Islam adalah agama yg mengajarkan cinta kasih, tapi juga Islam mengajarkan kebencian.
Coba perhatikan hadits berikut :
Imam al-Bukhari dan Muslim meri-wayatkan bahwa Nabi saw bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فيه وَجَدَ حَلَاوَة الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ الله ورسوله أَحَبَّ إليه مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَمَنْ كَانَ يُحِبُّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّه إِلَّا لله ، وَمَنْ كَانَ يَكْرَه أَنْ يَرْجِعَ في الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَه الله منه ، كَمَا يَكْرَه أَنْ يُلْقَى في النَّارِ
“Ada tiga perkara, barangsiapa ketiganya ada pada dirinya ia pasti mendapati manisnya iman: barangsiapa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya; barangsiapa mencintai seseorang, ia mencintainya hanya karena Allah; barangsiapa benci kembali kepada kekafiran setelah Allah mengentasnya darinya sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam api (neraka).”
Cinta sempurna yang sejati menuntut penyesuaian diri dengan yang dicintai dalam segala yang yang dicintai dan dibencinya, dalam siapa yang diloyali dan dimusuhi. Sudah maklum bahwa barangsiapa yang mencintai Allah ia harus membenci musuh-musuh-Nya dan mencintai apa yang dicintai-Nya.
Namun kebencian tsb tidak boleh mengalahkan sikap adil, karena adil lebih dekat kepada taqwa.
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS: Al-Maidah Ayat: 8).
Terkait dengan kewajiban mencintai dan membenci ini, manusia diklasifikasi menjadi tiga:
1. Mereka yang wajib dicintai total. Mereka adalah para rasul dan orang-orang yang beriman dengan iman yang murni. Termasuk juga as-Salafush Shalih dan ahlussunnah wal jamaah karena kemurnian akidah mereka dan kebenaran yang mereka pegangi. Juga karena mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
2. Mereka yang wajib dibenci total. Mereka adalah musuh-musuh Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang.”(Al-Mumtahanah: 1)
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (al-Mujadalah: 22)
3. Mereka yang di satu sisi wajib dicintai namun di sisi yang lain harus dibenci. Mereka adalah orang-orang beriman yang bermaksiat kepada Allah. Cinta dan benci ditujukan kepada mereka secara proporsional sebatas kebaikan dan kejahatan yang ada dalam diri mereka.
“Apabila ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai mereka kembali pada perintah Allah.” (Al-Hujurat: 9)
Jadi, Islam mengajarkan damai dan cinta. Islam juga mengajarkan perang dan benci. Islam mengajarkan kelembutan dan kekerasan. Seorang muslim harus mengambil keduanya. Tidak boleh mengambil yang lembut, tapi menolak yg keras. Atau sebaliknya. Itulah sebabnya ada surga dan neraka. Surga bukti cinta kasih Allah. Neraka bukti kekerasan dan kebencian Allah terhadap mereka yang melanggar aturan-Nya.
Ada banyak sekali ayat dan hadits yang secara jelas memerintahkan kita—sebagai seorang hamba Allah—untuk perang dan benci. Seorang hamba Allah sejati akan berusaha memenuhi dan mengejawantahkan perintah-Nya dengan sebaik-baiknya. Tidak berlebih-lebihan, tetapi juga tidak menyepelekan atau bahkan menentangnya. Ada ayat-ayat cinta, ada ayat-ayat benci. Semua datang dari Allah. Allah lebih tahu mengapa kita harus mencintai sesuatu dan membenci sesuatu. Jadi jangan hilangkan rasa cinta dan benci itu jika hal tsb proporsional dan sesuai dgn aturan Allah.
"Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi).
By. Satria hadi lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar