Jumat, 04 Maret 2022

ENGKAU SELINGKUH

 


By. Satria hadi lubis


"Engkau selingkuh! Sudah pasti engkau selingkuh!" kata sang istri gusar dan menahan tangis. Sang suami diam saja. Sudah berulangkali ia dituduh selingkuh dan sudah berungkali dijelaskan bahwa ia tidak selingkuh. Tapi istrinya tidak percaya dan tetap menuduhnya berselingkuh.


Ini berawal dari kejadian sepuluh tahun yang lalu. Sang suami chatting dengan bercanda dan terselip kata-kata mesra kepada   teman SMA-nya. Istrinya ternyata tahu. Semenjak itu istrinya sering menuduhnya berselingkuh. Ia tak lagi percaya dengan kesetiaan suaminya. Walau suaminya sudah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.


Sikap sang istri menjadi berubah. Lebih dingin dan ketus. Ia merasa cintanya telah dikhianati suaminya. Ia juga kerap curiga jika suaminya pulang lebih malam dari biasanya. "Dari mana saja kamu?" Tanyanya dengan nada curiga dan menyelidik. 


Setiap ada kesempatan ia akan memeriksa hp suaminya, sehingga suaminya merasa tidak nyaman dan akhirnya memasang password di hapenya. Kecurigaan sang istri makin bertambah.


Sampai puncaknya, sang istri menggugat cerai karena  ia mendapat pesan di hapenya, pengaduan dari seorang suami yg istrinya dicurigai berselingkuh dgn suami sang istri. 


"Sudah jelas engkau berselingkuh! Ini ada pengaduan dari seorang suami yang istrinya engkau selingkuhi!" Kata istrinya dengan marah. "Aku tidak selingkuh dengan dia," jawab suaminya sabar. "Mungkin itu seorang suami yang marah karena aku menyarankan pada istri tsb untuk bercerai saja karena suaminya sering memukul dia" lanjut suaminya. Namun kekecewaan dan kemarahan sang istri sudah sampai batasnya. Ia tak lagi mendengarkan penjelasan  suaminya karena baginya kecurigaannya sejak lama sudah terbukti bahwa suaminya memang suka berselingkuh.


Perceraian pun terjadi. Tiga orang anak mereka yang masih kecil-kecil ikut sang  istri. Dua tahun setelah bercerai, sang istri menikah lagi. Sang istri hidup bahagia dengan suami barunya dan dikarunia satu anak lagi yang lucu dan pintar.


Lalu bagaimana kabar suaminya? Ia tidak bisa lagi menghubungi ketiga anaknya karena hapenya diblokir. Mereka hidup terpisah satu sama lain tanpa kabar. Waktu berlalu.


Suatu ketika, sang istri yang sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya dan sekarang sudah mempunyai cucu mendapat kabar dari seorang pengacara bahwa mantan suaminya telah meninggal. 


Ia kaget karena sudah lama memang tidak pernah mendengar kabar tentang mantan suaminya tersebut. Kenangan lamanya muncul. Apakah mantan suaminya sudah menikah lagi? Sudah punya anak berapa sekarang dan apakah sudah memiliki cucu seperti dirinya? 


Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia datang ke rumah duka suaminya. Dan mendapat fakta disana bahwa mantan suaminya masih hidup sendiri di rumahnya yang megah.


Pengacara suaminya memberikan setumpuk surat serta surat wasiat yg dilampiri berbagai dokumen pengalihan harta warisan kepada sang istri.


Surat-surat tersebut ternyata berisi curahan hati sang suami dan kerinduan dia terhadap mantan istri dan anak-anaknya. Termasuk alasannya kenapa tidak menikah lagi. Ia tak tertarik mendekati wanita lain. Cintanya memang hanya untuk mantan istrinya. Ia menyibukkan diri dengan bekerja dan memperbanyak ibadah hari demi hari. Kadang ia menangis  menyesali nasibnya. Sudah berusaha menjadi suami dan ayah yang baik bagi istri dan anak-anaknya, tapi ternyata sang istri termakan api cemburu dan suka berburuk sangka bahwa ia selingkuh


Sang istri menangis merasakan kerinduan mantan suaminya yang dipendamnya dalam waktu yang lama. Ia menyesal mengapa dulu mudah sekali menuduh suaminya berselingkuh. 


Berburuk sangka ternyata jahat dan memakan korban puluhan tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar