Minggu, 13 Maret 2022

MITOS SEKOLAM HAMIL



By. Satria hadi lubis


Akhir-akhir ini ramai diberitakan pernyataan seorang anggota KPAI yang kontroversial dan ngaco, bahwa perempuan bisa hamil jika sekolam dengan laki-laki.


Memang parah pernyataannya. Semestinya sekelas pejabat publik semacam itu tak lagi mengeluarkan pernyataan yang merupakan mitos, tanpa disertai data atau  referensi ilmiah yang shohih.  


Apalagi jika itu dilakukan oleh seorang pembina perlindungan anak sekaligus pendidik anak, seperti KPAI atau guru, orang tua dan para pendidik lainnya.


Mitos (sesuatu yang dianggap benar padahal salah) memang perlu diberantas dalam dunia pendidikan. 


Sebab berdampak pada cara mendidik yang salah dan membuat anak berkembang dalam kedunguan.


Beberapa contoh mitos pendidikan anak yang ada di sebagian masyakarat adalah :


-Bisa membaca pada usia dini adalah tanda-tanda anak genius.

-Mendengar Mozart atau musik klasik yang lain selama usia awal bisa meningkatkan kecerdasan.

-Kecerdasan intelegensi (IQ) sudah tetap dan tak mungkin berubah.

-Bermain edu-toy dan menonton edu-video bisa membuat anak-anak lebih cerdas.

-Suplemen bisa melejitkan kecerdasan anak.

-dll


Ada juga mitos yang terkait takhayul, seperti :

- Anak akan sial jika makan di depan pintu.

-Mempercayai horoscope  sebagai cara membaca kepribadian diri dan orang lain.

-Tidak boleh potong kuku malam.

-Jangan foto bertiga.

-Jangan menyapu pada malam hari.

-Jika ada kupu-kupu akan kedatangan tamu.

-Mimpi gigi tercabut akan ada orang dekat yang meninggal.

-Dll.


Disinilah pentingnya belajar dan terus belajar. Menuntut ilmu sepanjang hidup. Tidak malas membaca dan berpikir kritis, sehingga tidak mudah dibodohi dan membodohi.


"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar