Senin, 01 Januari 2024

PINJAM DULU SERATUS

 

By. Satria hadi lubis
"Pinjam dulu seratus," adalah ungkapan yang sedang viral saat ini. Sampai-sampai seorang artis kondang mancanegara ikut-ikutan mengucapkan ungkapan ini dalam konsernya.
"Pinjam dulu seratus," sebuah kalimat lucu-lucuan tentang harapan mendapatkan cuan (uang) dari orang lain.
"Pinjam dulu seratus," sebuah kalimat bahwa "tangan di bawah lebih baik daripada tangan di atas". Kalimat meminta daripada memberi. Mungkin juga kalimat keputusasan karena terpepet kebutuhan.
"Pinjam dulu seratus," sebuah
kata-kata yang diviralkan banyak orang tapi si penyebar sendiri tak tahu asal usul dan apa maknanya.
Demikianlah, "Pinjam dulu seratus," adalah simbol budaya pop tentang kata atau sesuatu tanpa makna, yang mudah timbul tenggelam dalam arus viral, lalu muncul lagi simbol lain yang juga tanpa makna.
Begitulah hidup bagi sebagian anak manusia. Berjalan dalam absurditas tanpa makna. Lalu terjebak pada putaran yang anomali tanpa arti.
Padahal hidup ini sebenarnya sederhana. Hanya jalan mengabdi kepada Tuhan, lalu berakhir di dalam surga atau neraka.
Tapi begitulah...
Banyak yang melupakan.
Memang manusia sering berkutat dalam simbol dan perjuangan tanpa makna, yang hanya berujung pada materi dan pemuasan hawa nafsu. Dangkal tak berarti.
Ya Allah...
Lindungilah kami dari melupakan makna hidup yang hakiki.
Jadikan waktu-waktu kami habis berbuat untuk yang esensi menuju pulang .
Bukan berkutat pada asesoris dan gimmick kehidupan yang melupakan kami kemana dan buat apa kami hidup.
"Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat" (Qs. 45 ayat 34-35).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar