By. Satria hadi lubis
Mengumbar aib ustadz atau menyebarkan kekurangan akhlaq seorang ustadz jauh lebih berbahaya daripada mengumbar aib saudara kita yang bukan ustadz. Mengumbar aib sesama muslim yang bukan ustadz saja tidak boleh, apalagi mengumbar aib seorang ustadz.
Hal ini menyebabkan hilangnya satu rantai pengajar agama. Padahal umat sangat butuh bimbingan ustadz (walau sebagian umat tidak menyadarinya). Dan mencetak ustadz itu jauh lebih susah dibanding mencetak ribuan "profesi duniawi" lainnya.
Apalagi di zaman sekarang dimana jumlah ustadz (termasuk di dalamnya murobbi, guru ngaji al Qur'an) makin sedikit akibat dianggap kurang "bergengsi" dan kerusakan umat makin menjadi akibat masifnya penyebaran ideologi sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, dan lain-lain.
Karena itu, hati-hatilah bersikap. Jangan mudah mengumbar aib seorang ustadz, karena tidak ada ustadz yang sempurna. Diamlah. Sebab kalau dicari-cari pasti akan ketemu aib seorang ustadz. Dan jika itu disebarkan maka bukan hanya ustadz itu saja yang rugi tapi juga umat Islam secara keseluruhan karena hilangnya satu orang "pewaris" nabi.
Kecuali jika kerusakan ustadz itu sudah terlalu jauh (misalnya, aqidahnya sudah menyimpang dari aqidah ahlus sunnah wal jamaah atau hobi maksiat). Namun jika kesalahannya masih manusiawi dan ia cepat bertaubat serta mengakui kesalahannya maka maafkanlah ustadz tersebut.
Jangan terpengaruh dengan ajaran yang mudah mentahzir atau memboikot ustadz-ustadz tertentu hanya karena ustadz tersebut bukan dari kelompoknya. Pahamilah... jumlah umat yang harus didakwahi jauh lebih banyak dibanding jumlah ustadz dari satu kelompok saja.
Jangan terperangkap juga dengan ghozwul fikri (perang pemikiran) yang mencoba menjauhkan umat dari ustad, ulama, habaib dan kyai. Sebab untuk menjauhkan umat dari agama hanya dua jalannya, jauhkan mereka dari ustadz dan jauhkan mereka dari Al Qur'an. Makanya sekarang ini ada orang-orang tertentu yang gencar nyinyir dengan ustadz. Disamping banyak juga langkah-langkah yang dibuat untuk menjauhkan umat Islam dari Al Qur'an.
Maka renungkanlah ayat ini dengan seksama :
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya (maksudnya : bersabar bersama para ustadz/da'i); dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Qs. Al Kahfi ayat 28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar