Senin, 01 Januari 2024

SALAH KAPRAH TENTANG KEBAHAGIAAN


By. Satria hadi lubis
BANYAK orang salah kaprah tentang makna bahagia. Dikira bahagia itu senang, padahal tidak selalu bahagia itu berarti kesenangan.
Bahagia (sejati) HANYA diletakkan Allah pada orang-orang yang mencintai-Nya, yang memperjuangkan ajaran-Nya dan rela menanggung segala resikonya (istiqomah), seperti yang dilakukan oleh para nabi, ulama, orang-orang sholih dan para pahlawan kebenaran.
Hidup mereka tak selalu senang. Kadang berbentuk "penderitaan" seperti dipenjara, disiksa, dijauhkan, bahkan dibunuh. Atau berupa kemiskinan, kemalangan, ditimpa berbagai penyakit dan berbagai masalah. Namun mereka bahagia karena mencintai Allah.
Mereka dikagumi di langit dan di bumi serta menjadi mercusuar keteladanan dan keberhasilan hidup sepanjang masa, walau orang-orang kafir dan munafiq mungkin membencinya.
Jadi jangan menaiki tangga pada dinding yang salah dengan meniru kehidupan sebagian artis, selegram, youtuber, orang-orang kaya, para pejabat dan para penikmat hobi tertentu yang hidupnya terlihat sukses. Nanti engkau akan menyesal. Sepertinya mereka bahagia padahal hanya mendapatkan kesenangan semu, yang nanti akan berujung pada penderitaan, kecuali jika mereka cinta kepada Allah dan istiqomah memperjuangkan kebenaran.
Seorang ulama, Ibrahim bin Adham, berkata, “Seandainya para raja mengetahui bagaimana kebahagiaan yang kami rasakan tentu mereka akan berusaha merebutnya, walau dengan menggunakan pedang-pedang mereka.”
Ada ulama salaf yang lain mengatakan, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga seperti yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: "Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga (yakni dengan hidup istiqomah). Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga di akhirat kelak."
Jadi syarat masuk surga di akhirat kelak adalah lebih dulu merasakan surga (bahagia) di dunia dengan hidup mencintai Allah dan membela ajaran-Nya dengan istiqomah.
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap istiqomah (teguh pendirian), maka akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu” (Qs. 41 ayat 30).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar