Minggu, 19 Mei 2024

KESADARAN CINTA

 

Seorang kakek dengan telaten merawat istrinya yang dimensia (pikun) dan sama-sama sudah berusia 70 tahun.
Suatu ketika ia ditanya oleh seorang suami muda yang merupakan tetangganya. "Kenapa bapak tetap rajin merawat istri bapak yang sudah pikun dan tidak bisa lagi mengenal bapak sebagai suaminya?"
Sang kakek menjawab : "Memang istriku sudah tidak bisa lagi mengenal aku sebagai suaminya, tapi aku masih mengenal dia sebagai istriku."
Itulah cinta...
Cinta adalah bahasa universal tentang kesetiaan yang dibawa sampai mati. Tak lekang oleh zaman.
Cinta sejati diukur dari kebersamaan di kala suka dan duka.
Senang bersama, susah bersama.
Maka bersyukurlah dengan pasanganmu, jodohmu yang ada di sisimu...
Karena ada satu anak manusia yang mau menua bersamamu.
Padahal ia dulu di masa mudanya bisa memilih lelaki atau perempuan lain yang mungkin lebih baik darimu.
Namun ia memilihmu atas nama cinta.
Atas nama kelebihan dan kekuranganmu, yang dengan sadar ia terima.
Atas nama optimisme untuk bersama berubah lebih baik.
Dan akhirnya berkumpul abadi di Jannah-Nya.
Cinta bukan hanya tentang kesadaran, tapi juga tentang ketidaksadaran. Seperti cinta sang kakek dalam kisah di atas yang sadar bahwa istrinya tidak sadar (tidak mengenalinya) lagi.
Karena jauh di lubuk hati sang kakek dan istrinya tertanam kuat bisikan : "Terima kasih kekasih....engkau mau menua bersamaku."
By. Satria hadi lubis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar