By. Satria hadi lubis
Di sebuah restoran, ada sebuah poster bertuliskan :
Maknanya dalam banget, antara lain :
1. Orang yang tenang belum tentu tidak sedang berpikir. Justru ia sebenarnya sedang berpikir keras untuk sukses.
2. Jangan grasa grusu dalam bertindak, lebih baik pecahkan masalah dengan tenang dan sistematik seperti bebek yang mengayuh kakinya dengan kecepatan yang terukur.
3. Jika jadi pemimpin jangan suka membuat sensasi atau ketegangan walau organisasi sedang banyak masalah. Sebab hanya akan membuat anak buah demotivasi. Tenangkan diri dan tenangkan anak buah.
4. Jangan menjadi orang yang suka panik, betapa besarnya pun musibah yang sedang terjadi. Sebab kepanikan tidak menyelesaikan masalah, malah membuat masalah baru.
5. Orang-orang bijak biasanya orang-orang yang tenang, tetapi di dalam dirinya ada ribuan ilmu, yang didapatkannya melalui pembelajaran dan pengalaman yang luar biasa.
6. Orang yang tenang itu kelihatan lebih anggun dan bahagia, serta menentramkan orang-orang di sekitarnya. Walau sebenarnya ia juga punya masalah. Namun masalah itu sedang diselesaikannya dengan cara yang efektif.
7. Tenang itu ternyata menghanyutkan. Orang yang tenang tampak dewasa dan nyaman untuk didekati. Membuat hati orang lain klepek-klepek. Idaman untuk menjadi calon suami/istri atau calon mantu...
Yang lebih penting adalah ketenangan permanen HANYA didapatkan melalui aktivitas zikir (mengingat Allah) dalam pengertian yang luas. Zikir dengan hati, pikiran, lisan dan perbuatan.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, HANYA dengan mengingat Allah hati menjadi tenang" (al Qur'an, Surat Ar-Ra'd, Ayat 28).
Dengan zikir, kita yakin ada Allah yang akan membantu dan memberikan solusi terbaik. Dengan Allah, semua menjadi indah pada akhirnya.
Selain itu, HANYA orang tenang yang dipanggil Allah untuk masuk surga-Nya.
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku" (al Qur'an, Surat Al-Fajr, Ayat 27-30).
Sebab dengan ketenangan, mereka bersusah payah, mengayuh sekuat tenaga untuk mengumpulkan pahala amal sholih.
Sungguh ini merupakan ketenangan yang mendahsyatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar