Minggu, 19 Mei 2024

MENDOKUMENTASIKAN DIRI SENDIRI

 By. Satria hadi lubis

Apakah Anda memiliki dokumentasi hidup Anda sendiri? Mulai dari kecil sampai sekarang?
Memang, dokumentasi hidup (berupa foto, video, surat berharga, dan lain-lain) yang disimpan dengan rapi akan menjadi kenangan bagi diri sendiri di masa tua atau bagi orang lain setelah kita tiada.
Tokoh-tokoh sejarah yang kita kenal saat ini adalah mereka yang paling banyak meninggalkan arsip kehidupan mereka untuk generasi mendatang, baik berupa buku, foto, monumen atau karya lainnya. Sebaliknya tokoh sejarah yang tak kita kenal saat ini adalah mereka yang paling sedikit meninggalkan arsip kehidupan mereka.
Pertanyaannya adalah sudahkah kita memiliki dokumentasi pribadi tentang hidup kita sendiri yang disimpan dengan rapi?
Tak peduli apakah kita tokoh atau bukan, sebaiknya jangan tunggu orang lain yang menyimpannya untuk kita, tetapi kita sendirilah yang pro aktif menyimpan berbagai dokumen hidup kita sendiri.
Ini tak ada hubungannya dengan narsis, tapi tanda bahwa kita menghargai diri sendiri. Tanda bahwa kita pernah ada di dunia ini dan mensyukurinya. Maka segala puji bagi Allah dengan segala nikmat-Nya, yang telah menciptakan kita di antara milyaran manusia yang pernah ada di muka bumi ini.
Oleh karena itu, punyalah dokumentasi atau arsip pribadi. Punyalah waktu rutin untuk menyimpan atau menata kembali berbagai dokumentasi perjalanan hidup kita, baik berupa foto, video, surat, sertifikat, tulisan/buku, benda-benda, dan lain-lain.
Walau hidup bukan untuk masa lalu, tapi hidup juga bukan untuk melupakan masa lalu. Sebab dari masa lalu kita belajar berubah lebih baik.
Pepatah mengatakan : Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama (baca : meninggalkan kenangan, berupa dokumentasi dan amal kebaikan).
"Dan janganlah kami mati tanpa meninggalkan apa-apa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar