Jumat, 04 Maret 2022

CITA-CITA JIHAD

By. Satria Hadi Lubis

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda :


مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِالْغَزْوِ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ.


“Barangsiapa yang meninggal dunia dan belum berperang atau belum berniat untuk berperang, (maka) ia meninggal dalam cabang kemunafikan.


Hadits tersebut diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah dan dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya no. 2502. Dan hadits tersebut dishahihkn oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6548. 


Kandungan Hadits :

-Seorang muslim hrs berperang di jalan Allah minimal sekali seumur hidupnya, sehingga hilang dlm dirinya sifat takut dan pengecut thd musuh-musuh Allah.

-Jika kesempatan berperang belum tiba, seorang muslim hrs bercita2 untuk berperang di jalan Allah. Cara yg paling minimal adalah selalu berdoa tuk diberi kesempatan berperang jalan Allah. Selain itu, selalu menyiapkan jiwa dan raga kalau sewaktu2 datang panggilan jihad. Siapkan fisik dgn rajin olahraga dan minimal punya satu keterampilan bela diri.

-Hadits ini juga menjelaskan kpd kita bhw Islam tidak hanya berdiri di atas kelembutan, tapi juga keberanian dan kekuatan. Jangan terpengaruh dgn pendapat sebagian orang yg melulu memandang Islam dari sisi kasih sayang tapi melupakan kekuatannya jika diganggu. 

-Hadits ini juga menumbuhkan kepedulian kpd saudara2 kita yg sedang berperang di jalan Allah. Membangkitkan rasa "iri" kpd mereka krn mereka telah membuktikan bkn termasuk golongan orang munafiq.

-Hadits ini juga menjadi peringatan bagi mereka yg cinta dunia dan harta benda bhw mereka tdk akan pernah punya cita-cita berperang di jalan Allah. Sebab kecintaan kpd harta membuat ketakutan kpd jihad.

-Bagi mereka yg sudah bersungguh2 ingin berperang di jalan Allah tapi ternyata tdk juga memperoleh panggilan jihad (sebab jihad hrs dgn perintah imam) maka nilai kematian mereka di tempat tidur sama dgn nilai jihad di jalan Allah sebagaimana hadits : Daripada Abu Tsabit, ada yang mengatakan, Abu Said, dan ada pula yang mengatakan : Abu al-Walid, Sahal ibn Hunaif, iaitu seorang sahabat yang pernah menyertai Perang Badar (r.a), bahawa Nabi s.a.w bersabda: “Sesiapa memohon kepada Allah Ta’ala kematian secara syahid dengan benar dan jujur, maka dia disampaikannya kepada kedudukan para syuhada’, meskipun dia meninggal dunia di atas katil tidurnya.” (HR. Muslim).

-Sifat munafiq disini maksudnya adalah munafiq asghar (kecil). Namun Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: “Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati, demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.” (Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam). Dan orang yg munafiq tulen ancamannya adalah tinggal di neraka paling bawah (QS. 4 : 145).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar