Senin, 01 Januari 2024

HIKMAH PERANG PALESTINA MELAWAN PENJAJAH ISRAEL


By. Satria hadi lubis
Banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan dari perang kemerdekaan Palestina yang sedang terjadi saat ini, antara lain :
1. Semakin terkuak watak asli zionis Israel yang suka membakang dan membunuh. Haus darah dan kejam, serta senang mengabaikan resolusi sebagian besar bangsa di dunia.
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat). (Qs. 2 ayat 93).
2. Semakin nampak sifat-sifat heroik rakyat Palestina yang tinggal Gaza, terutama anggota Hamas yang berani menghadapi zionisme Israel. Hal ini menjadi teladan bagi manusia, khususnya kaum muslimin sedunia, tentang sifat mulia manusia, yakni keteguhan, keikhlasan, kepahlawanan, dan ketabahan.
Sebuah quote dari jurnalis Anthony Bordain mewakili tentang keteguhan rakyat Palestina menghadapi penjajah Israel, "Hari ini semuanya bisa dibuat di Cina, kecuali satu hal yang hanya bisa dibuat di Palestina, yaitu KEBERANIAN."
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh. (Demikian ini adalah) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung" (Qs. 9 ayat 111).
3. Semakin pentingnya ukhuwah dan persatuan umat Islam sedunia. Bangsa Palestina yang tertindas adalah bukti lemahnya solidaritas umat Islam sedunia. Para pemimpin Islam, terutama pemimpin Arab, terjebak dalam kepentingan nasionalisme yang sempit, sehingga menutup hati terhadap pembantaian manusia yang terjadi di Gaza. Umat Islam lemah jika mereka tercerai berai, dan menjadi kuat jika mereka bersatu seperti yang terjadi pada masa kejayaan Islam di masa lampau.
"Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk" (Qs. 3 ayat 103).
4. Semakin maraknya kebangkitan ghiroh kaum muslimin sedunia dan jiwa peduli kemanusiaan dari masyarakat dunia pada umumnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya aksi damai di seluruh belahan dunia untuk membela kemerdekaan rakyat Palestina.
Dengan munculnya ghiroh (kecemburuan) dan semangat anak-anak muda untuk membela Islam dan kemanusiaan, makin membangkitkan optimisme bahwa peradaban dunia di masa depan insya Allah akan cemerlang. Semoga ghiroh tersebut dilanjutkan dengan antusiasme anak-anak muda untuk mempelajari Islam dan berpihak pada kebenaran, sehingga makin banyak muncul generasi muda yang berkarakter pahlawan (mujahid).
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong" (Qs. 22 ayat 78).

PINJAM DULU SERATUS

 

By. Satria hadi lubis
"Pinjam dulu seratus," adalah ungkapan yang sedang viral saat ini. Sampai-sampai seorang artis kondang mancanegara ikut-ikutan mengucapkan ungkapan ini dalam konsernya.
"Pinjam dulu seratus," sebuah kalimat lucu-lucuan tentang harapan mendapatkan cuan (uang) dari orang lain.
"Pinjam dulu seratus," sebuah kalimat bahwa "tangan di bawah lebih baik daripada tangan di atas". Kalimat meminta daripada memberi. Mungkin juga kalimat keputusasan karena terpepet kebutuhan.
"Pinjam dulu seratus," sebuah
kata-kata yang diviralkan banyak orang tapi si penyebar sendiri tak tahu asal usul dan apa maknanya.
Demikianlah, "Pinjam dulu seratus," adalah simbol budaya pop tentang kata atau sesuatu tanpa makna, yang mudah timbul tenggelam dalam arus viral, lalu muncul lagi simbol lain yang juga tanpa makna.
Begitulah hidup bagi sebagian anak manusia. Berjalan dalam absurditas tanpa makna. Lalu terjebak pada putaran yang anomali tanpa arti.
Padahal hidup ini sebenarnya sederhana. Hanya jalan mengabdi kepada Tuhan, lalu berakhir di dalam surga atau neraka.
Tapi begitulah...
Banyak yang melupakan.
Memang manusia sering berkutat dalam simbol dan perjuangan tanpa makna, yang hanya berujung pada materi dan pemuasan hawa nafsu. Dangkal tak berarti.
Ya Allah...
Lindungilah kami dari melupakan makna hidup yang hakiki.
Jadikan waktu-waktu kami habis berbuat untuk yang esensi menuju pulang .
Bukan berkutat pada asesoris dan gimmick kehidupan yang melupakan kami kemana dan buat apa kami hidup.
"Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat" (Qs. 45 ayat 34-35).

SURAT DARI ALMARHUMAH IBU

 Nak....tepat 40 hari aku pergi meninggalkanmu

Masih terasa lekat tanah ini mendekap ragaku
Masih terngiang bacaan Qur'anmu di hari penguburanku
Sedang apa engkau...nak?
Semoga engkau tak lupa membaca al Qur'an sebagai syafa'atmu kelak
Semoga engkau tak lupa mendoakan ibumu yang sedang berada di alam barzah ini...ya nak
Sungguh doamu menjadi pelipur lara bagi ibumu disini
Sungguh doamu selalu kunantikan untuk menjadi penghilang resahku kini
Nak....masih ingat kan ya.. pesanku agar engkau menjadi anak yang sholeh?
Aku melihat kini bahwa janji Allah adalah benar
Alam barzah itu benar
Surga itu benar
Neraka itu benar
Sungguh ibumu ini akan sedih jika engkau berhenti melangkah menuju Allah
Padahal aku kan menunggumu di surga kelak... insya Allah
Belum apa-apa, aku sudah rindu padamu wahai anakku
Aku kangen bisa memelukmu lagi seperti dulu
Ketika engkau masih kecil dan lugu
Ketika engkau masih belum tahu apa itu arti godaan dan kebahagiaan semu
Ketahuilah wahai buah hatiku...
Bukan gelar, jabatan, ketenaran dan kekayaan yang membuat ibumu bangga kepadamu
Namun taqwamu yang membuat bangga ibumu
Aku berharap engkau tak lupa pada ibumu ini
Walau ketika aku masih hidup engkau sudah sibuk kesana kesini
Sampai ibu kesepian di masa tua dan tinggal sendiri
Namun ibu diam saja karena kuatir mengganggu engkau yang sibuk kesana kesini
Maafkan ibu ya sayangku...
Jika perkataan dan perbuatan ibu dulu ada yang menyakitimu
Jika engkau merasa ibumu tak maksimal mendidikmu
Kini engkau telah mandiri
Menentukan jalanmu sendiri
Tanpa kehadiran ibumu lagi
Percayalah...wahai anakku
Walau ribuan tahun di alam barzah akan berlalu
Tak akan terasa lama kerinduanmu dan aku
Selama kita punya ikatan iman yang sejati, bukan yang semu
Kini aku melihatmu dari sini
Berharap cemas agar kau tak salah melangkah
Dan masih mengingat pesanku ini : Sholeh ya nak...
By. Satria hadi lubis

APAKAH DUNIA TIDAK MELIHAT KAMI?

 

By. Satria hadi lubis
"APAKAH dunia tidak melihat kami?", kalimat penuh heran ini disampaikan oleh seorang anak kecil Palestina yang menangis ketakutan ketika diwawancarai seorang wartawan di Gaza.
Ungkapan yang menggetarkan ini menunjukkan keputusasaan sang anak karena tak ada lagi yang menolong rakyat Gaza dari pembantaian tentara Isnotreal.
Subhanallah...
memang aneh apa yang terjadi di Gaza. Korban sudah berjatuhan, mayat-mayat bergelimpangan, rumah dan gedung hancur, makanan menjadi langka, air dan listrik sudah lama dipadamkan zionis Isnotreal, tapi tak ada satu pun negara yang melakukan tindakan berarti menolong rakyat Palestina dari genosida yang dilakukan Isnotreal di Gaza.
Apa yang dilakukan Isnotreal benar-benar tak masuk akal. Tak ada lagi kata yang tepat untuk mewakili kebiadaban mereka, yang secara terang-terangan ditunjukkan kebiadabannya ke mata dunia.
Jika memang betul tentara Isnotreal sedang berperang melawan H4m45, maka hukum perang manakah yang membolehkan penduduk sipil dibantai tanpa pandang bulu? Hukum perang manakah yang membolehkan anak-anak dan wanita menjadi halal dibunuh? Rumah sakit dan ambulan menjadi sasaran empuk bom-bom zionis?
Ya Allah...
Sampai kapan hal ini akan terus terjadi? Sudah satu bulan lebih (sejak 7 Oktober 2023) penduduk sipil di Gaza menjadi ladang pembantaian tentara Isnotreal.
Anehnya, dunia internasional tak ada yang mampu menghentikan kebiadaban tersebut. Amerika Serikat yang katanya menjunjung tinggi HAM malah mendukung kebiadaban Isnotreal. Begitu pun Inggris, Perancis dan negara Eropa lainnya.
Para pemimpin Arab dan Islam hanya bisa mengecam, tapi tak mampu berbuat banyak untuk menghentikan praktek genosida yang sedang terjadi saat ini di Gaza.
Apakah memang betul apa yang dikatakan seorang pengamat : "Dulu saya mengira bahwa Palestina sedang dijajah Isnotreal, tapi sekarang saya baru sadar ternyata hanya bangsa Palestina yang merdeka, sedang bangsa-bangsa lain sedang dijajah oleh Isnotreal."
Atau apa yang dikatakan oleh seorang warga Palestina, "Beritahukan kepada negara-negara muslim agar tidak usah melakukan sholat jenazah kepada kami. Tapi lakukanlah sholat jenazah untuk diri kalian sendiri. Sebab kami masih hidup, sedang kalianlah yang sudah mati!"
Ucapan ini muncul karena dunia terlihat tak berdaya menghadapi kekejaman Isnotreal terhadap bangsa Palestina. Sudah lebih dari 70 tahun (semenjak tahun 1948) berbagai resolusi PBB tentang Palestina diabaikan Isnotreal. Kecaman dari berbagai negara agar Isnotreal menghentikan tindakannya mengusir penduduk Palestina dan memperluas tanah jajahannya tak dipedulikan oleh Isnotreal. Seakan dunia memang benar-benar sedang dikuasai dan dijajah oleh Isnotreal.
Ya Allah...
Yaa Robb...
Kini hanya Engkau-lah yang mampu menghadapi kebiadaban Isnotreal. Dunia seakan sudah tunduk patuh terhadap apa maunya zionis Isnotreal.
Ya Allah ...
berikanlah keajaiban-Mu menolong bangsa Palestina, seperti keajaiban-Mu menolong Nabi Musa as dan pengikutnya dari kehancuran dengan menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya di Laut Merah.
Ya Allah...
Kini Isnotreal
sudah seperti Fir'aun yang kejam dan biadab, maka hancurkanlah zionis Isnotreal seperti Engkau dahulu menghancurkan Fir'aun dan bala tentaranya.
Laa haula wa laa quwwata illa billah...
Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nasyir.

BAHAYANYA MENGUMBAR AIB USTADZ

 By. Satria hadi lubis

Mengumbar aib ustadz atau menyebarkan kekurangan akhlaq seorang ustadz jauh lebih berbahaya daripada mengumbar aib saudara kita yang bukan ustadz. Mengumbar aib sesama muslim yang bukan ustadz saja tidak boleh, apalagi mengumbar aib seorang ustadz.
Sebab mengumbar aib ustadz akan menyebabkan ditinggalkannya ustadz tersebut oleh umat. Paling tidak membuat jama'ah pengajiannya tidak lagi respek dengan ceramahnya, karena wibawanya sudah turun di mata mereka.
Hal ini menyebabkan hilangnya satu rantai pengajar agama. Padahal umat sangat butuh bimbingan ustadz (walau sebagian umat tidak menyadarinya). Dan mencetak ustadz itu jauh lebih susah dibanding mencetak ribuan "profesi duniawi" lainnya.
Apalagi di zaman sekarang dimana jumlah ustadz (termasuk di dalamnya murobbi, guru ngaji al Qur'an) makin sedikit akibat dianggap kurang "bergengsi" dan kerusakan umat makin menjadi akibat masifnya penyebaran ideologi sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, dan lain-lain.
Karena itu, hati-hatilah bersikap. Jangan mudah mengumbar aib seorang ustadz, karena tidak ada ustadz yang sempurna. Diamlah. Sebab kalau dicari-cari pasti akan ketemu aib seorang ustadz. Dan jika itu disebarkan maka bukan hanya ustadz itu saja yang rugi tapi juga umat Islam secara keseluruhan karena hilangnya satu orang "pewaris" nabi.
Kecuali jika kerusakan ustadz itu sudah terlalu jauh (misalnya, aqidahnya sudah menyimpang dari aqidah ahlus sunnah wal jamaah atau hobi maksiat). Namun jika kesalahannya masih manusiawi dan ia cepat bertaubat serta mengakui kesalahannya maka maafkanlah ustadz tersebut.
Jangan terpengaruh dengan ajaran yang mudah mentahzir atau memboikot ustadz-ustadz tertentu hanya karena ustadz tersebut bukan dari kelompoknya. Pahamilah... jumlah umat yang harus didakwahi jauh lebih banyak dibanding jumlah ustadz dari satu kelompok saja.
Jangan terperangkap juga dengan ghozwul fikri (perang pemikiran) yang mencoba menjauhkan umat dari ustad, ulama, habaib dan kyai. Sebab untuk menjauhkan umat dari agama hanya dua jalannya, jauhkan mereka dari ustadz dan jauhkan mereka dari Al Qur'an. Makanya sekarang ini ada orang-orang tertentu yang gencar nyinyir dengan ustadz. Disamping banyak juga langkah-langkah yang dibuat untuk menjauhkan umat Islam dari Al Qur'an.
Maka renungkanlah ayat ini dengan seksama :
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya (maksudnya : bersabar bersama para ustadz/da'i); dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Qs. Al Kahfi ayat 28).

KEPUASAN BERBAGI KEBAIKAN

 

By. Satria hadi lubis
JIKA kita ceramah
Jama'ahnya mendapatkan ilmu
Penceramahnya mendapatkan kepuasan
Jika kita mengisi liqo' (mentoring)
Peserta mendapatkan penguatan fikroh
Pembinanya mendapatkan kepuasan
Jika kita menulis atau membuat video dakwah
Yang membaca dan menonton mendapatkan pencerahan
Yang membuatnya mendapatkan kepuasan
Jika kita berbagi rezeki dan menolong orang lain, sekecil apa pun
Yang diberi mendapatkan pertolongan
Yang memberi mendapatkan kepuasan
Jalan-jalan dakwah sesungguhnya membahagiakan bagi para pelakunya
Jauh lebih bahagia daripada aktivitas lain.
Dukanya saja membahagiakan, apalagi sukanya.
Itulah sebab orang yang paling bahagia di muka bumi, yaitu para nabi dan ulama, mengambil jalan dakwah sebagai jalan hidupnya.
Suatu ketika Fudail bin Iyadh, seorang ulama tabiin ditanya muridnya, "Apakah guru bahagia?" Sang guru menjawab, "Iya..aku bahagia. Seandainya para raja mengetahui betapa besar kebahagiaanku, niscaya mereka akan berusaha merebutnya walaupun dengan menggunakan pedang-pedang mereka."
Sayangnya, jalan ini malah dianggap sulit dan dicitrakan buruk oleh sebagian orang, sehingga banyak yang malas berbagi dan berdakwah.
Padahal jalan dakwah adalah "rahasia" kepuasan dan kebahagiaan yang Allah sediakan untuk kita
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (berdakwah) kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (Qs. 41 ayat 33).

MENANTI LAMA DI ALAM KUBUR

 

By. Satria hadi lubis
BARU SAJA di telpon teman lama. Rasanya senang sekali. Tak pernah dengar kabarnya selama ini, bak hilang ditelan bumi.
Beberapa kali terbersit dalam hati "bagaimana ya kabar si fulan?", beberapa kali terbawa dalam mimpi dengan cerita masa lalu yang absurd tak berurut.
Alhamdulillah...akhirnya ketemu juga walau hanya lewat telpon.
Terlampiaskan sudah rasa kangen bertemu dengan teman lama yang pernah bersama dalam dakwah, walau hanya sebentar.
Rasanya lama betul untuk melampiaskan rasa kangen bisa bertemu dengan teman lama setelah puluhan tahun tak bertemu.
Masya Allah....saya jadi kepikiran.
Bagaimana ya... nasib kita kalau sudah meninggal dunia, lalu kita menanti di alam kubur, menunggu selama ribuan tahun (sampai datangnya hari kiamat) untuk bisa melampiaskan rasa kangen bertemu kembali dengan orang-orang yang kita sayangi di surga kelak? Entah itu suami/isteri, anak, orang tua, saudara, teman, guru kita, dan yang lainnya.
Sungguh masa penantian yang panjang di alam kubur untuk bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang kita sayangi di akhirat, di surga kelak.
Di akhirat pun kita belum tentu bisa bersama lagi dengan mereka. Sebab semua itu tergantung dari amal masing-masing. Karena yang bisa menikmati "reuni" itu hanya mereka yang masuk surga.
Pertanyaannya, sudah cukupkah bekal amal kita untuk masuk surga, sehingga bisa melampiaskan rasa kangen bertemu kembali dengan orang-orang yang kita sayangi?
Sudah cukupkah bekal amal kita untuk menanti lama di alam kubur sampai datangnya kiamat tanpa kesusahan dan tanpa siksa kubur?
Bisakah kita bahagia dan tanpa kesusahan di alam kubur demi bisa melampiaskan rasa rindu bertemu kembali dengan orang-orang kita sayangi di akhirat, di surga kelak?
Renungkan hadits berikut ini :
"Dulu Utsman bin Affan ra, jika berdiri di kuburan, beliau menangis hingga membasahi jenggot. Maka dikatakan kepada beliau : "Anda jika disebutkan surga dan neraka tidak menangis, tapi kenapa Anda menangis karena kuburan?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: "Kuburan adalah persinggahan pertama di akhirat. Jika dia selamat darinya, maka apa yang setelahnya lebih mudah darinya. Tapi jika tidak selamat darinya, maka apa yang setelahnya lebih keras daripadanya. Tidaklah aku melihat suatu pemandangan satupun kecuali keadaan kuburan itu lebih mengerikan daripadanya" (HR. At Tirmidzi).

ADA PAHALA BESAR DI MEDIA SOSIAL

 

By. Satria hadi lubis
Wahai saudaraku kaum muslimin...
Ada pahala besar di medsos. Pahala itu berupa berjihad (membela Islam) di medsos. Medan jihad kita sekarang tidak lagi hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia digital (medsos).
Sudah saatnya setiap kaum muslimin saat ini menyediakan waktu setiap hari untuk berjuang membela Islam di media-media sosial : Facebook, Instagram, X, Tiktok, Whatsapp, dan lain-lain.
Setidaknya setiap muslim perlu mempunyai dua akun medsos yang diisi dengan berbagai konten dakwah dan kebaikan serta untuk menanggapi berbagai serangan pemikiran oleh para pembenci Islam (kaum Islamophobia) yang kini rajin bersliweran di medsos. Mereka tak henti-hentinya menebar ujaran kebencian dengan menjelek-jelekkan Islam, Rasulullah saw, Al Qur'an, dan para ulamanya (para asatidz), baik secara halus maupun kasar.
Sebagai muslim, sudah barang tentu kita harus memiliki ghiroh (rasa cemburu dan semangat membara) untuk membela Islam di medsos.
Jadikan medsos-medsos saat ini penuh dengan berbagai konten dakwah dan kebaikan serta pembelaan terhadap Islam daripada dipenuhi berbagai konten kemaksiatan dan kesia-siaan yang tak ada manfaatnya.
Jangan minder, takut dan kapok dengan perundungan dari para haters pembenci Islam. Terus maju membela Islam di medsos secara rutin!
Ketahuilah...
Pada zaman modern ini, cara kita mendapatkan pahala yang banyak bukan hanya melalui amal sholih di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Yakni dengan lebih sering dan lebih banyak lagi berdakwah di dunia maya sebagaimana sebaliknya, begitu mudahnya seseorang saat ini "memanen" dosa dan maksiat di dunia maya.
Maka singsingkanlah jari-jari kalian...wahai saudara-saudaraku kaum muslimin!
Untuk "membanjiri" dunia maya dengan berbagai konten dakwah dan kebaikan serta pembelaan terhadap Islam.
Jangan sampai kaum Islamophobia leluasa menjelek-jelekkan Islam di media sosial, menyebarkan hoax dan ujaran kebencian yang memecah belah umat, serta memfitnah Allah, Rasul-Nya, para ulama dan Al Qur'an.
Ketahuilah!
Jejak digital kita akan "abadi" di dunia maya. Menjadi pahala jariyah yang akan mengalir terus-menerus, walau kita sudah meninggal dunia.
Rasulullah saw bersabda :
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
"Apabila seorang anak Adam mati, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak saleh yang berdoa untuknya" (HR. Muslim).
Hal ini juga dipertegas dengan penjelasan dari Al-Hafidh Abd Adhim bin Abd Qawiyy al-Mundziriy As-Syafi’i sebagai berikut :
‎• قال الحافظ عبد العظيم المنذري الشافعي رحمه الله
‎( ناسخُ العلم النافعِ له أجره وأجر من قَرأَه أو نسخه أو عمل به من بعده، ما بقي خطُّه والعمل به؛ لهذا الحديث وأمثاله، وناسخ غير النافع مِمَّا يوجبُ الإثم، عليه وزرُه ووزرُ من قرأه أو نسخه أو عمل به من بعده، ما بقي خطُّه والعملُ به)
‎ الترغيب والترهيب
"Orang yang menyalin atau mencatat (atau membuat status) ilmu yang bermanfaat, ia akan mendapatkan pahalanya, juga mendapatkan pahala orang yang membacanya, pahala orang yang men-share kembali, dan pahala orang yang mengamalkannya, selama tulisannya masih ada dan diamalkan, karena berdasar pada hadits di atas dan yang semisalnya.
Sebaliknya, orang yang menyalin atau mencatat atau membuat status apapun yang tak bermanfaat serta berdosa, ia pun menanggung dosanya, juga menanggung; dosa orang yang membacanya, dosa orang yang men-share kembali, dosa orang yang mengamalkannya, selama tulisannya masih ada dan diamalkan" (At-Targhib wat Tarhib).
Mari saudaraku kaum muslimin..!
Kita penuhi media sosial dengan berbagai konten dakwah dan kebaikan serta pembelaan terhadap Islam, yang pahalanya luar biasa besarnya. Allahu Akbar!

BYE.. MAYAA

 

By. Satria hadi lubis
MUNGKIN baru kali ini ada sandera yang dibebaskan, tapi mimik wajah dan gestur tubuhnya seakan merasa berat untuk berpisah dengan para penyanderanya.
Hal itu terjadi ketika tawanan warga Sirewel dibebaskan oleh tentara H4ms. Di video yang beredar di medsos terlihat wajah-wajah tawanan perang warga Sirewel tak sedikitpun menunjukkan rasa takut dan menderita selama ditawan tentara H4ms, tapi justru wajah-wajah yang hangat dan akrab dengan para penyanderanya (tentara H4ms).
Yang paling membuat nitezen sedunia kesengsem dan simpatik adalah adegan di sebuah video dimana seorang tawanan wanita warga Sirewel bernama Maya dibebaskan. Penyanderanya memberikan salam perpisahan, "Bye Mayaa..." Lalu dibalas oleh Maya dengan senyum manis sambil melambaikan tangan kepada para penyanderanya. Sorot matanya tak terlihat takut, justru terlihat akrab dan nyaman dengan para penyanderanya.
Adegan Maya tersebut seakan bukan seperti peristiwa pembebasan tawanan perang, tapi seperti adegan perpisahan antar anggota keluarga yang saling mengasihi, sehingga banyak nitizen yang ikut-ikutan baper melihat video tersebut.
Sekali lagi kita melihat akhlaq mulia seorang muslim, yang diwakili oleh para tentara H4ms. Memang H4ms dikenal sebagai organisasi yang taat menerapkan hukum Islam bagi anggotanya. Tentaranya juga dilatih untuk berperang dengan adab Islam, yang melarang membunuh wanita dan anak-anak serta memperlakukan tawanan perang dengan baik.
Sangat kontras jika dibandingkan dengan tentara Sirewel yang semakin terbuka kedoknya sebagai tentara biadab karena terus menerus membunuh anak-anak dan wanita Palestina, serta membom rumah sakit, mesjid dan gereja tanpa belas kasih serta memperlakukan tawanan perang dengan semena-mena.
Dunia kini makin terbuka matanya, betapa kontrasnya perilaku tentara H4ms dengan Sirewel, walau dituduh teroris oleh Amerika dan antek-anteknya, justru tentara H4ms memperlihatkan perilaku humanis dalam berperang. Sedangkan tentara Sirewel justru tampak kekejamannya karena melanggar hukum perang internasional.
Jadi kalau begitu siapa sebenarnya yang t3rori5?
Sapaan hangat tentara H4ms "Bye Mayaa..." yang dibalas dengan senyum serta lambaian tangan Maya seakan menjadi simbol persaudaraan abadi dan universal antar anak manusia, walau berbeda bangsa dan agama.
Begitulah misi Islam diturunkan ke dunia ini, yakni untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil 'alamiin).
"Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad dan umatnya), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam" (Qs. 21 ayat 107).

ADAB MURID MEWAKILI GURUNYA

 

By. Satria hadi lubis
Seorang murid (mutarobbi) harus paham betul bahwa tindak tanduknya dipandang oleh orang lain sebagai hasil dari didikan gurunya (murobbinya). Bahkan terkadang ada yang memandangnya sebagai tamtsil (tindak tanduk murid menyerupai gurunya).
Makanya banyak guru yang namanya semakin harum karena seorang murid, dan tidak sedikit seorang murid yang merusak nama baik seorang guru dari perilaku dan perbuatannya.
Jika muslim di depan non muslim, mewakili atau memvisualisasikan keislamannya, maka murid di depan orang lain mewakili atau menggambarkan manhaj gurunya (ajaran gurunya).
Jadi bayangkan jika ada murid yang kurang adab kepada orang lain (termasuk kepada gurunya), maka yang jelek juga nama gurunya.
Itulah sebab para ulama terdahulu meyakini bahwa ilmu tanpa adab jadi hilang ilmunya tanpa bekas (atsar) dan tidak bermanfaat. Bahkan bukan lagi tidak bermanfaat, namun bisa jadi mudharat, karena menimbulkan kesombongan maghrur, dan lain sebagainya. Maghrur itu tertipu, menganggap dirinya paling benar dan mulia.
Imam Malik RA pernah berkata; “Belajarlah adab (etika, tata krama) sebelum belajar sebuah ilmu.”
Imam Ibnu Mubarok berkata; “Kami belajar adab (etika) selama 30 tahun, dan baru belajar ilmu lainnya selama 20 tahun.”
Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Mereka tidak menyuruh (mengirimkan) anak-anak mereka untuk menuntut ilmu, hingga mereka mempelajari adab dan beribadah selama 20 tahun.”
Kemuliaan guru seperti orang tua kita. Namun, rahasia dunia ada pada kedua orangtua, sedang rahasia akhirat ada pada tangan guru (murobbi) kita.
“Law laa murobbi ma aroftu robbi” (Jika bukan karena murobbiku, maka aku tidak akan mengenal Tuhanku).

BUKAN KEKAYAAN YANG KITA KEJAR

 

By. Satria hadi lubis
SALAH besar jika ada yang berpendapat Islam menganjurkan muslim untuk kaya atau miskin!
Islam malah meminta manusia fokus pada usaha mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Kaya atau miskin adalah pemberian Allah. Itu benar-benar rahasia Allah. Dikasih kaya alhamdulillah, dikasih miskin juga alhamdulillah. Yang penting bahagia (di dunia) dan selamat (di akhirat).
Usaha kita hanya fokus pada berbuat baik dan bahagia, sehingga selamat di akhirat.
Tak ada satu pun dalil atau bukti empirik bahwa orang kaya lebih bahagia daripada orang miskin. Jika pun ada, itu hanya pencitraan yang dibangun media massa pemuja materi.
Coba lihat orang yang paling bahagia di muka bumi, yakni para nabi. Sebagian besar nabi justru ditakdirkan Allah hidup miskin. Namun mereka bahagia.
Para nabi lebih sibuk mencari ridho Allah, sehingga mereka bahagia. Uang dan harta tak mampu menghalangi kebahagiaan mereka.
Mengapa kita tidak mencontoh kehidupan para Nabi, terutama Nabi kita Muhammad saw dengan fokus mencari kebahagiaan?
Doa-doa yang diajarkan Nabi Muhamad saw juga sebagian besar adalah doa untuk bahagia dan selamat, bukan untuk kaya (atau miskin).
Jangan terpengaruh dengan ideologi kapitalisme, materialisme atau apapun namanya, yang memuja kekayaan dan kemewahan, serta menganggap kekayaan sebagai satu-satunya cara bahagia.
Ini ajaran sesat yang menjauhi kita dari tujuan hidup sebenarnya, yakni mencari ridho Allah dan bahagia.
Umat Islam dahulu jaya karena sibuk mencari ridho Allah, sehingga mereka bahagia.
Mereka tak pernah berdalih : "Kita perlu kaya agar bisa naik haji, agar bisa bantu orang lain, agar bisa menguasai ekonomi, atau dalih semisalnya. Namun hebatnya justru mereka diberi Allah SWT kelimpahan dan keberkahan harta serta kekuasaan.
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (Qs. Muhammad ayat 7).
Dan sekarang banyak muslim justru hidupnya susah karena mindsetnya sibuk mengejar kekayaan, bahkan dengan cara tidak halal. Mindsetnya bukan untuk mencari ridho Allah.
"Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan" (Qs. al-Fajr ayat 89:20).
Oleh karena itu, jangan rusak tujuan hidupmu untuk bahagia dan selamat dengan usaha yang salah (yakni sibuk untuk kaya). Sibuklah mencari ridho Allah sehingga engkau bahagia dan selamat. Kaya atau miskin itu kehendak Allah.
Lagipula secara logika, orang yang mencari ridho Allah akan memiliki karakter orang yang baik, dan orang baik pasti didahulukan untuk mendapatkan berbagai peluang kesuksesan dalam pekerjaan, pergaulan dan bisnis.
Yakinlah...mengejar kekayaan seperti mengejar fatamorgana yang akan berujung pada kehampaan.

MALAM YANG MENANGIS

 MALAM YANG MENANGIS

Aku disini sendiri
Terkulai lemah dalam sepi
Atas tekanan dan tikaman
Cacat-cacat kehidupan
Aku mengiringi malam yang menangisi dosa-dosa
Walau bagi aku yang lain itu merayakan dosa
Tak ada cahaya
Kecuali di segelintir rumah
Mereka yang takut dalam bahagianya
Penuh harap dibasuh hatinya
Oleh-Mu ya Robb...
Aku terkapar pasrah
Bersama malam yang menangis
Dalam butanya hati
Dan kerinduan akan oase
Robb....beri cahaya
Untuk aku dan aku-aku yang lain
Agar bumi ini tata dalam tentram
Agar hati-hati ini pasrah dalam cinta bahagia
Jika tidak...ya Robb
Malam akan terus menangis
By. Satria hadi lubis

KETENANGAN YANG MENDAHSYATKAN

 

By. Satria hadi lubis
Di sebuah restoran, ada sebuah poster bertuliskan :
"JADILAH SEPERTI BEBEK. TERLIHAT TENANG PADAHAL MENGAYUH SEKUAT TENAGA."
Maknanya dalam banget, antara lain :
1. Orang yang tenang belum tentu tidak sedang berpikir. Justru ia sebenarnya sedang berpikir keras untuk sukses.
2. Jangan grasa grusu dalam bertindak, lebih baik pecahkan masalah dengan tenang dan sistematik seperti bebek yang mengayuh kakinya dengan kecepatan yang terukur.
3. Jika jadi pemimpin jangan suka membuat sensasi atau ketegangan walau organisasi sedang banyak masalah. Sebab hanya akan membuat anak buah demotivasi. Tenangkan diri dan tenangkan anak buah.
4. Jangan menjadi orang yang suka panik, betapa besarnya pun musibah yang sedang terjadi. Sebab kepanikan tidak menyelesaikan masalah, malah membuat masalah baru.
5. Orang-orang bijak biasanya orang-orang yang tenang, tetapi di dalam dirinya ada ribuan ilmu, yang didapatkannya melalui pembelajaran dan pengalaman yang luar biasa.
6. Orang yang tenang itu kelihatan lebih anggun dan bahagia, serta menentramkan orang-orang di sekitarnya. Walau sebenarnya ia juga punya masalah. Namun masalah itu sedang diselesaikannya dengan cara yang efektif.
7. Tenang itu ternyata menghanyutkan. Orang yang tenang tampak dewasa dan nyaman untuk didekati. Membuat hati orang lain klepek-klepek. Idaman untuk menjadi calon suami/istri atau calon mantu...
Yang lebih penting adalah ketenangan permanen HANYA didapatkan melalui aktivitas zikir (mengingat Allah) dalam pengertian yang luas. Zikir dengan hati, pikiran, lisan dan perbuatan.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, HANYA dengan mengingat Allah hati menjadi tenang" (al Qur'an, Surat Ar-Ra'd, Ayat 28).
Dengan zikir, kita yakin ada Allah yang akan membantu dan memberikan solusi terbaik. Dengan Allah, semua menjadi indah pada akhirnya.
Selain itu, HANYA orang tenang yang dipanggil Allah untuk masuk surga-Nya.
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku" (al Qur'an, Surat Al-Fajr, Ayat 27-30).
Sebab dengan ketenangan, mereka bersusah payah, mengayuh sekuat tenaga untuk mengumpulkan pahala amal sholih.
Sungguh ini merupakan ketenangan yang mendahsyatkan.