SELAMA INI, saya dan istri sepakat untuk tidak memberitahukan kondisi istri (Ustadzah Kingkin Anida) yang sedang di penjara kepada kedua orang tua kami. Sikap ini dilakukan agar orang tua kami tidak stres, sehingga mengganggu kesehatan mereka di masa tuanya. Dan sikap ini didukung penuh oleh keluarga besar kami masing-masing.
Sampai bapak Ustadzah Kingkin Anida meninggal tanggal 1 Januari 2021 lalu, kami juga belum memberitahukan bahwa anaknya sedang dipenjara karena menjadi korban hoax UU Cipta Kerja. Alhamdulillah ....istri sempat diizinkan keluar dari penjara waktu itu. Walau agak terlambat karena ayahnya sudah dikuburkan.
Di hari itulah, istri saya untuk pertama kalinya bertemu dengan ibunya setelah hampir tiga bulan tidak bertemu. Namun anehnya, ibu tidak menanyakan mengapa istri saya datang terlambat dan mengapa baru sekarang menjenguk orang tuanya. Sebab biasanya minimal sebulan sekali istri saya menjenguk orang tuanya.
Saya sendiri heran juga.... koq tidak ada nada protes dari ibu terhadap istri saya. Sebab biasanya orang tua akan bertanya jika anaknya yang biasa menjenguk tidak datang-datang. Bapak yang biasanya menelpon istri (waktu beliau masih hidup) juga tidak pernah menelpon selama istri di penjara. Keheranan itu terus menggantung dalam diri saya sampai hari kemaren.
Peristiwanya, kemaren adik istri menjenguk ibunya bersama suami dan anak-anaknya, sekaligus ziarah ke makam bapak. Disitu ibu baru cerita bahwa ia sebenarnya sudah tahu bahwa anaknya sedang di penjara. Ada tetangga yang bilang kata ibu. Ternyata respon ibu luar biasa, katanya: "Ibu ngga sedih anak ibu ditahan, karena dia bukan maling, bukan penjahat, bukan koruputor. Tapi ia sedang membela agamanya. Ibu dan bapak malah bangga."
Terkuak sudah "misteri" mengapa ibu dan bapak tak pernah bertanya kepada saya, juga kepada istri ketika datang melayat bapak. Ternyata ibu dan bapak sudah tahu dan mengerti mengapa kami tidak memberitahukan kepada mereka.
Saya menyimpulkan bahwa bapak meninggal dalam keadaan bangga kepada anaknya yang sedang dipenjara karena membela agamanya. Bapak memang paling dekat kepada istri saya, anak pertamanya. Selama hidupnya beliau sering membanggakan Ustadzah Kingkin di depan keluarga besar kami. Bangga karena anaknya tak pernah diam melihat kezaliman dan selalu membela nasib rakyat kecil. Bangga karena anaknya terus berdakwah membela agama Allah.
Sampai tulisan ini dibuat, saya belum memberitahukan kepada istri bahwa ibu dan bapak sebenarnya sudah tahu dan mereka bangga dengan anaknya yang dipenjara karena membela agamanya.
Semoga nanti setelah saya beritahu, istri saya semakin kuat dan senang di dalam sana. Di dalam penjara yang semestinya hanya untuk orang-orang jahat. Di dalam penjara yang berdesak-desakan, tidur beralaskan triplek dan sajadah. Tanpa alat pendingin, entah sampai kapan. Wallahu'alam.
Semoga engkau terus kuat dan tabah di dalam sana wahai istriku....seperti yang telah engkau tunjukan selama ini. Love u forever....Allahu ma'ana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar