Senin, 01 Januari 2024

BUKAN KEKAYAAN YANG KITA KEJAR

 

By. Satria hadi lubis
SALAH besar jika ada yang berpendapat Islam menganjurkan muslim untuk kaya atau miskin!
Islam malah meminta manusia fokus pada usaha mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Kaya atau miskin adalah pemberian Allah. Itu benar-benar rahasia Allah. Dikasih kaya alhamdulillah, dikasih miskin juga alhamdulillah. Yang penting bahagia (di dunia) dan selamat (di akhirat).
Usaha kita hanya fokus pada berbuat baik dan bahagia, sehingga selamat di akhirat.
Tak ada satu pun dalil atau bukti empirik bahwa orang kaya lebih bahagia daripada orang miskin. Jika pun ada, itu hanya pencitraan yang dibangun media massa pemuja materi.
Coba lihat orang yang paling bahagia di muka bumi, yakni para nabi. Sebagian besar nabi justru ditakdirkan Allah hidup miskin. Namun mereka bahagia.
Para nabi lebih sibuk mencari ridho Allah, sehingga mereka bahagia. Uang dan harta tak mampu menghalangi kebahagiaan mereka.
Mengapa kita tidak mencontoh kehidupan para Nabi, terutama Nabi kita Muhammad saw dengan fokus mencari kebahagiaan?
Doa-doa yang diajarkan Nabi Muhamad saw juga sebagian besar adalah doa untuk bahagia dan selamat, bukan untuk kaya (atau miskin).
Jangan terpengaruh dengan ideologi kapitalisme, materialisme atau apapun namanya, yang memuja kekayaan dan kemewahan, serta menganggap kekayaan sebagai satu-satunya cara bahagia.
Ini ajaran sesat yang menjauhi kita dari tujuan hidup sebenarnya, yakni mencari ridho Allah dan bahagia.
Umat Islam dahulu jaya karena sibuk mencari ridho Allah, sehingga mereka bahagia.
Mereka tak pernah berdalih : "Kita perlu kaya agar bisa naik haji, agar bisa bantu orang lain, agar bisa menguasai ekonomi, atau dalih semisalnya. Namun hebatnya justru mereka diberi Allah SWT kelimpahan dan keberkahan harta serta kekuasaan.
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (Qs. Muhammad ayat 7).
Dan sekarang banyak muslim justru hidupnya susah karena mindsetnya sibuk mengejar kekayaan, bahkan dengan cara tidak halal. Mindsetnya bukan untuk mencari ridho Allah.
"Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan" (Qs. al-Fajr ayat 89:20).
Oleh karena itu, jangan rusak tujuan hidupmu untuk bahagia dan selamat dengan usaha yang salah (yakni sibuk untuk kaya). Sibuklah mencari ridho Allah sehingga engkau bahagia dan selamat. Kaya atau miskin itu kehendak Allah.
Lagipula secara logika, orang yang mencari ridho Allah akan memiliki karakter orang yang baik, dan orang baik pasti didahulukan untuk mendapatkan berbagai peluang kesuksesan dalam pekerjaan, pergaulan dan bisnis.
Yakinlah...mengejar kekayaan seperti mengejar fatamorgana yang akan berujung pada kehampaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar