengenal dan akrab dengan teman atau saudara muslim kita tersebut, tapi ternyata dia belum bisa sholat yang benar.
Saran saya....coba deh dicek teman, saudara atau siapa pun yang berinteraksi dengan Anda, jangan-jangan ada di antara mereka yang belum bisa sholat, walau sudah menjadi muslim sejak lahir.
Tolonglah mereka agar bisa termotivasi untuk sholat yang benar. Kalau perlu kasih buku-buku tentang sholat atau ajarkan langsung bagaimana cara sholat yang benar agar teman atau saudara Anda tersebut selamat di dunia dan akhirat.
Sebab yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah sholat. Tanpa sholat yang benar, semua amal kebaikan seseorang menjadi rusak (sia-sia), sehingga sulit menjadi tabungan pahalanya untuk masuk surga. Kalau begitu, kasihankan... teman atau saudara Anda tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya” (HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar